Aku Diceraikan 'Hanya' Karena Hobi Dan Koleksinya

Fimela diperbarui 12 Okt 2013, 12:00 WIB

Dalam hubungan pernikahan, suami dan istri harus selalu berbagi suka dan duka bersama. Namun terkadang Anda tidak bisa menghindari suatu permasalahan yang datang menguji pernikahan Anda. Beberapa masalah timbul karena keegoisan masing-masing dan sifat selalu ingin menang sendiri. Jika tidak ada saling pengertian maka pernikahan Anda bisa jadi taruhannya.

Sebuah kisah salah satu pasangan di Jepang bisa menjadi contohnya. Maki adalah seorang istri yang berusia 30 tahunan. Dia hidup dengan suami dan anak semata wayang mereka yang masih berusia 11 tahun. Mereka tinggal di salah satu kota di Jepang. Suami Maki memang sangat menyukai anime dan manga. Maki sendiri sudah mengetahui hal ini sejak lama. Suaminya mempunyai banyak koleksi dvd dan kaset cerita anime di kamar mereka. Koleksi itu memang seperti harta karun sang suami.

Pada awalnya, Maki tidak keberatan ketika sang suami sangat menyenangi hobi dan koleksinya. Dia mulai terganggu ketika sang suami pulang dengan membawa botol minuman anime yang berharga sangat mahal. Jika dirupiahkan, botol-botol tersebut berharga hingga jutaan rupiah seperti yang dilansir oleh Rocketnews24 (11/10).

Saat itu, dia berani protes kepada suaminya karena khawatir sang suami menggunakan tabungan keluarga mereka untuk membeli koleksinya ini. Di luar dugaan, sang suami malah marah dan tidak terima dengan hal ini. Dia lalu mengambil seluruh tabungan keluarga mereka dan mengatakan bahwa mulai saat itu seluruh kendali keuangan ada di tangannya dan Maki tidak berhak mengatur keuangan mereka lagi.

Sedih dan terluka, Maki memendam kekecewaan. Ketika suaminya pergi bekerja, Maki yang marah dan kecewa menggunting semua koleksi harta karun sang suami lalu membuangnya ke tempat sampah. Sang suami yang mengetahui hal ini ketika pulang kerja merasa terkejut dan shock hingga mengurung diri di kamar. Maki sedih melihat hal ini, dia merasa sudah melukai hati suaminya lalu menyiapkan makan malam istimewa sebagai permohonan maaf. Namun suaminya menolak dan lebih memilih untuk mengurung diri di kamar.

Pagi harinya, sang suami keluar dari kamar dan mengajak Maki berbicara. Dia mengatakan bahwa dia ingin bercerai dari Maki dan Maki harus pergi dari rumah saat itu juga. Maki sangat terkejut dan tidak tau harus berkata apa dengan keputusan suaminya. Dengan langkah gontai dan kesedihan yang mendalam, dia memutuskan untuk pergi.

Jauh di lubuk hati Maki, dia tidak ingin bercerai dengan sang suami. Dia tau permasalahan ini ada karena hobi suaminya, jadi mungkin masih ada kesempatan untuk memperbaiki ini. Memang kesenangan setiap orang berbeda-beda, dan kadang apa yang kita anggap penting tidak berarti penting bagi orang lain. Namun benarkah hal ini bisa membuat sebuah pernikahan hancur berantakan? Bagaimana menurut pendapat Anda tentang hal ini Ladies? Apa yang harus dilakukan Maki?

 

(vem/sir)