Kisah Getun, Mengejar Mimpi Tanpa Kedua Tangannya

Fimela diperbarui 10 Okt 2013, 12:00 WIB

Ada yang mengatakan bahwa musik adalah bahasa universal. Musik bisa dipelajari oleh siapa saja tanpa halangan. Beberapa orang dengan kekurangannya mampu membuat musik yang indah. Beethoven adalah salah satu dari mereka yang terkena penyakit hingga kehilangan fungsi pendengarannya, namun kekurangannya ini malah menjadikannya musisi dunia yang karya-karyanya diingat hingga saat ini.

Sebuah kisah di Jawa Tengah tentang seorang gadis kecil yang berbakat mungkin bisa menjadi inspirasi kita. Getun Tri Aena adalah nama dari gadis ini. Umurnya masih 11 tahun dan tinggal dengan keluarganya di Desa Clapar RT 04/RW 02 Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Getun adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Sehari-hari dia tinggal dengan keluarganya di sebuah rumah sederhana seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (9/10).

Getun memang bukan seorang gadis biasa. Dia terlahir istimewa tanpa memiliki sepasang tangan seperti orang normal lainnya. Ibunya merasa khawatir dengan hal ini. Kekurangan Getun akan membatasi kemampuan dan pergaulannya. Getun kecil memang sempat tergantung dengan keluarganya. Namun hal itu tidak lama terjadi, karena pada suatu hari dia bisa mengganti pakaiannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Ibunya sangat kaget melihat hal ini dan sangat bersyukur. Sejak itu, sang ibu selalu merasa Getun adalah anak istimewa. Menjalani hidup dalam keterbatasan fisik memang tidak mudah, tapi Getun menjalaninya dengan keteguhan hati. Setiap hari seusai pulang sekolah, dia membantu ibunya membersihkan rumah. Getun memang sangat mandiri. Kekurangannya tidak membatasinya, tanpa kedua tangan, dia menggunakan kakinya untuk melakukan banyak hal.

Ada satu bakat lain yang membuat Getun banyak diperhatikan masyarakat. Getun sangat berbakat dalam hal kesenian, dia sering bernyanyi dan bahkan pandai bermain organ dengan menggunakan kakinya. Bakatnya ini sudah diperhatikan oleh gurunya sejak beberapa tahun lalu. Dia lalu mengajak Getun untuk menjadi pemain organ di orkes rebana sekolahnya. Beberapa kali bahkan dia tampil mengisi acara di kampung daerah rumahnya. Hasil Jerih payahnya ini dia gunakan untuk membantu biaya kehidupan keluarga.

Getun memang tidak terlahir dalam keluarga yang berkecukupan. Ayahnya, Suwandi, sehari-hari hanya bekerja mencari rumput dan menjaga pekarangan salak yang kecil. Sedangkan sang ibu, Sarinem, sehari-hari harus bekerja menjajakan makanan kecil. Semua kekurangan ini menjadi sebuah motivasi besar dirinya untuk berprestasi. Dia yang saat ini duduk di kelas V SD Negeri 1 Clapar selalu menjadi bintang kelas. Semua ini menjadi kebanggaan orang tua Getun. Getun memang seseorang yang sangat istimewa.

Cita-cita Getun adalah menjadi seorang musisi. Idola Getun adalah seorang penyanyi cantik berhijab, Fatin Sidqia Lubis. Suatu saat dia ingin menjadi seorang yang berhasil dan sukses seperti Fatin. Seseorang memang lahir dengan keadaan yang berbeda. Namun dengan kerja keras dan keteguhan hati, keadaan tersebut bisa berubah. Kisah Getun menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak menyerah dengan keadaan yang ada. Semoga kita bisa menjadi sosok yang pantang menyerah seperti Getun ya ladies.

 

(vem/sir)