Di Belanda, Ada Desa Buatan Untuk Manula Penderita Demensia

Fimela diperbarui 13 Feb 2014, 19:00 WIB

Demensia bukanlah penyakit maupun sindrom. Namun bila orang mengalami Demensia, maka ia harus mendapatkan penanganan dan perhatian khusus agar tak linglung dan emosional.

Salah satu gejala demensia adalah pikun. Namun saat seseorang menjadi pikun, tak berarti ia mengalami demensia. Mengapa seseorang sebaiknya mendapatkan perhatian khusus ketika mengalami demensia adalah karena biasanya hal ini menyebabkan seseorang tak bisa berpikir dengan baik.

Ia mengalami kesulitan mengatasi masalah dan sangat mungkin untuk menjadi emosional karenanya. Banyak orang tua yang mengalami demensia dianggap seperti manula biasa. Yvonne van Amerongen yang melihat hal ini kemudian membuat desa untuk penderita demensia bersama lima orang lainnya.

Dementiaville adalah desa buatan. Lengkap dengan rumah memasak, salon, kantor pos, sebagaimana sebuah kehidupan pada umumnya. Di sinilah Yvonne van Amerongen mencoba mewadahi penderita Demensia agar merasa lebih hidup.

Para penderita Demensia ini didampingi dokter dan asisten yang membuat semua kegiatan pasien nampak normal. Misalnya mengupas kentang bersama, belanja atau ke salon.

Ada juga kelas jahit yang akan membuat mereka lebih aktif dan punya kegiatan. Menurut Yvonne van Amerongen, hal ini lebih baik dibanding mereka duduk di koridor rumah sakit, menonton TV dan menunggu dipanggil untuk pemeriksaan. Dengan desa buatan semacam ini, mereka akan lebih menjaga fungsi ingatan dan berpikir mereka.

Yang unik adalah di sini juga disediakan makanan Indonesia. Yang konon katanya, makanan Indonesia bisa membuat para penderita demensia ini teringat akan makanan masa kecilnya.

Selain senang dengan suasana di sana, biasanya pasien juga sangat menyayangi asisten yang menjaga mereka. Tak hanya manula yang ada di sini, bahkan ada pasien yang masih berusia 30-an tahun. Ada juga seorang pekerja wanita yang sering mengatakan dirinya sudah menikah, punya 2 anak kecil.

Namun setelah ia pergi, Yvonne van Amerongen mengatakan bahwa anaknya sudah dewasa dan sebenarnya suaminya meninggal beberapa tahun lalu. "Sangat penting bagi kami untuk tidak mengoreksinya. Kenyataan palsu ini menjaganya tetap baik-baik saja," ujar Yvonne.

Desa buatan ini sudah 20 tahun mengundang kontroversi karena membiarkan pasien berada dalam kenyataan palsu. Namun di sisi lain, tempat ini memberikan lingkungan yang nyaman dan menenangkan bagi penderita Demensia dibanding di luar sana.

(vem/gil)