Home is the place where family are, ungkapan ini memiliki makna yang dalam bagi sebuah keluarga. Rumah adalah bangunan di mana Ayah, Ibu dan anak-anak berkumpul dan berbahagia. Menghabiskan waktu bersama, tidur dan bercanda. Makan bersama di meja makan, duduk bersama melihat acara televisi dan lain sebagainya. Namun tidak semua keluarga merasakan kehangatan seperti ini ladies.
Ada banyak sekali keluarga yang tinggal di rumah yang sebenarnya sudah tidak layak huni. Bocor di sana sini, bila banjir datang maka rumah mereka terendam air. Kisah sedih seperti inilah yang dirasakan selama bertahun-tahun oleh keluarga M. Yasin. Pria berusia 58 tahun yang tinggal di RT 05, RW 10 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan bersama lima keponakannya.
Selama ini, rumah petak berukuran 4x12 meter itu sering terkena banjir dan Yasin harus menelan kenyataan bahwa kondisi ekonominya tidak memungkinkannya merenovasi rumah mungil yang terdiri dari satu kamar tidur, kamar keluarga, dan satu kamar mandi ini. Yasin begitu bahagia saat Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri mengunjungi rumahnya dan memberikan bantuan agar rumahnya tak lagi terkena air saat banjir.
"Rumah ini selalu banjir kalau hujan. Minimal sekitar 50 cm tinggi air. Tapi sekarang alhamdulillah ada bantuan dari Pak Menteri," kata Yasin saat ditemui merdeka.com pada Minggu (29/9). Yasin diberikan bantuan sebesar 10 juta rupiah dalam bentuk bahan bangunan untuk memperbaiki rumahnya.
Yasin yang bekerja serabutan sehari-harinya ini begitu bersyukur bahwa Pemerintah memperhatikan nasibnya. Penghasilannya yang pas-pasan membuatnya harus menerima untuk tinggal di rumah yang kerap kebanjiran. Tapi kini Yasin dan keponakannya bisa tersenyum bahagia. Perlahan rumah mereka direnovasi agar lebih layak huni ladies.
(vem/sya)