Ladies, kita semua tahu bahwa dokter merupakan sosok yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita manusia. Sehingga tak heran jika dokter terkadang disebut sebagai 'kaki tangan' Tuhan dalam menyelamatkan hidup manusia. Well yeah walaupun memang hidup dan mati tetap saja Sang Pencipta yang pada akhirnya menentukan.
Namun sangat mengerikan sekali beberapa kisah yang dikumpulkan menjadi satu di oddee.com ini. Bagaimana tidak, mereka merupakan dokter pembunuh yang sangat menakutkan. Entah mengapa, walau memiliki predikat dokter, mereka justru mencabut dan mengambil nyawa orang tanpa hati nurani. Seperti apa kisahnya?
- Gila! Ini 6 Foto Yang Akan Membuat Bulu Kuduk Anda Berdiri
- Ini Dia 6 Bukti Tipu Daya Iklan Yang Akan Mengejutkan Anda
- Menakjubkan, Setelah Bunuh Diri 5 Orang Ini Ternyata Masih Hidup
- Astaga Ini 8 Penemuan Mumi Misterius Yang Menggemparkan Seluruh Dunia
- 6 Kisah Nyata 'Sleepwalking' Paling Misterius Sepanjang Masa
- Pasti Gemas! Ini Loh 7 Ekspresi Bayi Paling Menggelikan di Dunia
Dr Josef Mengele
Dr Josef Mengele adalah seorang dokter di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz selama Perang Dunia ke II. Ia merupakan pria yang ditugaskan untuk mencari dan menguji setiap orang untuk melihat apakah mereka cukup sehat untuk masuk di dalam kamp atau tidak. Namun ternyata, masih ada beberapa hobi aneh dan mengerikan yang kerap ia lakukan kepada orang-orang di sana.
Yah, Josefg akan dengan senang hati memasukkan 750 wanita ke dalam ruang gas untuk mematikan mereka akibat wabah kutu. Bahkan ia pun kerap melakukan percobaan pada orang-orang seperti menghilangkan organ tubuh dan 'bermain' dengan hal itu. Oleh karenanya pria yang lantas memutuskan untuk kabur itu mendapat julukan sebagai 'Malaikat Maut.'
Jane Toppan
Jane Toppan adalah seorang perawat Amerika yang membunuh setidaknya tiga puluh satu pasien dengan pemberian suntikan mematikan morfin. Selama dua dekade saat bekerja di Boston , Massachusetts, Toppan mungkin telah merenggut nyawa lebih dari dari tujuh puluh orang. Sebagai remaja berusia 26 tahun, Toppan mampu menyembunyikan obsesi mengerikannya dalam hal menyiksa dan membunuh para pasiennya.
Namun, beberapa saat kemudian kedoknya terbuka tatkala ia membunuh pria yang ia rawat secara pribadi, Alden Davis. Toppan kerap menyuntikkan morfin untuk menguji syaraf yang ada pada tubuh pasiennya. Dan ketika kedua putrinya meninggal, beberapa orang percaya bahwa hal tersebut dilatar belakangi oleh hobi Toppan dalam membunuh.
Michael Swango
Meskipun dokter yang berasal dari Amerika ini terlihat sangat tampan dan menyenangkan, namun sudah terlihat tanda-tanda tak wajar pada mental dan jiwanya. Yah, Michael Swango dianggap sebagai orang yang memiliki kelainan oleh teman-teman di sekolah kedokteran yang ia ambil. Swango kerap mengumpulkan berbagai gambar mengerikan yang di dalamnya selalu terlihat darah berceceran.
Saat sudah menjadi seorang dokter, rekan Swango semakin curiga saat beberapa pasiennya justru mengalami kondisi yang sangat buruk. Dan setelah diperkirakan telah membunuh sebanyak 30 orang, polisipun lantas menggeledah rumah Swango yang terdapat banyak bahan kimia dan racun di dalamnya. Ia pun dipenjara walau akhirnya sempat terbebas akibat perilaku baik.
Namun tak berhenti, Swango masih saja kerap membunuh orang dengan berbagai cara melalui karirnya sebagai dokter. Hingga di tahun 1997, ia pun menjadi buronan dan berhasil ditangkap di bandara. Ia lantas diberi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
Dr. John Bodkin Adams
Dr. John Bodkin Adams adalah seorang dokter Inggris yang diperkirakan telah membunuh 160 pasiennya di tahun 1946 hingga 1956. PUn begitu, Adams merupakan dokter umum yang terkesan ramah terutama terhadap pasien wanita lanjut usia. Dan di sini pulalah, ia akan memberi perhatian kepada mereka hingga para lansia ini memasukkannya ke dalam daftar pewaris harta mereka.
Belum berhenti di situ, walau beberapa orang yakin atas tindak pembunuhannya kepada pasien, ia tak kunjung menjadi tersangka atas kematian yang masih tak terbukti. Akan tetapi, polisi berhasil menemukan beberapa obat-obatan yang berbahaya dan tak ada dalam daftar kedokteran di dalam rumahnya. Atas hal itu, ia pun dihukum penjara selama 2 tahun, hingga akhirnya bebas. Namun setelah dibebaskan, Adams meninggal dunia dengan alasan yang masih tak diketahui.
H.H Holmes
H.H Holmes adalah seorang dokter Amerika yang diketahui telah membunuh setidaknya 200 orang selama hidupnya. Kesadisan Holmes sudah terlihat sejak ia duduk di bangku perkuliahan dengan jurusan kedokteran yang ia ambil. Ia juga seorang pria yang memiliki 3 istri sekaligus di waktu yang sama.
Holmes membuka sebuah hotel yang di dalamnya dilengkapi dengan alat gas dan juga ruang kedap suara. Atas hal inilah para pengunjung terkadang tak lagi dapat ditemukan. Karena di tempat ini pulalah ia akan membunuh mereka dan menyimpan mayat di ruang bawah tanah.
Beverley Allitt
Beverley Allitt adalah seorang perawat yang bekerja di bangsal anak-anak di Grantham dan Rumah Sakit Kesteven, Lincolnshire, Inggris. Selama lima puluh sembilan hari yang mengerikan di tahun 1991, Allitt telah membunuh empat anak di rumah sakit dengan pemberian dosis mematikan insulin dan menyuntikkan gelembung udara ke dalam aliran darah mereka. Dia juga mencoba untuk membunuh tiga anak lainnya seolah haus akan kematian pasien anak yang ia rawat.
Namun pada akhirnya Allitt tertangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kejahatannya. Namun hingga detik ini, tak seorang pun yang tahu alasan Allitt dalam membunuh pasien yang seharusnya ia rawat dan jaga.
Dr Harold Shipman
Pada tahun 2000 , Dr Harold Shipman menjadi satu-satunya dokter Inggris yang dituntut atas pembunuhan pasiennya. Shipman dinyatakan bersalah atas pembunuhan lima belas pasien, meskipun ia diduga telah membunuh dua ratus orang lainnya.
Banyak dokter lain yang memperhatikan bahwa banyak pasiennya menjadi sekarat setelah sendirian dengan dia di kamar mereka. Ternyata Shipman diketahui kerap membunuh pasiennya dengan menggunakan suntikan morfin pada mereka. Shipman dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2000. Dia kemudian bunuh diri dengan cara gantung diri di sel penjaranya pada tahun 2004 .