Bango kembali melanjutkan komitmennya untuk menginspirasi para ibu di Indonesia agar lebih percaya diri mempersiapkan sajian kambing di hari raya Idul Adha. Setelah mengungkap satu dari lima rahasia kelezatan sajian kambing legendaris, yaitu Sate Goreng Kambing Pak Budi yang unik dan praktis. Hari ini Bango kembali membuka empat rahasia kelezatan sajian kambing legendaris lainnya melalui acara Bango Masak Bersama.
Marieska Widhiana, Senior Brand Manager Bango dari PT. Unilever Indonesia Tbk, menuturkan, “Bango Masak Bersama merupakan rangkaian acara Bango Idul Adha dalam mewujudkan konsistensi Bango membuktikan kualitas kecap Bango yang menghadirkan kelezatan di rumah Indonesia. Melalui acara ini, Bango tidak hanya menginspirasi masyarakat luas dengan berbagi pengetahuan seputar sajian kambing, tetapi juga memberikan kesempatan kepada para ibu untuk mempraktekkan langsung rahasia dapur yang dipandu para legenda kuliner kambing.”
Dalam Bango Masak Bersama, akan dihadirkan demo dan kelas memasak bersama para legenda kuliner, yaitu Gorengan Kambing Yoyo, Sate Kambing H. Sadjim, Iga Bakar Kambing Si Jangkung dan Nasi Goreng Kambing Pedurenan. Dari mereka, para Ibu dapat menambah khasanah kuliner kambing baik dari segi variasi resep maupun tips khusus mengolah kambing, termasuk menjawab tantangan terbesar yaitu cara menghilangkan bau prengus dan melunakkan daging kambing, memilih bumbu-bumbu yang digunakan sampai cara meramu semuanya. “Yang paling penting, semua sajian tersebut dapat menggunakan semua bagian kambing hasil hewan kurban. Apapun sajiannya, akan semakin lezat bila dikreasikan menggunakan kecap Bango berkualitas yang terbuat dari kedelai hitam unggul Mallika,” tambah Marieska.
Penikmat dan pengamat kuliner, Arie Parikesit membenarkan, “Saat saya menjelajah kuliner Nusantara, kuliner kambing memang selalu menarik untuk dikulik terutama mengolah kambing. Selain itu, kecakapan dalam memilih bumbu yang digunakan dan cara memasaknya membuat mereka digemari dan ingin ditiru.”
Gorengan Kambing Nasi Ulam Yoyo contohnya, makanan khas Betawi ini memiliki keunikan karena merupakan perpaduan antara semur dan gulai kambing. Seluruh bahan-bahannya dimasak di atas penggorengan yang besar sehingga masakan ini dinamakan gorengan kambing. Menariknya, masakan ini menggunakan semua bagian kambing baik itu kaki ataupun jeroan dan hanya perlu memadukannya di sebuah wajan. “Dengan demikian, para Ibu tidak perlu khawatir saat menerima daging kurban yang beragam, pasti tetap dapat diolah menjadi masakan ini,” ujar Arie.
Arie juga menjelaskan bahwa Iga Bakar Kambing Si Jangkung mengolah kambing melalui tiga tahapan, yaitu direbus dengan bawang putih, kunyit dan garam sampai empuk, lalu dibakar sampai kecokelatan, dan terakhir ditumis dengan minyak samin, bawang merah, cabai dan tomat sehingga asam tomat yang keluar alami dapat membantu membuat iga lebih empuk. Usaha ‘Warung Si Jangkung’ yang dirintis oleh Slamet Haryanto ini memiliki cara berbeda untuk melezatkan iga bakar. Bila ingin citarasa yang unik dan berbeda, proses menumis bisa dilakukan di atas piring gerabah dengan menggunakan minyak samin panas.
Tips ini pun tidak hanya diterapkan untuk memasak iga bakar, tetapi juga seluruh masakan yang menggunakan kambing sebagai bahan utama. Lain lagi teknik yang digunakan dalam masakan Sate Kambing H. Sadjim yang mengawali usahanya melalui gerobak 30 tahun lalu. Arie mengungkapkan, “Untuk melembutkan daging sekaligus memberi rasa yang berbeda, sate dicelup ke air parutan nanas dan dibalur bumbu kacang sebelum dibakar. Kombinasi inilah yang membulatkan citarasa satenya”.
Sedangkan, Nasi Goreng Kambing Pedurenan yang telah dirintis sejak tahun 1974 oleh dua kakak beradik H Sanim dan H Nur mengolah kambing dengan cara menumis dagingnya dua kali. Tumisan pertama untuk mengeluarkan aroma dan minyak dari gajih dan mematangkan dagingnya. Sedangkan, tumisan kedua untuk meratakan aroma dan bumbu dengan nasi yang digoreng.
Tike Priatnakusumah sebagai seorang ibu yang ingin membawa kehangatan Idul Adha di rumah melalui sajian kambing kreasi sendiri sangat senang menyambut kegiatan Bango Idul Adha, “Saya selalu menganggap masak kambing tuh repot, mulai dari bau dan alot dagingnya sampai bumbu-bumbu yang digunakan. Padahal saya dan suami senang sekali menikmati sajian kuliner kambing.”
Agar para ibu dapat menyajikan hidangan kambing pada saat Idul Adha ataupun setelah hari raya, tips dan resep mengenai berbagai macam menu sajian kambing dalam bentuk cetak dan video akan disebarluaskan melalui website www.bango.co.id, media massa juga DVD yang dibagikan secara cuma-cuma sebagai pembelian Kecap Bango yang tersedia di beberapa supermarket dan hypermarket pilihan selama periode sebelum Idul Adha.
“Dengan menghadirkan kepiawaian legenda kuliner, Bango berharap para ibu semakin mahir dalam menghadapi tantangan dalam menyiapkan hidangan daging kambing sehingga dapat menghadirkan kehangatan perayaan Idul Adha di tengah-tengah kehangatan keluarga melalui variasi sajian kambing yang lezat berkat kecap Bango,” tutup Marieska.
(vem/dyn)