Ada Rindu Yang Tersimpan di Ponsel Tua Ibuku

Fimela diperbarui 28 Jan 2014, 17:05 WIB

Kisah tentang seorang wanita yang makin dewasa dan hidup terpisah dari ibunya yang makin menua. Diangkat dari kisah nyata ibu dan putrinya di Jepang. Mari kita simak.

***

Sejak menikah, aku tinggal terpisah dari orang tua. Suamiku bekerja di tempat yang jauh, sehingga aku harus ikut dengannya. Sejak saat itu, aku jarang sekali pulang ke rumah orang tuaku.

Jadi tidak heran saat aku pulang ke sana setelah beberapa bulan, ibu sangat kangen padaku. Ia berkali-kali mengatakan, "Sering-sering hubungi aku." dan "Aku ingin lihat cucuku."

Ini jaman modern. Maka, aku membelikan ibu sebuah ponsel. Dengan ponsel barunya, ibu bisa menerima pesanku dan foto yang aku kirim. Sejak saat itulah, aku mengirimi ibu pesan.

Namun ternyata hal ini tak mengurangi masalah. Ibuku tak pandai menggunakan gadget itu. Ia tak biasa membalas pesan. Karena jarang ada pesan darinya, aku makin jarang mengirimkan pesan pula.

Suatu hari, aku dapat kabar bahwa ibu dipanggil Tuhan. Saat aku pulang, aku menemukan ponsel yang kubelikan untuknya 6 tahun lalu, diletakkan di dekat bantal. Ponsel itu sudah tua, mulai lecet dan lepas di sana-sini. Lalu ayah mengatakan sesuatu tentang ibuku dan HP-nya.

"Ibumu tak mau menghapus pesan yang kau kirim, makanya dia tak mau HP baru. Kalau dia ada waktu, dia senang membaca SMS lama yang kau kirimkan."

Aku melihat wallpaper yang ia gunakan adalah foto ulang tahun anakku yang ke 11. Dan kini putriku itu sudah berusia 16 tahun. Aku merasa bodoh dan menyesal tiap kali ingat bahwa aku sering bilang padanya aku sibuk.

Aku sering lupa memikirkan apa yang ia rasakan. Andai aku sering pulang ke rumah... Aku tak pernah menyangka waktu perpisahan kami sudah begitu dekat. Ibu, maafkan aku.

Sejak saat itu, aku tak mau menyesal lagi. Aku selalu melakukan foto bersama dengan keluarga setiap tahun dan mengirimnya pada ayahku di tahun baru.

***

Membangun keluarga sendiri,  tinggal jauh dari orang tua dan berkutat dengan kesibukan, seringkali membuat kita lupa bahwa kita masih punya orang tua yang bahkan tak berhenti memikirkan kita. Jangan lupakan mereka dan manfaatkan waktu yang ada untuk membahagiakan orang tua lebih sering.

(vem/gil)