Kalau Anda amati, akhir-akhir ini berita tentang kekerasan dan aksi kriminal semakin lama semakin banyak. Padahal, jumlah penegak keadilan juga tidak terlalu sedikit, tetapi mengapa justru tidak kriminal semakin banyak ya?
Ada ayah yang tega menodai kesucian anaknya sendiri, ada anak yang tega menghabisi nyawa orang tuanya, ada pula yang tega menipu, menyakiti hati, dan hal-hal yang hanya dilakukan oleh manusia itu sungguh-sungguh mengiris hati.
Apakah masih ada sisi kemanusiaan di dalam diri manusia modern saat ini?
Pertanyaan tersebut akan selalu terngiang dan menjadi kekhawatiran tersendiri di benak masing-masing. Bagaimana nanti anak cucu kita menghadapi dunia yang semakin lama semakin mengerikan ini ya?
Semoga saja memang tidak ada hal buruk yang terjadi, karena sesungguhnya masih ada sisi lembut manusia di dalam masing-masing orang. Seperti yang diabadikan lewat foto-foto berikut ini, diambil dari shawconnect.com.
(vem/bee)Rela bertelanjang kaki
Foto ini mengisahkan seorang pria yang tinggal di Rio de Janeiro. Kala itu ia sedang berjalan dan bertemu dengan seorang gadis tuna wisma. Ia berhenti sejenak, berpikir, terharu dan merasa ada yang harus ia lakukan untuk gadis tersebut.
Apa yang dilakukan pria itu mungkin bukanlah hal yang besar, apalagi ia tak sedang membawa banyak uang. Ia melepas alas kakinya, menyerahkannya kepada si gadis untuk dipakainya berjalan kaki agar kakinya tetap terlindungi dari aspal panas, kerikil tajam, dan mungkin kotoran serta bakteri yang bisa saja membuatnya sakit serta terluka.
Sederhana. Tetapi, maukah Anda melakukan hal yang sama?
Indahnya berbagi
Foto ini menunjukkan dua kabel stop kontak yang diletakkan di luar pagar. Ditempel pula sebuah pesan berbunyi:
"We have power.
Please feel free to charge your phone!"
Foto ini diambil dari sebuah kawasan di pantai timur Amerika saat terjadi badai Sandy. Badai tersebut membawa kerugian yang cukup besar, membuat banyak orang kehilangan sanak keluarga, serta rumah dan tempat tinggal.
Listrik sempat mati di beberapa tempat, dan seseorang yang rumahnya masih selamat rela membagi sedikit listriknya untuk mereka mengisi baterai ponsel sehingga tetap bisa berkomunikasi di tengah bencana.
Untukmu, sahabatku
Di sebuah hari kelulusan, para pria rela mencukur habis rambutnya. Untuk apa mereka melakukannya?
Semua ini dilakukan demi salah seorang teman sekelasnya yang menderita kanker dan kehilangan semua rambutnya akibat perawatan kemoterapi yang dijalaninya. Untuk memberikan semangat dan membuat si teman sekelas itu tak merasa berbeda, mereka kemudian mencukur habis rambutnya.
Aksi mengharukan ini merupakan aksi solidaritas yang menyentuh hati, yang menunjukkan bahwa manusia masih punya rasa sayang terhadap sesama.
Pertolongan tak dikenal
Saat sedang lari pagi, dan menikmati pemandangan bersama anjing jenis Shih Tzu kesayangannya, mendadak seorang wanita panik. Anjing tersebut tak sengaja jatuh ke dalam air. Berteriak mencari pertolongan, seorang pria tak dikenal bergegas masuk ke dalam air. Melawan derasnya arus air dan angin, dan berhasil membawa anjing tersebut kembali ke daratan.
Si wanita tersebut kemudian memeluk pria tak dikenal itu dan mengucapkan terima kasih atas kebaikan hati dan keberanian dirinya.
Orang tua super!
Lumpuh sejak masih kecil, adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi seseorang dan sangat memukul. Tak ingin melihat anaknya sedih dan tenggelam dalam kekerdilan diri, kedua orang tua anak kecil ini membuatkan sebuah truk es krim yang dibangun dan disambungkan dengan kursi roda sang anak.
Tujuannya adalah agar sang anak tetap bisa merayakan Hallowen seperti teman-teman lainnya, dan punya kostum yang tak membuat dirinya malah malu serta kehilangan percaya diri.
Kado ultah untuk sang jenderal
Brazil terkenal dengan aktivitas demo yang kerap terjadi di kotanya. Membuat para petugas keamanan harus siap siaga menghadapi dan mencegah apa saja yang bisa terjadi.
Namun suatu hari, seorang jenderal militer berkata pada para demonstran, "tolong jangan ada pertikaian di hari ulang tahunku ini..."
Tak berapa lama, seorang demonstran membawa sebuah kue untuknya. Mengurungkan aksi demo dan malah mengucapkan selamat ulang tahun dan merayakan ulang tahun sang jenderal.
Damai itu indah ya...
Cinta abadi
Masih berkoar-koar soal cinta abadi, cinta sejati atau cinta romantis? Lihat dulu foto super keren ini.
Pernikahan yang indah adalah ketika ucapan janji sehidup semati itu tetap dipegang dan dilaksanakan oleh sepasang kekasih. Dan inilah momen di mana James Burke merayakan 64 tahun pernikahan bersama istrinya yang menderita Alzheimer.
Usia rentanya membuat ia tak dapat bergerak bebas, bahkan ia harus berbaring di ranjang rumah sakit ditemani istrinya. Tetapi cinta membuat mereka tetap bisa bergandengan tangan dan berbahagia di saat-saat terakhirnya.
Teruntuk sang putri
Apa yang telah Anda lakukan untuk membuat anak Anda bahagia dan bangga akan dirinya?
Yang dilakukan seorang polisi patroli ini sungguh unik. Saat ia sedang berpatroli seperti biasa di daerah taman, ia melihat seorang anak kecil mengenakan gaun putri lengkap dan berlenggak lenggok di taman. Ia merasa seperti seorang putri sesungguhnya. Itulah awal di mana setiap anak punya impian di dalam hidupnya.
Tak mengecilkan hati dan menghancurkan impian sang anak, polisi itu mengambil buku agenda di sakunya, menyodorkan sebuah bolpoin dan meminta si anak menandatangani bukunya itu.
Tentu saja si anak tersenyum dan bahagia. Ia membubuhkan tanda tangan ala anak-anak dan berkata pada orang tuanya bahwa ia memang seorang putri.
Cinta sepanjang masa
Seseorang bernama Ned Hardy memposting foto menyentuh ini di blognya. Ia menceritakan bahwa sepasang suami istri yang sudah berumur ini selalu berkeliling setiap sore bergandengan tangan. Usia membuat mereka harus memakai tongkat karena sulit untuk bergerak dan berjalan dengan baik.
Tetapi, tangan mereka selalu bergandengan ke mana-mana dan tak pernah lepas.
Seperti inilah potret cinta sejati.
Terima kasih pak polisi
Seorang turis mengabadikan momen sederhana dan menyentuh hati ini. Di mana seorang polisi menawarkan sepatu boot untuk dipakai seorang tunawisma. Ia tahu bahwa hari-hari terakhir ini sangat dingin, sehingga ia khawatir bahwa pria tunawisma itu akan kedinginan karena tak punya rumah.
Sebuah aksi yang rasanya tak terpikirkan sebelumnya, karena tak jarang polisi yang memilih mengusir pria tunawisma yang justru dilihatnya.