Bila Anda mau tahu, masih banyak orang yang belum yakin mereka akan bahagia. Salah satu penyebabnya adalah, terlalu melihat pada kekurangan di dalam dirinya dan hidupnya. Seperti pria yang satu ini.
Pria ini tak menyebutkan namanya. Sejak usia 4 tahun ia sudah menggunakan kacamata dan sering diejek 'mata-empat'. Kadang dia merasa nama panggilan itu keren, namun kadang ia bisa merasakan bahwa julukan tersebut sesungguhnya sangat menyakitkan.
Saat menginjak bangku SMP, ia mulai dijuluki sebagai anak yang 'cupu'. Seperti adegan film, ia sering dibully oleh temannya, didorong hingga menghantam loker. Saat ia bertanya mengapa teman-temannya begitu kasar padanya, dengan santai mereka menjawab, "Karena kau pakai kacamata." Saat itu, pria ini tetap menganggap hal tersebut hanya guyonan dalam pergaulan.
Dia lebih merasa penampilannya seperti seorang kutu buku dan ia nampak nyaman dengan hal itu. Tak ada sedikit pun keinginannya untuk mengubah diri, atau mungkin lebih tepatnya, ia tak merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Sebagai seorang yang bergaya 'nerd', ia juga mengikuti kegiatan yang nampak 'cocok' dengan penampilannya. Menjadi kapten dalam tim marching band.
Kupikir Aku Orang Yang Aneh
Kacamata membingkai pandangan hidupnya seperti kebanyakan orang yang bertipe nerdy. Sengaja bertingkah aneh, tertawa seperti karakter Goofy, sembunyi dalam topi dan tak tahu bagaimana caranya senyum di depan kamera.
Gaya pakaiannya seperti bapak-bapak dan mungkin orang akan menganggapnya kuno dan tua. Pria tersebut tetap merasa bahagia dan cukup dengan apa yang ia miliki. Meski ia sadar bahwa ia masih merupakan orang yang pemalu. Namun ada yang membuatnya bimbang. Saat itu usianya sudah 23 tahun dan tak pernah pacaran dengan seorang wanita pun.
Menginjak usia kuliah, pria ini ingin sekali menikah dan punya keluarga. Namun ia sangat takut bahwa dirinya tak akan bisa menikah dengan gadis yang dia impikan, karena penampilannya pasti tidak menarik bagi wanita yang ia dambakan.
Perubahan-Perubahan Dan... Cinta
Suatu ketika pria ini mengalami kecelakaan karena menghantam balok es. Tepat setelah kejadian itu, kacamatanya rusak dan ia merasa bahwa setelah 20 tahun terjebak dalam kacamata itu, sepertinya ini saatnya melepaskan kacamatanya dan memperbaiki penampilan.
Awalnya, ia merasa 'telanjang' tanpa adanya kacamata yang menyertai hari-harinya. Namun karena kondisi kesehatan matanya meningkat, maka ia merasa tak harus memprioritaskan kacamata untuk penampilannya. Selain melepas kacamatanya, ia juga mulai mengubah gaya rambutnya.
Well, rambut keriting, Model apa ya yang cocok untuk pria sepertinya? Ia pun mencoba berbagai gaya rambut. Yang pendek cepak, hingga yang pendek namun lebih gondrong, Ia bahkan pernah mencoba menyerupai penyanyi lawas Art Garfunkel. Bonusnya, ia sempat berfoto dengan penyanyi tersebut.
Tak lupa, pria ini melakukan olahraga. Latihan 1-3 jam setiap hari, ia berhasil kehilangan 9 kg berat badannya dan memiliki tubuh yang lebih bagus. Meski ia belum mendapatkan wanita yang ia cintai, namun hari-hari penuh perubahan ini sedikit mendongkrak kepercayadiriannya.
Ia jadi yakin bahwa dirinya juga butuh perbaikan dalam hal kepribadian. Ia mencoba menjadi pria baik yang menurutnya bisa menarik perhatian banyak wanita. Hingga hari yang 'cukup melegakan' datang juga. Akhirnya ia mendapatkan ciuman pertama dan pacar pertama di usia 29 tahun.
Hari-hari terasa indah. Wanita yang ia pacari sangat cantik dan menerima keanehan dalam dirinya. Namun pria ini menyadari bahwa mungkin hubungannya tak akan bertahan lama. Setengah tahun kemudian mereka berpisah.
Meski begitu, wanita itu berhasil membuatnya menjadi orang yang lebih percaya diri. Ia juga lebih bisa mengenal dirinya sendiri. Sejak saat itu, pria tersebut mulai menjalani kencan-kencan lainnya.
Kurasa, Semua Orang Berhak Bahagia
Setahun kemudian, ia mengenal seorang wanita cantik yang menjadi teman kerjanya. Awalnya ia masih malu-malu. Butuh waktu sekitar sebulan sampai akhirnya ia berani mengajak wanita tersebut ngobrol. And it feels wonderful.
Seolah ada 'klik' yang tercipta di antara mereka. Dan mulailah keduanya berkencan. Selama setahun, pria ini merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Ia merasa, bahwa inilah jodohnya. Yang bisa menerima dirinya apa adanya.
Sosok wanita yang berhasil membuatnya lebih membuka diri dan menghargai dirinya. Satu setengah tahun kemudian, akhirnya dia menikah.
"Sekarang aku berusia 31 tahun dan sedang menikmati bulan madu. Aku telah menikah selama seminggu. 10 tahun lalu kupikir aku tak akan pernah menikahi orang secantik istriku sekarang. Padahal aku masih sama seperti dulu, namun dia mencintai aku karena itu."
"Aku sangat senang karena dipertemukan dengan sosok secantik dan sebaik istriku. Kalau aku bisa menasehati masa mudaku dulu, maka aku akan mengatakan ini. Ada banyak hal yang mungkin tak terjadi saat kau ingin. Namun lakukan yang terbaik, hanya itu yang bisa kau lakukan."
Ladies, semua orang berhak mendapatkan kebahagiaan. Jangan biarkan ejekan yang mendefinisikan Anda. Jangan malu dengan siapa Anda. Dengan berusaha keras, Anda bisa mendapatkan apapun yang Anda mau. Terakhir, jangan pernah menyerah.
(vem/gil)