Lengkap sudah kebahagiaan Sultan Hamengkubuwono X dengan dilaksanakannya pernikahan putri kesayangannya KGR Hayu.
Yah, pernikahan kedua anak Adam yang berasal dari latar belakang kerajaan ini memang selalu membuat rasa penasaran pada setiap orang yang melihatnya. Bagaimana tidak, pernikahan GKR Hayu dan juga KPH Notonegoro disebut-sebut sebagai Royal Wedding Indonesia yang sangat dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Bahkan, beberapa kisah mengenai mereka pun diliput beberapa sumber luar negri yang mampu menuai banyak komentar dari seluruh orang di berbagai belahan dunia. Tak hanya pada kisah mereka, namun prosesi pernikahan mereka juga mampu menghipnotis banyak orang untuk terus mengikuti kelanjutan berita mengenai Hayu dan Notonegoro.
Seperti yang telah diberitakan oleh Merdeka.com, beberapa foto GKR Hayu dan juga sang suami, KPH Notonegoro berhasil diabadikan dengan nuansa yang sangat tradisional. Dan Anda tentu saja merasa penasaran dengan proses pernikahan sakral yang juga dihadiri oleh presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono ini kan? Yuk intip!
(vem/oem)Pertemuan Awal
Pada akhirnya setelah sempat putus dan nyambung beberapa kali, pasangan GKR Hayu dan juga KPH Notonegoro pun meresmikan pernikahan mereka di bulan oktober. Pasangann yang telah menjalani hubungan selama 10 tahun ini pun lantas menjadi sorotan publik atas berita pernikahan mereka yang mulai tercium oleh awak media. Terlebih lagi, Hayu merupakan putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X yang artinya ini adalah pernikahan agung yang terakhir bagi sang Sultan.
Pertemuan Hayu dan Notonegoro sendiri terbilang sangat unik. Hayu yang dulunya adalah salah satu siswi di sekolah menengah Jogjakarta mengakui sering terlibat dalam reuni bersama teman-temannya terdahulu. Kala itu ia dan teman-temannya kerap membuat pertemuan untuk saling bertemu dan berkomunikasi satu sama lain. Di sinilah lantas ia bertemu dengan Notonegoro dan memutuskan untuk memadu kasih hingga menikah pada tanggal 21 Oktober 2013.
Akad Nikah
Adat jawa memang selalu memiliki segi yang unik dan menarik untuk terus dipelajari. Tak terkecuali bagi pernikahan 2 remaja kerajaan ini yang bertajuk Kraton Royal Wedding Ngayogyakarta ini. Yah, akad nikah merupakan prosesi wajib yang harus dilakukan sebelum calon pengantin melakukan resepsi pernikahan.
Dan biasanya, akad nikah dilakukan secara terpisah. Yang bermaksud untuk menolak bala dan kesialan yang bisa terjadi kelak kepada kedua calon mempelai. Sehingga, pada proses akad nikah ini, terlihat bahwa KPH Notonegoro melangsungkan akad nikah di masjid Penapen tanpa di dampingi sang calon istri. Hal ini juga termasuk salah satu syarat pernikahan dalam hukum Islam yang dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Edan-edanan
Edan-edanan biasanya dipakai sebagai membuka acara resepsi pernikahan dengan banyak orang yang menari menggunakan riasan tebal di wajah. Biasanya juga, para penari edan-edanan membawa beberapa peralatan pembersih perabot seperti kemucing dan sapu lidi untuk membersihkan pelaminan dan area kirab pengantin. Hal ini turut dilaksanakan dalam proses pernikahan yang dilakukan oleh GKR Hayu dan juga suaminya, KPH Notonegoro.
Edan-edana dilakukan dalam pernikahan sebagai suatu kepercayaan dalam adat jawa untuk menjauhkan sang pengantin dari bala atau musibah. Musibah yang dimaksud bukan saja hanya kejadian yang tak diinginkan namun juga mengusir semua gangguan berwujud dan juga roh jahat maupun makhluk halus. Dan seperti yang terlihat dalam foto, para penari edan-edanan nampak mengiringi KPH Notonegoro untuk menuju ke tempat pelaminan.
Pondongan
Sebelum menduduki tempat pelaminan, ada satu tradisi lagi yang harus dilakukan oleh kedua mempelai ini, yakni pondongan. Pondongan memiliki arti menggendong dalam bahasa Indonesia. Di sini, sang mempelai pria diwajibkan untuk menggendong sang mempelai istri yang dibantu oleh salah satu kerabat dari pihak pria. Pondongan merupakan tradisi yang sering dilakukan di Jawa terutama di daerah Solo, Yogyakarta dan juga Semarang.
Fungsi dilakukan tradisi pondongan ini sendiri dipercaya sebagai ritual puji syukur atas sang suami yang pada akhirnya dapat bersatu dengan sang mempelai wanita. Hal ini juga dilakukan oleh KPH Notonegoro yang nampak menggendong GKR Hayu dengan kedua tangannya. Namun, KPH Notonegoro tak sendiri, melainkan dibantu oleh Suryo Hadiningrat yang berlokasi di Bangsal Kencono Keraton Yogyakarta.
Pelaminan
Nah, di sinilah kemudian keduanya harus menyambut para tamu yang hadir kala itu. Dengan ditemani oleh pihak keluarga masing-masing, GKR Hayu dan KPH Notonegoro nampak sangat serasi dan berwibawa. Hayu dengan pakaian khas jawa nampak terlihat sangat cantik nan anggun. Sementara, KPH Notonegoro memberi kesan gagah atas pakaian adat Jawa yang ia kenakan juga saat itu.
Dalam foto yang satu ini, juga dapat kita lihat sang presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono tampak hadir bersama Ibu Negara. Keduanya tampil sangat elegan dan serasi dengan Ibu Ani yang mengenakan kebaya, sementara Pak Susilo mengenakan Jas yang sangat gagah.