Ibu Rumah Tangga VS Ibu Bekerja, Pilih Yang Mana?

Fimela diperbarui 19 Nov 2013, 09:00 WIB

Membuat keputusan bukanlah pilihan mudah. Menjadi ibu rumah tangga sehingga dapat memiliki waktu lebih untuk si buah hati, atau menjadi ibu yang bekerja dengan resiko waktu untuk keluarga berkurang? Semua ada resikonya.

Seperti yang dilansir dari drphil.com, semua pilihan wanita memiliki manfaat dan resiko sendiri-sendiri. Tidak ada pilihan yang mudah, tergantung apa cita-cita dari si wanita.

"Terlalu banyak resiko bagi anak, jika kedua orangtuanya bekerja," ujar Heidi Brennan, seorang ibu rumah tangga, penasehat kebijakan publik, serta anggota dewan direksi untuk keluarga. Ia menambahkan, "Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan awal antara bayi atau anak-anak pra sekolah dan orang tua adalah dasar dari perkembangan kepribadian anak selanjutnya."

"Sebenarnya tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut," ujar Dr. Philip, si pemilik blog. Anak-anak yang berada dalam penitipan berkualitas memiliki peningkatan keterampilan kognitif, kecerdasan, dan lebih mudah untuk bersosialisasi.

Menanggapi pernyataan dokter Philip, Heidi mengatakan, "Peningkatan yang terjadi tidak akan signifikan jika tak ada orang tua di samping mereka."

Joan K. Peters, seorang penulis, mempunyai pendapat yang berbeda. Ia mengatakan, "Salah satu aspek penting untuk menjadi seorang ibu adalah memperhatikan urusan finansial si buah hati". Bukannya ingin, tetapi seorang wanita harus siap dengan keadaan yang tak terduga seperti perceraian, PHK dini suami, ataupun penyakit.

Menanggapi pernyataan ibu rumah tangga yang selalu mengatakan bahwa mereka tak pernah kehilangan waktu bersama anak, Peter mengatakan, "Tidak seorang pun yang ingin bekerja selama 10 jam sehari dan meninggalkan keluarga mereka. Masalahnya adalah, pastikan bahwa Anda akan bekerja di tempat yang ramah keluarga".

Mendukung pernyataan para wanita yang memilih untuk bekerja, Dr. Phill mengatakan bahwa banyak wanita berharap dapat menjadi orang tua yang baik dan memiliki karir yang cemerlang. Tetapi mereka akan terjebak dalam suatu keadaan dimana banyak tekanan dari tempat kerja dan dari rumah. "Jika Anda mengasuh putra putri Anda dalam keadaan frustasi atau depresi, ini juga tak akan baik untuk anak Anda," tambah dokter Philip.

"Tidak. Dari dulu, wanita yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga juga digambarkan sebagai wanita yang tidak memiliki pendidikan tinggi," ujar Brennan.

"Anda tetap dapat mendidik anak Anda dan tetap bekerja," kata Sonja, seorang working mom.

Kasey, seorang wanita yang bingung antara pekerjaan yang dicintainya dan anak yang dikasihinya mengatakan, "Saya dan suami saya sudah membicarakannya. Apa saja yang kita inginkan untuk anak-anak kita. Yang penting adalah waktu yang berkualitas ketika bersama mereka. Semakin lama waktu bersama mereka tidak menjamin kualitas pertemuan."

Nah, setelah membaca pernyataan di atas, apakah Anda semakin bingung untuk membuat keputusan atau sudah mendapat pencerahan untuk mengambil keputusan?

Apapun keputusan Anda, pertimbangkan mana yang lebih bermanfaat untuk Anda dan keluarga ya Ladies.

(vem/and)