5 Cara Mengatasi Anak yang Takut dan Menangis Diajak ke Dokter

Febi Anindya Kirana diperbarui 09 Okt 2024, 13:27 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika anak diajak untuk periksa ke dokter, banyak di antara mereka yang tidak mau dengan alasan takut. Hal tersebut sering terjadi karena dokter identik dengan menyuntik dan menyebabkan rasa sakit. Anak-anak sering mengaitkan dokter sebagai seseorang yang menyakiti, dan mereka sering berimajinasi berlebihan sehingga membuat kesan dokter dan rumah sakit sebagai sesuatu yang menyeramkan, bahkan ketika sudah dijelaskan bahwa dokter bisa membantu menyembuhkan penyakit.

Tentu akan repot jika mengajak anak-anak yang takut dengan dokter dan rumah sakit, apalagi sampai menangis dan menolak dengan cara rewel. Jika putra atau putri Moms mengalami hal ini, beberapa cara berikut ini mungkin bisa membantu mengatasi anak untuk tidak takut lagi diajak periksa ke dokter.

2 dari 6 halaman

1. Selalu menemani anak selama bersama dokter

Ilustrasi/copyrightshutterstock/ucchie79

Usahakan selalu menemani anak selama periksa ke dokter. Menemani anak akan memberikan situasi aman bagi sehingga bisa mengurangi rasa takutnya. Moms juga jadi lebih paham apa masalah kesehatan anak dan apa saja tindakan yang dilakukan dokter kepada anak sehingga Mom bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan anak selama pemeriksaan kesehatan. Beri pengertian dan semangat kepada anak bahwa semuanya akan baik-baik saja.

3 dari 6 halaman

2. Pergi ke dokter anak yang ramah dan suka bercanda

Ilustrasi anak ke dokter/copyright shutterstock

Ada banyak sekali dokter anak yang bisa Moms kunjungi bersama anak, pilih yang sekiranya mampu membuat anak nyaman, seperti misalnya dokter yang ramah, murah senyum, suka bercanda dan sabar, bahkan tidak ketus saat menjelaskan sesuatu. Dokter yang terlalu serius dan jutek pasti akan membuat anak merasa ketakutan. Sebisa mungkin pilih dokter anak yang baik, lebih baik lagi jika punya sifat keibuan jika doktenya perempuan, dan kebapakan yang santai untuk dokter laki-laki.

4 dari 6 halaman

3. Memberi anak mainan dan makanan yang mereka mau

ilustrasi anak rewel/copyright Rawpixel

Sebaiknya hindari ucapan seperti "Tidak akan sakit kok," "Tidak perlu takut," atau "Jangan menangis." Coba ceritakan yang sesungguhnya bahwa pengalaman ke dokter memanglah tidak menyenangkan, tapi semua pasti akan terlewati. Anak tahu itu akan menyakitkan tapi jika orangtuanya memberinya kata-kata penenang yang realistis dan masuk akal, sebenarnya anak perlahan juga mau mengerti. Untuk menenangkan atau mengurangi rasa takut anak pada dokter, bisa juga membawa boneka kesayangannya, mainan kesukaannya atau membelikannya makanan enak sebelum atau sesudah berkunjung ke dokter.

5 dari 6 halaman

4. Memberikankan rasa nyaman

ilustrasi tante keponakan/TimeImage Production/Shutterstock

Saat putra atau putri kita diperiksa, usahakan untuk selalu memberikan cerita menarik tentang dokter dan rumah sakit. Itu akan membantu memberikan rasa nyaman dan familiar pada anak. Ajak juga anak untuk mengenal benda-benda yang digunakan dokter, memberinya pengetahuan tentang apa yang akan dihadapinya akan membuat anak mampu membayangkan apa saja kemungkinan yang akan ia alami dan seperti apa rasanya. Sikap orangtua juga perlu diperhatikan, jika orangtua merasa santai dan tidak cemas, itu juga mampu membantu memberikan rasa aman dan nyaman pada anak.

6 dari 6 halaman

5. Memujinya setiap kali selesai periksa

Ilustrasi/copyright shutterstock

Pujian adalah sebuah bentuk pengakuan dan apresiasi yang dibutuhkan anak setiap kali selesai melakukan sesuatu yang baik. Itu juga dibutuhkan anak saat periksa ke dokter. Misalnya ia diminta berbaring dan menahan sakit saat disuntik. Ketika ia tidak menangis, puji dia dan berikan semangat seperti "Pintar sekali, kuat sekali anak mama", dan semacamnya. Itu akan membuat anak merasa bangga kepada dirinya sendiri sehingga lebih percaya diri ketika suatu saat pergi ke dokter lagi.

Jadi, sebisa mungkin lakukan hal-hal di atas jika dirasa anak menjadi rewel dan suka menangis karena takut saat diajak periksa ke dokter.

#Breaking Boundaries