Karena Peraturan Satu Anak, Janinku Diaborsi Paksa

Fimela diperbarui 09 Okt 2013, 13:09 WIB

Sebagai negara dengan penduduk terbanyak, China menerapkan aturan bahwa setiap keluarga hanya diperbolehkan memiliki satu anak. Namun ini juga menjadi masalah bagi sebagian besar warganya.

Salah satunya adalah seorang ibu bernama Liu Xinwen dan suaminya, Zhou Guoqiang. Mereka sebenarnya tengah menanti kehadiran anak kedua mereka. Liu Xinwen tengah hamil 6 bulan dan menanti dengan cemas akan kelahiran sang anak.

Ia tahu aturan di negaranya bahwa satu anak untuk satu keluarga. Namun kehamilan ini juga bukan rencananya dan yang jelas, ia tak mungkin menggugurkan kandungannya. Begitupula sang suami yang berusaha melindungi istrinya.

Namun penantian itu akhirnya kandas sudah. Kehamilan Liu Xinwen tercium oleh pihak pemerintahan. Pada dini hari pukul 4 pagi, rumahnya didobrak paksa dan ia dibius untuk dipindahkan ke rumah sakit. Liu Xinwen dan suaminya tak bisa melawan karena mereka dikerumuni oleh aparat pemerintahan. Zhou bahkan sampai terduduk di sofa melihat istrinya yang ketakutan dibawa ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, wanita 33 tahun itu disuntik obat yang bisa membunuh janin dalam kandungannya. Kemudian janin itu diangkat dari perutnya. Selain sakit akibat aborsi paksa yang ia alami, hatinya juga sakit karena ia belum sempat bertemu dengan sang anak.

Zhou Guoqiang sampai di rumah sakit beberapa saat setelah istrinya diaborsi. Ia langsung bertanya, "Apakah kau sudah disuntik?". Istrinya mengangguk. "Apakah bayi kita masih bergerak?" tanya Zhou lagi. Istrinya menggeleng sambil menjawab bahwa janinnya sudah tak banyak bergerak lagi. Zhou pun meninggalkan ruangan karena tak ingin istrinya melihat dia menangis.

Dalam sebuah wawancara, Liu Xinwen tak bisa menahan tangis kepedihannya. "Anakku, maafkan kami. Kami tak bermaksud begini. Istirahatlah yang tenang di surga. Kami akan mendoakanmu. Semoga kehidupanmu di masa depan lebih baik," ucapnya sambil terisak.

4 Oktober, menjadi hari yang paling kelam dalam kehidupan pasangan ini. Semoga mereka diberi kekuatan dan ketabahan. Well, meski ini adalah sebuah peraturan, namun sepertinya aborsi masih terlalu kejam untuk menjadi sebuah kebijakan.

(vem/gil)