Ibu Aku Cerewet Tapi Aku Sayang

Fimela diperbarui 13 Jan 2014, 18:40 WIB

Ini bukan hari ibu, namun tak ada salahnya kalau hari ini membahas tentang ibu kan?

Ibu memang sosok yang luar biasa hebat. Ia yang melahirkan kita dengan pertaruhan nyawa. Hingga sampai saat ini pun, ada saja cara si ibu untuk menunjukkan betapa mereka mencintai kita.

Dikisahkan, ada seorang anak bernama Melissa. Ia sering jengkel dengan ibunya karena sang ibu sering cerewet dan marah-marah. Melisa mau ini, sang ibu melarang. Melisa mau itu sang ibu pun melarang.

Suatu hari, rupanya Melisa sudah mulai jenuh kecerewetan sang bunda. Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi dari rumah. Saking emosinya, Melisa lupa bahwa ia belum makan seharian.

Saat berjalan sudah jauh dari rumah, ia menemukan sebuah warung yang menjual bakmi lezat. Berjam-jam lamanya Melisa melihat ke dalam warung, sesekali ia menelan ludah karena melihat begitu banyak orang makan bakmi tersebut dengan nikmatnya. Niatnya untuk membeli bakmi pun ia urungkan karena tak sepeser pun uang yang ia bawa.

Ternyata tak disangka, penjual bakmi memperhatikan Melisa sejak tadi. Dengan penuh rasa iba ia menawarkan bakmi cuma-cuma kepada gadis malang ini.

"Ini bakmi buat kamu, makan ya," ujar si mamang penjual bakmi.

"Tapi aku tak punya uang," jawab Melissa.

"Ga usah bayar, gratis."

Akhirnya dengan lahapnya, Melisa makan bakmi itu. Saat masih belum ada lagi pembeli yang datang. Si penjual bakmi menghampiri Melisa dan bertanya, "Rumahmu di mana?".

Akhirnya Melisa menceritakan semuanya kepada bapak si penjual bakmi.

"Bapak baik banget ga kaya mamaku uda cerewet, bawel lago," ujar si gadis malang

"Bagaimana bisa, sekali saja aku memberikan kebaikan padamu, kau menilaiku orang baik. Kenapa kamu selalu menilai negatif mamamu? Tidakkah kau sadar, siapa yang melahirkanmu bertaruh nyawa? Siapa yang menjagamu saat sakit? Siapa yang membayar sekolahmu agar kau memiliki pendidikan yang layak? Ia cerewet demi kebaikan anak yang disayanginya," si bapak penjual bakmi mulai berkomentar.

Mendengar pertanyaan itu, Melisa mulai menangis. Ia baru sadar bahwa apa yang dikatakan si bapak penjual bakmi benar. Keegoisan Melisa selama ini menutup kebaikan sang bunda. Akhirnya si bapak menyuruh Melisa pulang.
Awalnya ia takut sang ibu akan marah besar, namun sesampainya di rumah, sang ibu menangis tersedu dan memeluk Melisa erat, "Kemana saja kamu sayang? Mama dari tadi mencarimu tak ketemu-ketemu. Jangan tinggalkan mama lagi. Aku teramat mencintaimu," ujar sang ibu sambil sesenggukan.

"Maafkan aku ma.." hanya itu yang bisa diucapkan Melisa.

Seringkali kita berpikir kalau orang lain selalu lebih baik dari pada keluarga sendiri. Ladies, cerewet atau bawelnya sang bunda memang sering tak masuk akal. Tapi yakinlah, bahwa semuanya demi kebaikan Anda. Jangan selalu berpikir negatif tentang wanita yang melahirkan Anda itu. Pikirlah, seberapa besar pengorbanannya pada Anda :)

(vem/and)
What's On Fimela