Kontroversi Tes Keperawanan di Seleksi CPNS

Fimela diperbarui 03 Okt 2013, 09:00 WIB

Kehormatan adalah hal yang paling berharga dari seorang wanita. Jika wanita diibaratkan menjadi sebuah bunga, maka keperawanan adalah mahkota bunga itu. Jika wanita tidak merawat dirinya dan kehormatannya, maka dia sendiri yang akan menerima kerugian dan konsekuensinya.

Hal inilah yang sekarang menjadi sebuah perdebatan di masyarakat. Keperawanan adalah hal pribadi setiap wanita. Namun beberapa waktu lalu, pemerintah mengusulkan adanya tes keperawanan yang dilakukan pemerintah untuk mengikuti ujian nasional dan tes lainnya.

Sebuah seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mensyaratkan keutuhan selaput dara pada wanita sebagai salah satu tesnya. Tes ini memang menjadi satu paket dengan tes kesehatan lain seperti tes HIV dan penyakit lainnya. Jika terbukti tidak perawan, maka dia tidak akan lolos tes ini seperti dilansir dari merdeka.com (2/10).

Seleksi ini juga ternyata dilakukan kepada Calon Praja IPDN di wilayah NTB. Dari tes kesehatan yang dilakukan, beberapa wanita dinyatakan gagal karena memang terbukti tidak perawan. Miris sekali ya ladies. Padahal mungkin saja kemampuan dari mereka yang tidak lolos karena tidak perawan itu tidak jauh berbeda dengan yang lolos.

Memang tes keperawanan ini ada untuk mengingatkan wanita agar selalu menjaga diri dan kehormatannya. Di era globalisasi yang membuat masyarakat mampu mengakses semua informasi dengan mudah batas diri memang sangat penting. Masalahnya nih Ladies, layaknya isu-isu lain terkait pornografi, selalu terjadi perlakuan berbeda antara pria dan wanita. Kembali ke tes tersebut sebagai contoh, siswa laki-laki tidak akan di tes, pun sekedar ditanyai, apakah mereka masih perjaka. Padahal seks dilakukan baik oleh perempuan atau laki-laki. Jadi jaga terus kehormatan Anda ya ladies.

 

(vem/sir)