Bernasib Pedih, Wanita Ini Dibakar Hidup-Hidup Karena Tak Bisa Bayar Mas Kawin

Fimela diperbarui 03 Feb 2014, 12:10 WIB

India adalah negara yang kompleks dan padat penduduknya. Tahun demi tahun, populasi penduduknya semakin bertambah banyak dan pesat.

Adat istiadat India masih kental sekalipun sebagian besar wilayahnya sudah modern. Sebut saja salah satunya adat dan aturan soal pernikahan, di mana pihak wanitalah yang harus membayar mahar perkawinan kepada pihak pria.

Tradisi ini sudah dilakukan turun temurun dan hingga sekarang masih dipraktikkan sebagian orang. Tradisi ini meninggalkan kasus yang sebagian besar membuat hati miris karena teriris.

Setidaknya setiap tahun ada bayi perempuan yang dibunuh atau diaborsi, terkait dengan aturan soal mahar ini. Bahkan, menurut biro catatan kejahatan nasional India, seperti dikutip dari Merdeka.com, ada sekitar 8.233 orang mempelai wanita yang dibunuh sebab keluarganya tidak bisa memberikan mas kawin sesuai dengan permintaan pihak pria.

Salah satu kisah pedih yang dialami wanita di India, dialami Annu Devi.

Dikabarkan bahwa Annu Devi yang tengah menyusui bayi perempuannya disiram bensin dan dibakar hidup-hidup berserta bayinya oleh suaminya sendiri, Hunjan Masat.

Tragedi ini bermula saat Devi hamil dan melahirkan anak perempuan. Awalnya, mereka adalah pasangan yang bahagia, namun karena tahu anak yang dilahirkan Devi adalah bayi perempuan, Gunjan Masat kerap kali marah-marah, apalagi mahar perkawinan Devi belum lunas terbayar.

Ia kemudian kerap mengungkit-ungkit perihal mahar perkawinan tersebut, dan mulai sering menyalahkan istrinya karena telah melahirkan bayi yang tak sesuai dengan keinginannya. Bukan saja dibakar hidup-hidup, Devi bahkan kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga sebelum akhirnya dihabisi oleh suaminya sendiri, dibantu dengan kakak iparnya.

"Saya sudah membayarnya dengan tanah sebagai mas kawin, tetapi menurut mereka belum cukup, sehingga mereka membunuh putri saya," ungkap Raghuni Rana, ayah Devi soal cerita mahar perkawinan putrinya . Diceritakan pula olehnya, bahwa sebelum meninggal, Rana dipaksa membayar mas kawin yakni seperangkat televisi lengkap dengan sound system dan sebuah sepeda motor.

Untuk menutupi tindak kejahatannya, Masat menaruh tubuh Devi yang sudah dipenuhi 90 Persen luka bakar di samping perapian. Untungnya penduduk desa menemukan Devi yang masih berusaha bertahan hidup dan segera melarikannya ke rumah sakit.

Devi yang berjuang untuk hidup kemudian menghembuskan nafas terakhir di tengah perjalanan ke rumah sakit. Meninggalkan kisah pilu wanita yang dipersalahkan karena mahar perkawinan dan karena tak bisa melahirkan anak laki-laki.

Sungguh malang nasib Devi, semoga tidak ada Devi-Devi lainnya lagi yang menyusul nasib pedihnya.

 

(vem/bee)