7 Kisah Tragis Orang Tua Siksa Anak

Fimela diperbarui 23 Des 2013, 12:00 WIB

Orangtua adalah pelindung bagi anak mereka. Saat anak sedang sakit atau terluka, orang tua akan mengobati sakit sang anak dengan penuh kasih sayang dan cinta. Namun beberapa orang tua malah melakukan sebaliknya.

Entah apa alasan mereka, beberapa orang tua ini tega menyikasa anak mereka. Dengan kejam, orang tua ini melukai dan bahkan hingga membunuh anaknya. Kekejaman orang tua ini sungguh membuat miris semua orang, orang tua yang seharusnya mencintai anaknya dengan sepenuh hati ini tega melakukan hal keji kepada buah hatinya.

Ingin tau, siapa saja orang tua yang tega melakukan hal ini kepada anaknya? Apa saja perbuatan kejam mereka kepada sang anak? Vemale merangkumnya dalam galeri berikut ini. Mari kita simak ladies.

 

(vem/sir)
2 dari 8 halaman

Miris Hatiku, Ibu Tega Memotong Lidah Dan Kelaminku

ilustrasi (c) babble.com

Sosok ibu identik dengan seorang wanita yang penuh kasih sayang, ikhlas, dan lembut hatinya. Mendekati hari ibu, orang-orang berlomba untuk menunjukkan beribu cara untuk membahagiakan sang ibu. Namun ironisnya, seorang ibu asal Riau tega menganiaya anaknya yang masih berusia 6 tahun.

Dikisahkan, Adit, seorang bocah asal Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu ditemukan oleh seorang pedagang sayur pada hari Minggu (15/12) lalu di sebuah areal perkebunan kelapa sawit. Mirisnya, saat ditemukan kondisi Adit dalam keadaan berdarah-darah. Bocah bernasib malang ini disiksa oleh ibu kandungnya sendiri lantaran alasan yang belum jelas. Siapa saja yang melihat kondisi Adit pun tak akan tega.

Dilansir dari merdeka.com, tubuh Adit nampak sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, banyak luka di sekujur tubuhnya. Sampai-sampai bagian lidah, bibir, dan kemaluan Adit ditemukan luka yang disebut-sebut akibat digunting oleh ibunya. Sebuah potret yang sangat ironis tentang sosok seorang ibu.

"Adit ditemukan sedang sendirian saat berada di jalan areal kebun sawit oleh seorang pemuda pedagang sayur. Lalu ia dirawat oleh seorang buruh yang bersedia merawatnya, namun atas saran warga akhirnya Adir dibawa ke RS Tandun pada Senin pagi dan dirujuk ke RSUD Bangkinang pada malam harinya," ujar Kapolres Kampar, AKBP Ery Apriyono.

Ladies, perlakuan si ibu kepada anaknya ini sangat tidak wajar. Apapun kesalahan si anak seharusnya ia diberi hukuman yang mendidik bukannya malah disiksa. Menjadi ibu memang berat, bersyukurlah Anda yang mempunyai ibu penuh kasih dan perhatian pada Anda. Kita doakan saja semoga Adit cepat sembuh ya Ladies.

3 dari 8 halaman

Tragis, Seorang Ibu Tega Membakar Putranya Sendiri

Ilustrasi (c) Shutterstock

Ibu adalah sosok pelindung bagi anak-anaknya dan juga bagi keluarganya. Ibu melindungi keluarga dengan kelembutan dan kasih sayang tulus. Hal inilah yang membuat sosok ibu menjadi sangat istimewa di mata keluarga dan anak-anaknya.

Namun salah satu kasus di Concord, Massachusetts, Amerika Serikat ini membuat sosok ibu menjadi berbeda dari umumnya. Christine Gelineau adalah seorang ibu yang berusia 30 tahun. Sang ibu mempunyai anak laki-laki yang tinggal dengannya. Entah karena apa, Christine suka menyiksa anaknya hingga anaknya mengalami luka bakar yang cukup serius.

Christine merasa kecewa karena anaknya yang malas sekolah mengakibatkan dia tidak lagi menerima dana pemerintah untuk bantuan pendidikannya. Kemarahannya ini membuatnya membakar kemaluan anaknya. Sang anak yang masih berusia 18 tahun itu harus mengalami cedera luka bakar tingkat tiga yang cukup parah. Selain itu kerusakan saraf secara permanen juga diakibatkan oleh perbuatan ibunya ini. Sungguh tega Christine melakukan ini kepada buah hati yang telah dikandungnya selama 9 bulan.

Ternyata penyiksaan itu bukan yang pertama kali dilakukan oleh Christine. Dia sering sekali menyiksa anaknya dengan berbagai hal seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (22/10). Mulai dari melukainya dengan ujung pena hingga mematahkan kakinya. Kejadian ini tercium pihak berwajib ketika seorang tetangga mengetahui penyiksaan yang dilakukan Christine terhadap anaknya. Dia lalu melaporkan hal ini dan pada akhirnya Christine ditangkap.

Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara selama 30 tahun kepada Christine. Momen menyedihkan ada ketika sang anak membacakan surat pernyataan ketika pengadilan Christine berlangsung. Dia mengatakan semua hal yang telah dilakukan sang ibu kepadanya dan mengucapkan kata-kata perpisahan. Christine hanya menangis mendengar hal ini. Entah apa yang dia pikirkan ketika melakukan penyiksaan kepada putranya.

Tak terbayangkan sakit hati yang harus dialami oleh putra Christine. Selain luka fisik, trauma dan kenangan buruk akan selalu hadir di hari-harinya. Saat ini dia tinggal bersama paman dan bibinya di kota lain. Ladies, bagaimana menurut Anda tentang hal ini? Adakah ibu yang tega melakukan hal ini kepada putranya?

4 dari 8 halaman

Malang, Anak Ini Harus Meninggal Karena Perbuatan Sang Ayah

Pertengkaran memang sebuah hal yang biasa terjadi dalam sebuah rumah tangga. Suami dan istri adalah sosok yang berbeda sehingga pasti akan ada ketidak cocokan di satu waktu. Pertengkaran seharusnya menjadi ujian yang akan menguatkan cinta kasih antara suami istri.

LL dan F adalah pasangan suami istri yang tinggal di kawasan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Mereka sudah mempunyai dua anak kecil yang manis. Kehidupan pernikahan mereka jauh dari kata harmonis.

Sering mereka bertengkar karena berbagai alasan. Tak jarang juga mereka bahkan bertengkar di depan anak-anak mereka yang masih kecil. Para tetangga yang mengetahui hal itu hanya bisa mengelus dada dan iba tehadap dua anak itu.

Puncaknya terjadi di pada hari Senin (1/12), LL yang saat itu bertengkar hebat dengan F kehilangan akal sehatnya dan berbuat sesuatu yang sangat kejam. LL dengan tega membanting sang anak terkecil yang bernama Z. Z yang masih berusia 1,5 tahun terkapar tak berdaya karena itu.

Entah di mana perasaan orang tua Z ini. Setelah dibanting, LL dan F malah pergi meninggalkan anak-anak mereka di rumah. Hingga seorang adik LL yang bernama Hendrik berkunjung ke rumah LL dan menemukan Z yang kesakitan.

Malangnya Z harus meninggal pada hari itu karena perbuatan sang ayah seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (4/12). Ladies, pantaskah sepasang orang tua berbuat seperti ini kepada anaknya? Bagaimana menurut pendapat Anda tentang hal ini?

5 dari 8 halaman

Gadis Kecil Dipaksa Menikah Dan meninggal Saat Malam Pertama

(c) ShutterStock

Menikah, tidak hanya membutuhkan cinta. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum mengikat janji di hadapan Tuhan untuk setia sehidup semati. Kesiapan mental, usia yang cukup dan tidak terpaksa adalah beberapa syarat yang wajib dipenuhi bila akan menikah.

Untuk wanita, usia 17 tahun sudah dianggap dewasa dan diperbolehkan untuk menikah. Namun bagaimana bila gadis kecil berusia 8 tahun dinikahkan secara paksa? Pernikahan seperti ini 'wajar' terjadi di Yaman. Pernikahan yang tidak seharusnya dilakukan ini membuat seorang gadis kecil meninggal dunia karena kehabisan darah saat malam pertama.

Gadis kecil ini dinikahkan oleh orang tuanya dengan pria yang usianya 5 kali lipat darinya. Ya, pria berusia 40 tahun itu menikahi anak-anak yang lebih pantas menjadi buah hatinya. Tidak bisa menolak, pernikahan dini itu terjadi. Malam harinya, gadis kecil ini mengalami pendarahan luar biasa karena melakukan hubungan intim di usia yang masih sangat muda.

Gadis kecil bernama Rawan ini menghembuskan napas terakhir setelah kehilangan banyak darah. Rawan tinggal di daerah suku Hardh, sebelah barat laut Yaman, yang berbatasan dengan Arab Saudi. Di Yaman, ternyata gadis-gadis kecil banyak yang dinikahkan karena alasan ekonomi. Hampir seperempat dari wanita di Yaman menikah di usia dini.

Hubungan intim di usia yang belum cukup bisa menyebabkan penyakit kanker dan pendarahan. Organ intim belum siap dan rasa takut membuat berbagai penyakit menjangkit wanita yang menikah sebelum waktunya. Keluarga Rawan kini dibawa ke kantor Polisi untuk diminta pertanggung jawabannya.

Kemiskinan dan kondisi ekonomi yang buruk membuat anak-anak perempuan di Yaman 'dihargai' oleh orang tuanya dan dinikahkan di usia sebelum 15 tahun kepada mereka yang bisa 'membayarnya'. Miris dan ironis, namun itulah faktanya ladies. Pernikahan dini seolah menjadi sesuatu yang wajar, dan anak-anak itu tidak bisa melawan.

Pemerintah yaman sendiri telah menerapkan peraturan untuk batas usia menikah adalah di atas 15 tahun. Namun parlemen Yaman kemudian membatalkan peraturan itu pada tahun 1990-an, dan mengatakan para orang tua harus memutuskan kapan seorang putrinya dapat menikah. Hal inilah yang membuat gadis-gadis kecil yang berusia di bawah 15 tahun sudah dinikahkan.

Rawan mungkin adalah salah satu dari korban pernikahan paksa yang diketahui oleh media. Masih ada banyak anak-anak lainnya yang hidup dalam ketakutan pernikahan yang belum waktunya, merobek masa depan mereka bahkan bisa berujung meregang nyawa.

6 dari 8 halaman

Kasihan, Anak Ini Disiksa Orang Tua Hingga Meninggal

(c) nashvilleparent.com

AS dan R adalah pasangan suami istri Perumahan Puri Mas, Batam. Mereka ditangkap karena telah menyiksa anak mereka, Rizky hingga meninggal.

Rizky yang masih berusia 4 tahun meninggal setelah disiksa oleh ibu tirinya. Sang ibu tiri, memukulinya beberapa kali. Ayahnya juga memukul dan mendorong Rizky meski kondisi anak tersebut masih lemah seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (18/12).

Pagi harinya, Rizky dibawa orang tuanya ke rumah sakit, namun ternyata dia telah meninggal beberapa jam sebelumnya. Karena itu orang tua Rizky diamankan oleh polisi sesaat setelah itu.

Menurut orang tua Rizky, dia disiksa karena bandel. Namun polisi masih mendalami kasus ini lebih lanjut. Jenazah Rizky juga masih diotopsi untuk mendapatkan keterangan lebih dalam.

Setiap orang tua pasti mempunyai hukuman sendiri untuk anak mereka jika sang anak berbuat kesalahan. Hukuman ini harusnya digunakan untuk mendidik dan mengajarkan mereka tanggung jawab. Bagaimana pendapat Anda tentang kasus ini ladies?

7 dari 8 halaman

Gadis 5 Tahun Disiksa Ibu Tiri

(c) prabhanews.com

Lagi, kisah penyiksaan anak oleh orang tua kembali terjadi. Kali ini kisah tragis ini menimpa seorang gadis kecil yang masih berusia lima tahun. Sang ibu tiri tega menyiksa gadis ini hingga meninggal.

Si kecil Widyastuti yang masih berusia lima tahun tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Saat itu, Widyastuti terjatuh di kamar mandi. Bukannya menolong, sang ibu tiri yang bernama S malah menyiksanya dengan kejam seperti yang dilansir oleh Merdeka.com.

Widi kecil mengalami luka di wajah, benjol besar di kepala belakang dan bahkan mengalami pendarahan di telinga. Sang ayah sangat kaget mengetahui hal saat ia pulang kerja. Dia segera membawa Widi ke rumah sakit Karya Bhakti, Bogor.

Tapi malangnya, sang anak meninggal saat sampai di rumah sakit. Sang ibu segera ditangkap polisi setelah kejadian ini. S sendiri mengatakan bahwa dia saat itu mengalami sakit kepala saat Widi terjatuh, karena kesal S lalu menyiksa Widi dengan kejam.

Apapun alasannya, kini Widi telah tiada. Sebuah pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu menyayangi anak dan keluarga kita.

8 dari 8 halaman

Ibu Siksa Anak Karena Masalah Ekonomi Keluarga

(c) Merdeka.com

Kasus kekerasan pada anak kembali terjadi. Kali ini seorang ibu tiri kembali menyiksa anak mereka yang masih sangat muda. Sang anak yang bernama Davina Lyra Putri harus meninggal karena hal ini.

Desi Sintia Dwi adalah ibu tiri yang melakukan hal kejam ini kepada anaknya. Desi kerap menyiksa Davina karena Desi menganggap Davina bandel dan sulit diatur. Sampai pada akhirnya, Davina harus meninggal karena hal ini seperti yang dilansir oleh Merdeka.com.

Desi memang masih cukup belia saat dia menikah dengan ayah Davina. Emosinya yang masih labil membuat dirinya sering memarahi Davina karena kerap dianggap nakal. Desi juga sering bertengkar dengan suaminya karena masalah anak dan keuangan keluarga.

Sang suami yang hanya bekerja sebaga sopir pengganti truk memang menghabiskan waktu di jalan. Dia juga sering mengeluh gaji sang suami tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Persoalan ekonomi inilah yang diduga menjadi penyebab sang ibu tiri kerap menyiksa Davina.

Manusia memang terlahir dengan garis hidup tersendiri. Namun hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menyiksa orang lain atau melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Apa pendapat Anda tentang hal ini ladies?