Bayiku Dimandikan Bidan Dengan es Batu Hingga Meninggal Dunia

Fimela diperbarui 03 Okt 2013, 11:00 WIB

Ketika melahirkan, seorang ibu akan memilih tim medis untuk membantu persalinan yang berpengalaman dan profesional di bidangnya. Namun ada juga yang memilih berdasarkan tenaga medis yang banyak dipakai oleh orang lain. Bila tinggal di desa atau jauh dari Rumah Sakit, bersalin di bidan adalah pilihan bijak karena bidan memiliki kemampuan untuk itu.

Wanita sudah berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan buah hati mereka ke dunia. Ketika bayi yang baru saja lahir kemudian meninggal, rasa sedih mendalam menyergap dalam hati seorang ibu. Hal seperti inilah yang dirasakan oleh dua orang ibu di Riau. Bayi mereka meninggal dunia karena tindakan ceroboh bidan yang membantu persalinan mereka.

Nurlela Rumah Hurbo (23), warga Jalan Dusun Air Hitam, Semunai, Pinggir, Bengkalis ini merasakan kepahitan yang membuat hidupnya terguncang. Tahun 2012 lalu, Nurlela melahirkan buah hati pertamanya di bidan EN. Setelah buah hatinya lahir, Nurlela kaget karena bidan EN menempelkan es batu di dada bayinya. bidan EN berkata hal ini untuk memberi efek 'kejut' pada buah hati Nurlela.

Lantas apa yang terjadi? Bayi tercinta Nurlela meninggal dunia ladies. Tangis dan tekanan batin membuat Nurlela enggan makan berhari-hari. Dirinya tak habis pikir, bagaimana bisa bayinya meninggal dunia dan ditempeli es batu? Nurlela memang bukanlah seorang wanita yang cerdas luar biasa namun dirinya tahu pasti ada yang salah.

Tidak hanya Nurlela, Wama juga merasakan kesedihan yang sama. Ayah satu ini bahagia ketika anaknya lahir dan tangisnya pecah membuat riuh seisi rumah. Istri Wama, Juleha melahirkan anak pertamanya di rumah dan dibantu oleh Tinak (nenek korban). Anak korban lahir dengan kondisi sehat. Lalu Tinak memotong dan mengikat tali pusar cucunya.

Setelah itu, mereka memanggil bidan EN untuk mengikat tali pusar bayi mungil ini. Ketika sampai di rumah, bidan EN memandikan anak korban dengan batu es alasannya untuk mengejutkan bayi tersebut. Kemudian bidan EN malah memberi bibir bayi itu dengan lada hitam.

Setelah itu bidan EN menjemurnya. Selesai dijemur bayi tersebut ditidurkan di tempat tidurnya. Namun tidak lama kemudian saat korban melihat anaknya, ternyata anaknya sudah tiada. Juleha syok dan memeluk jenazah bayinya dengan air mata berderai. Wama marah mengetahui hal ini dan melaporkan EN ke Polisi.

Bayi-bayi malang ini ternyata menjadi korban dari malpraktik yang dilakukan oleh EN. Selain bayi Nurlela dan Juleha, seorang wanita juga mengalami takdir buruk yang membuat keluarganya sangat kehilangan. SM Pasaribu kehilangan istrinya tercinta karena bidan EN.

Nursia, istri SM Pasaribu sedang sakit dan pria ini panik karena wanita yang sangat dicintainya itu tak kunjung sembuh. Nursia Br Simbolon merasa sakit pada hulu hatinya, kemudian korban meminta Solidai Br Pasaribu (adik ipar korban) untuk menjemput bidan EN.

Setelah diperiksa, bidan EN memberikan obat kepada Nursia. Selang beberapa menit setelah meminum obat tersebut, Nursia mengeluarkan keringat dingin, badannya merasa lemas. Lalu buang air besar berwarna hitam. Melihat kondisi istrinya semakin memburuk, SM Pasaribu menyuruh adiknya Solidai untuk menjemput bidan Risdiana Sagal.

Namun nyawa Nursia tidak tertolong. Nursia meninggal dunia dalam keadaan wajah pucat dan lemas tak berdaya. Tiga kali sudah bidan EN menghilangkan nyawa seorang manusia, dan kini EN harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Terkait tiga laporan malapraktik tersebut, Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan, akan menyelidiki kasus ini. "Laporannya saat ini masih didalami dan dalam penyelidikan pihak Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrium), Polda Riau," ujar Guntur, Rabu (2/10) dikutip dari merdeka.com. Juleha, Nurlela dan SM Pasaribu berharap Polisi menegakkan keadilan atas perginya orang-orang yang mereka sayangi. Semoga masalah ini segera selesai dan tidak ada lagi kejadian malpraktik seperti ini ladies.

(vem/sya)