Ayah, Teganya Kau Menghancurkan Masa Depan Kami

Fimela diperbarui 08 Okt 2013, 11:00 WIB

Seorang anak adalah buah hati dari orang tua. Setiap orang tua akan merawat anak mereka dengan penuh kasih sayang serta akan selalu melindungi mereka. Terutama sosok ayah bagi anak wanitanya. Ayah yang bekerja keras demi keluarga menjadi sosok pahlawan yang akan selalu melindungi keluarga yang dicintainya.

Sosok ayah yang penyayang dan pelindung ini sungguh berbeda dengan apa yang dialami oleh dua gadis yang tinggal di Surabaya. Dilansir oleh Merdeka.com (8/10), SL dan SP adah dua anak gadis yang masih berusia sangat muda. SL adalah anak pertama keluarga ini dan saat ini berusia 14 tahun. Sang ibu kandung sudah meninggal beberapa tahun yang lalu sehingga ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya sekarang. Dari pernikahan ayahnya dan sang ibu tiri, mereka dikaruniai seorang anak wanita yaitu SP yang kini berusia 11 tahun.

Kehidupan mereka berjalan dengan harmonis dan penuh kasih sayang. Meskipun bukan anak kandungnya, ibu tirinya memperlakukan mereka dengan kasih sayang yang sama. Meskipun dari keluarga yang sederhana, kasih sayang mampu melengkapi kehidupan mereka. Sang ayah yang hanya sebagai petugas kebersihan sangat giat bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga dan pendidikan anak mereka.

Entah apa yang terjadi, suatu malam ayah mereka datang mengendap-endap ke kamar mereka dan memaksa mereka berhubungan intim layaknya suami istri. Astaga, perbuatan apa itu. Sang ayah mengancam mereka dengan menggunakan pisau dan akan membunuh mereka jika mereka tidak menuruti keinginan itu. Kedua anak malang yang masih belia itu pun tidak dapat menolak karena takut dengan ayah mereka.

Ibunya yang mendengar suara gaduh dari kamar anaknya akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Betapa kagetnya dia melihat apa yang sedang dilakukan oleh suami kepada anak-anaknya. Namun ibu yang tidak berdaya ini sangat takut melapor ke pihak yang berwajib. Apa kata orang dan bagaimana nanti nasibnya tanpa sang suami. Ibu pun hanya bisa diam mengetahui hal ini.

Sang anak yang tertua merasa terluka dan sakit hati dengan perbuatan ayahnya. Masa depannya sudah direnggut dengan kejam oleh ayah kandungnya sendiri. Dia lalu menceritakan hal ini kepada adik dari almarhum ibu kandungnya. Betapa marah dan kagetnya sang tante mengetahui apa yang menimpa keponakannya. Dia lalu melaporkan hal ini ke pihak yang berwajib.

Pihak yang berwajib akhirnya dapat menangkap sang ayah dan saat ini kasus mereka sedang diproses. Ladies, banyak sudah kasus pelecehan yang terjadi kepada wanita. Kebanyakan korban mengaku sulit menceritakan hal ini karena malu dan putus asa. Akibatnya, korban akan lebih banyak tersiksa dalam diam dan memendam lukanya. Dengan itu sang pelaku tidak akan mempertanggung jawabkan perbuatannya dan akan bebas berjalan tanpa rasa bersalah. Hal ini akan membuat perilaku ini berulang secara terus menerus. Kita sebagai wanita harus berani bertindak ketika mengetahui hal ini terjadi di sekitar kita. Kita harus menghentikan perlakuan tidak adil kepada wanita agar kejadian ini tidak terulang di masa depan.

 

(vem/sir)