Mengharukan, Cerita Natal Korban Badai Haiyan Di Filipina

Fimela diperbarui 26 Des 2013, 09:00 WIB

Hari Natal memang identik dengan perayaan dan sukacita. Namun Natal tahun ini terasa sedikit berbeda di Filipina. Satu kotanya, Tacloban luluh lantak akibat terjangan badai Haiyan dan kini, warga korban Topan Haiyan harus rela merayakan Natal dalam penuh keterbatasan.

Warga kota Tacloban kali ini merayakan Natal di tempat pengungsian dengan kondisi seadanya. Meskipun sangat terbatas, mereka tetap menyambut Natal dengan penuh harapan. Salah seorang warga membuat sebuah lentera raksasa yang berbentuk bintang di depan rumahnya sebagai simbol kesedihan dan harapan mereka untuk Natal tahun ini seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (25/12).

Lentera ini dibuat dari kayu setinggi empat meter dan bermotif bendera Filipina berwarna merah, putih, biru. "Saya membuat ini untuk menghormati mereka yang meninggal," kata pembuat lentera itu yang bernama Ronfrey Magdua. Dia menghabiskan uang Rp 600 ribu untuk membuat ornamen itu.

Perayaan Natal yang penuh dengan hidangan istimewa juga terasa berbeda bagi warga kota Tacloban. Salah seorang pengungsi yang bernama Ellen Miano mengatakan dia akan menyantap mi dan selembar roti yang mereka terima dari badan pemulihan Tacloban sebagai hidangan Natal. Setelah badai Haiyan, Ellen tinggal di rumah 2 x 3 meter berdinding kayu dan lempengan besi bersama suami dan keempat ponakannya.

Apapun keadaannya, mereka tetap menyambut Natal yang damai. Hal ini bisa menjadikan pelajaran kita untuk selalu bersyukur dan menghargai apa yang kita punyai selama ini. Ladies, bagaimana perayaan Natalmu? Silahkan bagikan cerita Anda di kolom yang telah disediakan.

 

(vem/sir)