Di tahun 90-an, sempat populer film dan lagu berjudul Boys Don't Cry. Secara harafiah dapat diartikan sebagai haram hukumnya anak laki-laki menangis. Sering kali kita mendengar orang tua memarahi anak laki-lakinya yang menangis karena alasan anak laki-laki harus kuat dan tidak cengeng. Namun, apakah benar seperti itu?
Dilansir dari washingtonpost.com, di Amerika tingkat bunuh diri anak laki-laki dilaporkan mulai meningkat pada usia 16 tahun. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan emosi dan ketidakmampuan anak laki-laki untuk mengungkapkan perasaan yang dirasakannya. Anak laki-laki yang tidak mampu mengekspresikan rasa kecewa dan kemarahan mereka dengan lebih sehat, cenderung menyakiti dirinya sendiri.
Rasa takut anak laki-laki kita menjadi anak mama seringkali membuat para orang tua memarahi anak laki-laki yang menangis. Padahal, sebetulnya anak laki-laki pun perlu mengungkapkan perasaannya, lho. Berikut tips untuk melatih anak laki-laki mengungkapkan perasaannya:
1. Ajarkan anak untuk berbicara tentang perasaannya. Lakukan hal ini sejak dini dan biasakan di rumah.
2. Jadilah orang yang siap mendengarkan anak Anda tanpa mengajukan banyak pertanyaan atau menawarkan banyak saran. Anak-anak akan lebih suka membuka dirinya ketika orang tua tidak terkesan mengintimidasinya.
3. Memiliki waktu bagi keluarga untuk mengecek keadaan satu sama lain, misalnya saat makan malam. Kesempatan ini dapat digunakan untuk menceritakan perasaan si anak tentang apa yang dialaminya hari itu.
(vem/wnd)