Kisah cinta sejati ini seperti diceritakan kembali dari RD Asia. Kisah nyata ini dialami oleh seorang pria bernama Kao Rong Sheng yang kemudian menikahi seorang wanita bernama Lynn Theo.
Diceritakan bahwa Kao Rong Sheng menderita tumor di dalam mulutnya, namun cinta membuat Lynn Theo tak peduli akan hal itu dan masih dengan setia dan sabar menanti serta mendampingi Kao Rong Sheng.
***
Sebelum tahun 2000, aku mengundurkan diri dari pekerjaan untuk mengejar gelar kesarjanaan. Aku adalah sosok pria yang tidak ramah dan pemarah, sampai akhirnya aku bertemu seorang wanita berhati malaikat pada tahun 2001. Ia adalah sosok wanita berhati murni, baik, dan sangat toleran.
Momen indah pertemuanku dengan Lynn Theo berjalan sangat singkat. Di waktu yang hampir bersamaan, aku divonis menderita tumor yang aktif dan tumbuh di sisi kiri gusiku. Dokter mengatakan bahwa tumor tersebut punya potensi menjadi kanker, sehingga harus dioperasi.
Bagian yang terburuk bukanlah karena aku mengalami tumor, melainkan karena tumor tersebut bisa tumbuh, ia harus dioperasi, dengan kata lain gigiku harus dicabut untuk mempermudah operasi tersebut. Di usia yang masih muda, aku harus kehilangan semua gigiku.
Penyakit tumor itu membuatku sangat lemah dan selalu merasa sesak nafas setiap hari. Aku tinggal di rumah sakit, di bawah perawatan dokter sampai aku benar-benar kembali sehat.
Dan sepanjang perawatanku, Lynn tak pernah meninggalkanku sedetikpun. Ia sabar merawatku dan memberikan dukungan pada diriku. Ia bahkan tidur di samping tempat tidurku.
Kejadian ini seolah menjelaskan, bahwa ia adalah wanita yang benar-benar pantas aku pilih menjadi pendamping hidupku. Ia selalu menemaniku di saat sulit sekalipun, dan meyakinkanku bahwa aku akan bertahan apapun yang terjadi.
Setelah cukup menyimpan uang untuk membeli rumah impian, pada akhirnya aku melamar Lynn di Marina Bay Sands, tahun 2010. Genap 10 tahun berpacaran, aku memintanya menjadi istriku, pendamping hidupku.
Lynn menerima lamaranku dan mulai mengatur segala sesuatu yang kami butuhkan di hari pernikahan nanti. Dan yang menyentuh hatiku, Lynn berusaha keras menurunkan berat badannya dari 80 kg menjadi 52 kg untuk menjadi pengantin yang paling cantik, di dalam hidupku.
Kami punya kegemaran makan, dan aku tahu itu bukanlah hal yang sangat mudah. Ia telah melakukan banyak hal untukku, mulai hal yang mudah sampai hal yang tersulit. Ia mengatur sedemikian rupa sehingga berat badannya bisa turun.
Lynn akhirnya bisa mengenakan gaun pengantin impiannya. Dan sebenarnya aku bangga bisa menggandengnya ke depan altar, bagaimanapun kondisi tubuhnya.
Kami berencana memiliki bayi di tahun ini.
Aku mencintaimu, Lynn Theo.
(vem/bee)