Mungkin Anda tak akan pernah menduga bahwa kuku yang kita miliki sangat rapuh dan rentan, meski ia terlihat tebal dan kuat. Kenyataannya, nail art yang tak terkontrol bisa membuat kuku rusak, tipis dan retak. Kuku asli Anda tak akan setangguh dan sekuat dulu lagi bila sudah sampai pada tahap ini.
Belakangan ini makin banyak nail art dan layanan untuk mempercantik kuku menggunakan aneka warna cat kuku, kuku palsu serta hiasan. Cara ini tentu tidak sederhana. Kita akan berkutat dengan aseton, lem kuku dan cat kuku yang kandungannya bisa mengikis kekuatan kuku Anda.
Hal ini dibuktikan oleh Antonia Mariconda yang juga pernah menjadi pengguna kuku palsu dan cat kuku. Bentuk kukunya jadi rusak dan kuku itu pun menjadi rapuh. Antonia berharap ia tahu hal ini lebih dini, bahwa di balik kuku palsunya yang disapu cat kuku mengkilap dan elegan, kuku aslinya menjerit kesakitan.
Untuk membentuk kuku yang bagus, manicurist menggosok kukunya terlebih dahulu. Selain mengurangi ketebalan kukunya, ia juga meragukan kalau alat yang digunakan higienis. Karena penggosok kuku pasti digunakan berkali-kali dari kuku satu ke kuku yang lain. Namun ia tetap menikmati layanan itu dan senang dengan kuku barunya selama beberapa waktu.
Ketika manicurist membersihkan kukunya beberapa hari setelahnya, Antonia melihat kukunya nampak menipis, sakit dan sensitif. "Tiga hari kemudian kukuku mulai rusak dengan cepat," ujarnya.
Pakar kesehatan kulit Dr. nick Lowe, adalah salah satu yang menyarankan bahwasanya penggunaan cat kuku apalagi kuku palsu, tidak dilakukan terlalu sering. Bhakan dianjurkan hanya 1-2 kali setahun saja. "Kuku adalah bagian lain dari kulit yang tumbuh dari sel kulit. Kalau rusak, butuh waktu sangat lama untuk kembali sehat," kata dermatologist itu.
Rebecca Nails adalah korban lain dari kebiasaan menjadi beauty junkie, yang membuatnya mencoba banyak produk kecantikan, termasuk manicure. Ia ditangani oleh seorang wanita yang menggunakan cat kuku dan pembersih secara berulang-ulang. Rebecca juga menerima layanan kuku palsu. Tanpa disadari, itu membuat kukunya pecah dan sakit. Ia bahkan harus menggunakan obat penahan rasa sakit.
Rebecca menghabiskan setidaknya Rp 3,2 juta untuk bisa merawat dan memperbaiki kukunya kembali. Itu pun membutuhkan waktu yang luar biasa lama agar kukunya bisa kembali penuh dan sehat seperti sedia kala.
Ladies, dalam kasus seperti ini, kita memang harus selektif memilih treatment kecantikan. Tak semua treatment kecantikan bisa dilakukan dengan tempo yang sering, seperti menggunakan cat kuku. Kita juga tak bisa sembarangan memilih layanan manicure dan mesti cermat dengan cat kuku dan pembersih yang digunakan. Semoga informasi ini berguna bagi Anda yang suka mempercantik kuku dengan cat
(vem/gil)