Sekali kecanduan rokok, rasanya mustahil untuk bisa keluar dari jeratannya. Papan-papan reklame yang mencoba menggalakkan program untuk menghindari rokok, tampaknya tidak begitu mempan mengingat betapa sulitnya berhenti merokok. Hal inilah yang dilakukan oleh seorang pria asal Turki bernama İbrahim Yücel. Tapi hal itu tak lantas membuatnya putus asa untuk berusaha menghentikan kebiasaannya yang merugikan.
Dilansir dari situs OddityCentral, pria yang berusia 42 mencoba menghentikan kebiasaannya merokok dengan cara yang cukup ekstrim. Ibrahim membuat sebuah sangkar yang terbuat dari tembaga untuk dipasang di kepalanya. Tembaga-tembaga tersebut dipasang cukup rapat sehingga tidak akan memberi sedikit saja celah bagi Ibrahim untuk bisa memasukkan satu batang rokok. Sangkar tersebut terpaksa harus ia buat sendiri karena tidak ada pandai besi yang mau mengerjakannya.
Ibrahim sebenarnya sudah berusaha menghentikan kebiasaannya tersebut sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi usahanya tersebut sebatas untuk tidak merokok di hari ulang tahun putra-putrinya dan ulang tahun pernikahannya. Setelah perayaan-perayaan itu berakhir, ia akan kembali mengisap batangan tembakau itu lagi sebanyak dua pak sehari. Sejak Ibrahim menikah 16 tahun yang lalu, istrinya sudah sangat sering memintanya untuk berhenti, tetapi tetap tidak mempan.
Namun ada satu hal yang kemudian membuat pria ini benar-benar tersadar bahwa kebiasaan buruknya ini berbahaya dan harus segera dihentikan. Ayahnya meninggal beberapa waktu yang lalu karena rokok. Hal ini kemudian seolah menampar dan menyadarkan Ibrahim. Sejak saat itulah tekadnya menjadi sangat kuat untuk berhenti dari menghisap rokok. Tapi ia menyadari bahwa cara yang biasa akan sulit untuk berhasil. Karena itulah, kemudian ia menciptakan sarang tembaga untuk kepalanya itu.
Ibrahim menyerahkan dua kunci dari sarang kepalanya itu kepada istri dan seorang putrinya, sehingga ia tidak akan bisa seenaknya membuka kurungan tersebut. Meskipun baru empat hari, kurungan ini sudah bisa mencegah Ibrahim untuk menyulut rokok dan menyematkan di mulutnya. Melihat perkembangan ini, istri Ibrahim yang mulanya tidak setuju, kini malah mendukungnya.
Untuk beberapa hari, Ibrahim masih mengambil cuti dari kantornya karena baru saja mengalami kecelakaan. Saat ia masuk nanti, akan menjadi tantangan terberat dalam terapinya. Mampukah ia menahan godaan untuk merokok lagi, dan tahan kah mentalnya untuk memakai kurungan tembaga itu di kantornya? Dengan tekad yang kuat demi kesehatannya dan keluarga, dia pasti bisa melalui semuanya.
Sepertinya memang sulit sekali memisahkan diri dari rokok jika sudah kecanduan. Padahal kita tahu apa yang akan terjadi pada tubuh kita jika terus mengonsumsinya. Maka dari itu, bagi Anda yang belum sama sekali tersentuh rokok, jangan pernah ada keinginan untuk coba-coba, ya? Sedangkan bagi Anda yang ingin berhenti, mungkin bisa pergi ke terapis untuk membantu Anda menghentikan kebiasaan merugikan Anda tersebut.
(vem/ris/and)