6 Alasan Jangan Buru-Buru Menikah daripada Ujungnya Menyesal

Febi Anindya Kirana diperbarui 07 Okt 2022, 11:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernikahan adalah suatu hal yang sangat sakral. Jika bisa, menikah hanya dilakukan sekali saja seumur hidup. Pernikahan pun tak semudah yang dikira, ada banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan karena bagaimana pun menikah merupakan perjalanan seumur hidup dengan pasangan yang kamu pilih sebagai teman hidup.

Tapi seringkali kita menemukan banyak perempuan merasa diburu untuk segera menikah. Ada banyak hal yang terkadang memicu perempuan buru-buru menikah.  Agar tidak menyesal, pastikan kamu tidak buru-buru menikah karena sekian alasan ini.

 

What's On Fimela
2 dari 7 halaman

1. Tuntutan Orang Tua

(c) shutterstock.com

Orang tua biasanya senang menuntut anaknya agar segera menikah, padahal belum tentu anaknya punya calon suami yang tepat di hati. Meskipun pada dasarnya orangtua menginginkan anaknnya mendapatkan pasangan yang tepat, seringkali menemukan jodoh tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebisa mungkin jangan buru-buru menikah hanya karena desakan orangtua, karena bagaimana pun kamulah yang akan menjalani pernikahan itu, bukan orangtuamu. Dan kebahagiaanmu adalah hal yang harus diprioritaskan. 

 

3 dari 7 halaman

2. Faktor Usia

(c) shutterstock.com

Sebagai perempuan, kita tentu tidak bisa menutup mata dari anggapan masyarakat bahwa perempuan memiliki "jangka waktu" usia untuk menikah. Tapi jangan hanya karena kamu telah "melewati batas" ideal usia untuk menikah, lantas kamu memutuskan untuk menikah dengan segera tanpa pertimbangan yang matang. Faktor usia memang penting, apalagi jika kamu mengkhawatirkan masalah kesehatan untuk bisa hamil. Namun ini bukan satu-satunya alasan yang bisa dijadikan motivasi untuk menikah. Pasangan yang sehati, mapan secara finansial, cocok secara kepribadian dan pandangan hidup tetap penting dipertimbangkan juga. 

4 dari 7 halaman

3. Ikut-ikutan tren

(c) shutterstock.com

Hanya karena banyak teman-temanmu sudah menikah, bukan berarti kamu juga harus buru-buru menikah. Tempo kehidupan setiap orang berbeda-beda. Mengapa Tuhan menciptakan manusia dengan segala perbedaannya? Karena jalan hidup mereka pun akan berbeda-beda, maka tidak heran jika kapan waktu yang tepat untuk seseorang menikah dan menemukan jodoh juga akan berbeda. Pikirkan baik-baik dengan siapa kamu akan menikah karena itu sebaiknya dijalani sekali untuk selamanya. 

5 dari 7 halaman

4. Pacaran terlalu lama

(c) shutterstock.com

Sudah pacaran lama dengan si dia tapi tak kunjung menikah. Kemudian timbullah omongan-omongan tidak enak didengar dari tetangga atau orang-orang sekitar. Itu juga bisa menjadi alasan seseorang buru-buru menikah. Menjalin hubungan dengan kekasih cukup lama tidak menjamin kesiapan hatimu dan hatinya. Meskipun menjalin hubungan pacaran lama bisa membuatmu paham terhadap satu sama lain, tapi kemantapan hati tetap perlu dipertanyakan. Jika kemudian kalian memang tidak menemukan keyakinan untuk menikah, mungkin saja ada jodoh lain di luar sana. Kamu juga perlu membicarakan secara serius dengan pasangan mengenai hal ini. 

6 dari 7 halaman

5. Harta

ilustrasi perempuan kencan makan malam/Hananeko_Studio/Shutterstock

Keinginan untuk segera menikah terkadang membuat banyak perempuan menjadi tidak objektif dalam memilih pasangan. Daripada mengharapkan kecocokan sifat, hati dan pikiran, beberapa perempuan memutuskan menikah karena harta kekayaan semata. Ia berpikir kebahagiaan bisa dibeli dengan uang yang banyak, selama memiliki uang maka semuanya akan sempurna, termasuk hidup bahagia dalam pernikahan. Semua itu kembali kepada tujuan masing-masing seseorang untuk menikah. Jika memang menjadi kaya raya lebih penting bagimu ketimbang cinta itu sendiri, maka keputusan tetap kembali kepadamu.

7 dari 7 halaman

6. Hanya karena cinta

ilustrasi jatuh cinta/photo created by rawpixel.com - www.freepik.com

Cinta itu buta dan terkadang mengaburkan objektivitasmu dalam menilai sesuatu, termasuk memutuskan untuk menikah. Terkadang labil tidaknya kondisi psikologis dan emosional seseorang juga penting untuk mencegah penyesalan karena buru-buru menikah. Pernikahan tidak melulu tentang mesra-mesraan, tertawa, indah dan bahagia selamanya, tapi ada pertengkaran, penyesuaian diri, berkompromi, masalah finansial, berkorban untuk kepentingan bersama dan menekan ego masing-masing. Jadi alangkah baiknya tidak buru-buru menikah ketika kondisi kejiwaanmu masih labil.  

Menikah sebaiknya dijalani saat kamu dan pasangan siap. Bagaimana pun kamu akan menjalani hubungan jangka panjang yang tidak main-main, jadi pikirkan dengan baik sebelum memutuskan menikah. Buru-buru tidak selalu memberi hasil yang baik. 

#Women for Women