Pernah mendengar berita yang menginformasikan bahwa paraben adalah bahan yang berbahaya? Yang kabarnya dapat menyebabkan kanker itu lho...
Paraben memang bahan yang digunakan di dalam kosmetik, merupakan bentuk ester dari p-hydroxybenzoic acid. Dalam aplikasinya pada kosmetik bentuknya beragam methylparaben, propylparaben, dan butylparaben. Sebenarnya paraben ini fungsinya adalah sebagai pelindung pada kosmetik. Melindungi kosmetik dari aktivitas bakteri yang bisa dengan mudah terpapar saat pemakaian kosmetik serta melindungi si pemakai agar tidak mudah terkena bakteri yang mungkin tak sengaja tertular dari alat aplikasi kosmetik, serta menjaga keutuhan produk.
Seperti dikutip dari laman FDA, dikatakan pula bahwa sebenarnya bukan pada produk kosmetik saja bahan paraben ini digunakan. Ia juga ternyata dipakai pada obat, makanan, pasta gigi, dan lain sebagainya. Produk kosmetik yang menggunakan paraben, harus mematuhi persyaratan hukum untuk memasukkan paraben di dalam kandungan kosmetik itu sendiri, dan harus lolos dari uji keamanan terlebih dahulu yang dilakukan oleh badan pengawas obat dan makanan.
Aturan penggunaan
FDA sendiri (Federal Food, Drug and Cosmetic) memperbolehkan penggunaan paraben dengan beberapa ketentuan. Salah satunya adalah memenuhi batasan penggunaan yang diperbolehkan.
Penggunaan paraben dalam sebuah produk dianggap aman apabila tidak lebih dari 25%, sedangkan di dalam produk kosmetik umumnya kadar paraben hanya berkisar antara 0,01% hingga 0,3% saja.
Apakah aman bila digunakan?
Sebenarnya kalau Anda mau teliti dan membaca bahan-bahan yang terkandung pada kosmetik yang Anda pakai, nyaris semuanya menggunakan paraben. Tak peduli itu produk luar maupun produk lokal. Sebelumnya mungkin hasil-hasil penelitian soal paraben ini tidak selalu disebarluaskan dengan bebas. Namun, karena kekhawatiran para konsumen, akhirnya CIR (Cosmetic Ingredient Review) menjelaskan secara terbuka, pada 14 November 2003.
Penggunaan paraben pada produk sebenarnya aman-aman saja selama produsen mematuhi batas kadar di dalam produk. Pernyataan ini kemudian didukung sebuah jurnal berjudul Journal of Applied Toxicology yang dipublikasikan tahun 2004. Jurnal tersebut mengatakan bahwa tidak ada petunjuk signifikan yang berhasil membuktikan bahwa paraben menyebabkan atau mempengaruhi pembentukan sel kanker. Adalah aktivitas hormon estrogen yang justru bertanggung jawab atas pembentukan sel kanker pada payudara.
Sekalipun paraben dapat dikenali aktivitasnya mirip seperti estrogen, namun dibuktikan bahwa ia tidak memberikan pengaruh pada pembentukan sel kanker. Hanya aktivitas estrogen alami saja yang memicu pembentukan sel kanker.
Pun demikian, kekhawatiran konsumen tetap harus dijadikan sebagai bahan untuk selalu melakukan penelitian dan pengujian pada produk-produk kosmetik. Sehingga bila ditemukan kerugian yang disebabkan oleh paraben, maka FDA/BPOM juga tidak akan diam dan akan bertindak tegas.
Kini semua dikembalikan lagi pada para konsumen, agar lebih berhati-hati dan melek informasi yang diberikan BPOM sehingga tidak sampai menjadi korban kosmetik abal-abal atau kosmetik berbahaya.
- Tanda Anda Alergi Pada Kosmetik
- Bahan-Bahan Berbahaya Yang Terkandung di Maskara
- Bahan Kosmetik Yang Bisa Menyebabkan Jerawat
- Bahan Berbahaya Ditemukan Lagi Dalam Lipstik
- Bahan Kimia Pada Kosmetik Dapat Tingkatkan Perkembangan Sel Kanker Payudara
- Bahaya Memakai Bulu Mata Palsu
(vem/bee)