Mengenakan gaun pernikahan putih bersih dengan pernik di sana sini, berjalan bak ratu sehari dan menjadi yang tercantik adalah sebuah impian wanita yang hanya bisa dilakukan sekali seumur hidup saja. Tetapi, nyatanya tidak semua wanita bisa merasakannya asyiknya jadi ratu sehari tersebut.
Salah satunya adalah Ruth Sullivan, nenek berusia 92 tahun. Keinginannya mengenakan gaun pengantin di usianya yang sudah senja bukanlah sekedar ulah mencari sensasi saja. Impian ini selalu disimpan oleh Ruth sepanjang hidupnya.
Ruth menikah dengan Norman Sullivan, di Columbus Ohio tahun 1946. Saat itu Perang Dunia II telah berakhir, namun kondisi perekonomian sebagian besar rakyat masih kacau. Sangat jarang ada pernikahan yang dirayakan besar-besaran pada waktu itu. Banyak orang yang lebih mementingkan menata hidup akibat perang.
Ruth kemudian menikah dengan Norman secara sederhana, dan tanpa mengenakan gaun pengantin putih yang megah. Pun demikian, Ruth sempat dibawa Norman merayakan pernikahannya untuk menginap di sebuah hotel.
Norman Sullivan kemudian meninggal tahun 2004. Pernikahan selama 58 tahun yang dijalani bersama Ruth selalu membuahkan kebahagiaan. Namun, ada sebuah rahasia yang selalu disembunyikan Ruth kepada suaminya itu. Ya, iya masih terngiang akan gaun pernikahan putih nan megah, yang tak pernah bisa dilupakan oleh Ruth. Ia selalu berandai-andai menikah dengan Norman dan sempat mengenakan gaun tersebut.
"Aku benar-benar ingin tahu apakah aku akan terlihat cantik saat mengenakan gaun itu," kata Ruth seperti dikutip dari Yahoo Shine.
Berkat bantuan Second Wind Dreams, sebuah organisasi yang tujuannya mengubah persepsi akan penuaan, David Bridal kemudian membantu Ruth mewujudkan impiannya mengenakan gaun pengantin putih.
"Nenek moyang kami memiliki cerita dan pengalaman sendiri. Beberapa dari mereka ingin menghidupkan masa lalu dengan melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan, dan Ruth adalah salah satu contohnya," kata Candice Beaty, Managing Director Second Wind Dreams.
Cerita Ruth Sullivan ini tampak seperti sederhana dan mungkin ada yang berpikir bahwa ia adalah wanita yang tak bisa menerima apa yang ada pada dirinya. Namun, apa yang salah dengan impian dan mencapai impian?
Setelah mencoba gaun, Ruth dijemput untuk hadir di 'pesta pengantin', sebuah resepsi kejutan yang diadakan di Glen Willis House, Frankfort. Ketika ia tiba, ada kerumunan keluarga dan teman-teman yang mendukungnya. Sebuah pesta digelar benar-benar mirip dengan resepsi pengantin yang hangat dan ceria. Sekalipun kini tak ada Norman suaminya, Ruth membayangkan ia masuk ke dalam pesta dengan menggandeng tangan Norman.
Ruth teringat momen pernikahannya dengan Norman, di mana ia tidak memiliki sepeser uangpun untuk membeli cincin. Alhasil, mereka menempatkan uang receh senilai dua sen di kotak cincin, dan menjadi pengikat cinta abadi mereka.
Well, setiap wanita punya impiannya sendiri-sendiri, dan tak usia tak akan pernah menghentikan impian itu untuk terus menghantui. Masalahnya sekarang bukan apakah impian Anda bisa tercapai, tetapi apakah Anda mau berusaha mencapai impian itu?