Kisah Nyata Penipuan Uang Atas Nama Cinta

Fimela diperbarui 08 Nov 2013, 20:05 WIB

Aku membagikan kisah ini untuk pelajaran bagi sahabat-sahabat pembaca Vemale agar tidak mengalami hal yang sama. Karena tak selamanya cinta itu memberikan kebahagiaan selamanya, ada cinta yang mengajarkanmu pelajaran berarti, agar kelak bisa berguna di dalam hidup suatu hari, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

***

Panggil saja namaku Yulia. Aku tinggal di Jakarta sejak duduk di bangku kuliah. Sebagai wanita yang mandiri, aku bisa melakukan banyak hal di kota metropolitan ini nyaris tanpa selalu menggantungkan diri pada bantuan orang tua. Aku sudah bekerja sambil kuliah dan menyisihkan setiap penghasilan untuk tabungan dan biaya kuliah.

Aku beruntung karena aku mendapatkan pekerjaan yang menyenangkan, teman-teman yang baik dan penghasilan yang cukup besar untuk membiayai hidup, tempat tinggal serta kuliahku.

Di kota besar ini, banyak tipe kepribadian orang bisa dijumpai. Dari yang baik, hingga yang pura-pura baik, dan yang sampai tega menipu atas nama cinta.

Suatu hari, aku diperkenalkan seorang teman pada pria. Kabarnya sih ia cukup mapan dan punya pekerjaan yang mumpuni. Penampilannya cukup mengesankan, rapi dan memakai sebagian besar produk bermerk. Saat ngobrol juga dia lebih sering menggunakan bahasa Inggris, dan tentu saja membuatku terkesan.

Dalam benakku, aku menilai dia orang yang cerdas dan punya pengetahuan luas. Tak terasa selama dua minggu kami selalu ngobrol setiap hari dan sudah merasa seperti kenal selama bertahun-tahun.

Tepat dua minggu, tiba-tiba di tengah obrolan ia menceritakan tentang mobilnya yang kini sedang digadaikan. Mobil tersebut digadaikan dengan alasan ingin menyelamatkan perusahaannya yang bangkrut. Memang memulai usaha bukan sesuatu hal yang mudah, apalagi memulai usaha sendiri. Karena iba dan menimbun rasa percaya akan kalimat-kalimat manisnya, aku terbuai. Aku meminjamkan uangku padanya untuk menebus mobilnya.

Aku terlalu terpesona akan cerita-cerita yang setiap hari dituturkannya padaku. Mulai dari keluarganya yang kaya raya, ayahnya yang berdarah orang asing, dan caranya yang sopan serta intelektual membuatku berpikir positif saja. Aku tepis semua pemikiran bahwa ia akan menipuku. Mana mungkin pria seintelek itu menipu?

Karena tak punya cukup banyak tabungan yang memenuhi angka permintaannya akhirnya kami memikirkan cara lain untuk mendapatkan dana menebus mobil. Kamipun akhirnya meminjam uang ke bank atas namaku. Semua uang kuserahkan padanya agar mobilnya bisa lekas ditebus.

***

Mobilnya memang kembali, sehingga aku tak menaruh curiga karena berpikir bahwa ia memang sedang kesusahan saja. Dan ia segera ingin mengembalikan kondisi keuangannya.

Karena kedekatan kami, iapun memintaku menjadi kekasihnya. Ia menyatakan perasaannya bahwa ia jatuh cinta sejak pertama kali diperkenalkan. Dan karena merasa cocok serta nyambung, aku tidak menolak pinangannya itu.

Atas nama cinta, ia memintaku tinggal di rumahnya saja. Berbagai alasan yang meluluhkan hatiku menjadi pertimbangan. Mulai dari perhatian, kekhawatirannya, agar aku lebih hemat dalam hal keuangan. Aku memang masih ngekos di Jakarta, dan aku pikir aku akan bisa lebih hemat ketika tinggal bersamanya.

Sekali lagi aku terbuai iming-iming serta bujuk rayunya, tanpa aku sadari ternyata ia adalah pria yang banyak utangnya. Tetapi hal itu belum juga membuatku terhenyak dan masih memutuskan bersabar dan menunggu.

***

Tinggal di rumahnya ternyata tak membuatku semakin hemat dan bahagia. Setiap bulan aku juga ikut membayar cicilan pinjaman 20 juta ke bank, membayar tunggakan credit card, berbelanja keperluan rumah tangga, peralatan dapur, mengisi perabotan rumah, dan kalau aku hitung lagi semua biaya yang aku keluarkan ketika tinggal di rumahnya justru melebihi uang sewa kos yang aku bayar per bulannya.

Setahun setelah berpacaran kami bertunangan. Aku sedikit lega karena seperti ada titik terang dalam hubungan kami. Yah, wanita mana sih yang tidak merasa lega ketika statusnya lebih jelas dan menginjak jenjang yang lebih serius?

Sayangnya, apa yang terjadi tak seindah bayanganku. Beberapa bulan setelah bertunangan, aku malah diusir dari rumahnya secara halus. Ia bilang tidak enak dengan warga sekitar kalau kami tinggal serumah padahal belum menikah.

Aku mengiyakan saja pendapatnya dan kembali tinggal di kos-kosan.

Sebulan pertama, ia masih sering menemaniku seperti biasa. Namun bulan berikutnya semakin hari intensitas pertemuan kami semakin berkurang. Dari yang setiap hari bertemu menjadi tiga hari sekali, seminggu sekali, bahkan dua minggu sekali.

Dia berubah. Benar-benar berubah seperti bukan sosok yang aku kenal. Aku mulai menaruh curiga, ada apa sih sebenarnya dengan dia?

Saat itu aku berpikir mungkin ada orang ketiga yang mengganggu hubungan kami, sehingga aku hanya mencari tahu sekedarnya saja, kalau-kalau memang ada wanita iseng yang berusaha memikat hatinya. Aku menyelidiki setiap tindak tanduknya, baik di dunia keseharian maupun di dunia maya.

Nyatanya aku tidak terkejut ketika tahu kalau ia sering mengumbar kemesraan di dunia maya, merayu banyak wanita sana sini dan menebarkan pesona. Aku masih menahan diri dan mengumpulkan banyak bukti untuk kemudian dibahas dengannya.

Sampai aku rasa semua bukti sudah lengkap dan aku siap bertanya padanya, tiba-tiba ia malah memutuskan aku lewat telepon dengan alasan yang sungguh tidak masuk di akal. Ia bahkan tak menganggap bahwa hubungan kami ini sangat penting, dan sudah jauh melangkah mendekati jenjang pernikahan. Tanpa sopan santun, ia juga tidak menceritakan masalahnya padaku dan pada orang tuaku. Ia menganggap pertunangan itu seperti hal yang tak pernah terjadi.

***

Pembaca Vemale yang setia, butuh waktu lama untuk aku sadar bahwa aku telah ditipu. Aku hanya dimanfaatkan untuk menopang keuangan dia saja. Membayar cicilan-cicilan dan tagihan, mengisi rumahnya dengan barang-barang mewah, dan begitu semua terpenuhi, aku ditinggalkan tanpa alasan jelas.

Belakangan ini aku dengar dia sudah menikah dan pindah keluar pulau. Meninggalkan seberkas masa lalu yang kelam yang mungkin akan disembunyikannya selamanya dari keluarga.

Ia bahkan menyewakan rumah yang sudah lengkap perabot dan isinya, hasil ia menipuku selama beberapa waktu lamanya. Aku terluka, aku sakit hati dan kecewa. Tetapi aku menganggapnya sebuah pelajaran, yang aku tak ingin ada wanita lain merasakannya juga.

Cukuplah aku yang pernah mengalami hal yang pedih ini. Dan aku yakin aku bisa bangkit dari semua masalah dan masa lalu yang pahit.

Aku hanya mendoakan saja, agar ia bahagia dengan kehidupannya sekarang ini.

***

Kisah ini nyata seperti diceritakan salah seorang sahabat. Terima kasih telah berani memberikan inspirasi dan pelajaran berharga ini untuk pembaca Vemale lainnya. Dan terima kasih tetap menjadi sosok wanita yang kuat dan tak mudah jatuh ketika dilanda masalah besar. We love you. 

 (vem/bee)
What's On Fimela