Naila Meninggal Di Pangkuanku Ketika Sang Ayah Berjuang Menyelamatkannya

Fimela diperbarui 02 Nov 2013, 15:00 WIB

Sebagai seorang ibu, Anda pasti bingung dan khawatir jika anak Anda sakit. Saat sakit, mungkin yang ada di pikiran Anda adalah bagaimana sang anak agar cepat sembuh dan kembali ceria lagi. Demi kesembuhan anak Anda, mungkin Anda akan berlari ke rumah sakit atau dokter untuk meminta pertolongan.

Hal inilah yang dialami oleh pasangan Mustari dan Nursia, warga Dusun Patommo, Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Pinrang, Sulsel seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (2/11). Pasangan suami istri ini terlihat sangat sedih dengan apa yang menimpa anak mereka yang bernama Naila.

Seperti pasangan suami istri yang lain, mereka sangat gembira ketika dua bulan lalu sang istri berhasil melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Sang ayah memberikan nama yang juga tidak kalah cantik dengan bayi itu, Naila. Kebahagiaan menjadi milik keluarga kecil ini. Meskipun mereka hidup dengan sederhana, mereka sangat menyayangi dan merawat Naila dengan sepenuh hati. Seluruh cinta kasih mereka berikan terhadap anak mereka ini.

Suatu hari Naila mendadak sakit dan terlihat sangat lemah. Melihat hal ini, mereka tampak bingung dan khawatir karena Naila masih bayi dan mereka tidak bisa sembarangan memberikan obat. Maka dengan bantuan mobil tetangga, mereka membawa Naila ke Rumah Sakit Umum Lasinrang, Pinrang, Sulawesi Selatan. Saat itu, Naila sudah terlihat sangat lemah dan tidak berdaya.

Namun ternyata sesampainya di rumah sakit, Naila tidak segera mendapatkan pertolongan. Kelengkapan administrasi dan birokrasi yang menjadi syarat mendapatkan pengobatan di rumah sakit ini menjadi penghalang. Bahkan mereka harus menunggu selama dua jam hanya untuk mendapatkan pemeriksaan.

Anda tentu bisa membayangkan keadaan seorang bayi yang saat itu sakit dan harus menunggu sangat lama untuk diperiksa. Saat menunggu itu ternyata menjadi saat terakhir bagi Naila. Dia menghembuskan nafas terakhir di pangkuan ibunya saat ayahnya sedang berjuang mendapatkan pertolongan untuknya.

Sang ayah  dan ibu yang hanya bekerja menjadi seorang buruh dan petani itu hanya bisa pasrah menerima hal ini. Kini anaknya telah tiada. Tiada lagi keceriaan dan kelucuan Naila. Semua ini memang sudah menjadi suratan takdir bagi Naila. Tapi mengapa sebuah sistem yang harusnya membantu dan memudahkan ini menjadi sebuah bumerang hingga merenggut nyawa seorang bayi? Bagaimana menurut pendapat Anda ladies? Siapa yang harus disalahkan?

 

(vem/sir)