Saat 140 Karakter Menjadi Pisau Yang Melukai Hatiku

Fimela diperbarui 23 Jan 2014, 19:00 WIB

Akhir-akhir ini pengguna social media semakin bertambah pesat, khususnya di Indonesia. Berbagai fitur yang ditawarkan situs jejaring sosial sebetulnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghubungkan orang-orang di seluruh dunia agar dapat berinteraksi satu sama lain.

Memiliki social media memang menguntungkan. Selain mendapatkan informasi, kita juga bisa bertemu dengan orang-orang baru maupun yang lama terpisah di belahan bumi yang lainnya. Tetapi memiliki social media ternyata harus siap dengan risikonya, Ladies. Termasuk jika ada orang yang berpendapat berbeda dengan kita atau dengan terang-terangan menyerang kita. Wah, bisa jadi kita menjadi korban cyberbullying!

[polling240]

Kasus yang ditimbulkan akibat cyberbullying tidak dapat dianggap sepele. Seorang remaja di Amerika Serikat bernama Amanda Todd bahkan memutuskan mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menahan cercaan yang ditujukan padanya setelah foto-foto telanjangnya tersebar di internet.

Memang, social media sangat mudah digunakan. Jangan lupa bahwa interaksi dan komunikasi yang terjadi di social media juga hampir sama dengan yang terjadi di dunia nyata. Jika Anda menjadi korban cyberbullying dan merasa terintimidasi, tegur pelaku baik-baik. Jika tidak mempan, bersikaplah cuek dan jangan ditanggapi lebih lanjut. Kalau pelaku menyerang Anda di dunia nyata, laporkan kepada orang terdekat dan kepada yang berwajib.

Saat ini bukan hanya mulut yang harus dijaga ucapannya. Tetapi juga jempol. Because you are what you tweet. Be wise, Ladies!

(vem/wnd)