Liputan Kuliner: Gathot-Thiwul Pengganti Nasi Khas Gunungkidul

Fimela pada 26 Sep 2013, 00:01 WIB

Melancong ke Daerah Istimewa Yogyakarta sempatkanlah untuk mampir ke kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah. Selain banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, daerah ini menyimpan kekayaan kuliner melegenda, yang masih tetap lestari hingga kini. Di antaranya, adalah Gathot dan Thiwul yang merupakan icon kuliner wilayah Gunungkidul. Berkunjung ke Gunungkidul wajib bawa oleh-oleh ini.

Gathot dan Thiwul adalah makanan tradisional yang sama-sama terbuat dari singkong yang dikeringkan atau lebih dikenal dengan nama Gaplek. Bedanya, Thiwul terbuat dari Gaplek yang sudah dibuat menjadi tepung, sedangkan Gathot adalah Gaplek yang difermentasikan sehingga berubah warna menjadi hitam. Keduanya dimakan bersama parutan kelapa muda.

Rasanya? Thiwul manis gurih dengan tekstur yang lebih padat sehingga membuat kita lebih cepat kenyang. Sementara Gathot dengan teksturnya yang kenyal-kenyal membuat citarasa gurihnya semakin enak. Gunungkidul sendiri merupakan salah satu daerah penghasil singkong terbesar di DIY. Dulunya, Gathot dan Thiwul menjadi makanan pokok sehari-hari masyarakat Gunungkidul. Bahkan ada warga yang tinggal di beberapa pedesaan hingga kini masih mengonsumsi Thiwul sebagai makanan pokok pengganti nasi sehari-hari.

Namun seiring berkembangnya zaman, kedua makanan pokok ini kini dikembangkan menjadi semacam camilan yang dikemas sedemikian rupa dan dijual di beberapa pusat perbelanjaan sebagai oleh-oleh khas Gunungkidul. Sehingga semua lapisan masyarakat bisa menikmati kuliner melegenda ini dengan lebih mudah.  Salah satu pusat oleh-oleh yang mengembangkan gathot thiwul adalah gerai Yu Tum.

Gathot dan Thiwul menjadi bintang utama di pusat oleh-oleh ini. Bahkan bisa dibilang, Yu Tum menjadi salah satu pelopor yang sukses membuat kedua kuliner melegenda ini menjadi lebih modern dan selalu dicari oleh para wisatawan. Yu Tum membuat thiwul dan gathot dalam berbagai rasa, diantaranya Thiwul Srintil, Thiwul Coblong dan Thiwul Tumpeng. Thiwul Srintil teksturnya agak kasar seperti nasi dengan rasanya yang original, Thiwul Coblong lebih halus teksturnya dengan isian gula merah, sedangkan Thiwul Tumpeng  rasanya manis ringan dan berbentuk tumpeng. Nah, bagaimana dengan sajian Gathot di Yu Tum? Di sini selain disajikan dengan topping parutan kelapa muda, tersedia juga Gathot dengan tambahan Nangka atau Jahe.

Ada sedikit cerita di balik nama Gathot. Konon nama ini berasal dari kata “gagal total”. Dulu, saat menjemur singkong, tiba-tiba hujan turun. Hasilnya, singkong yang dijemur menjadi berjamur. Oleh warga, singkong berjamur itu coba diolah dan ternyata menjadi makanan yang enak sehingga diberi nama Gathot. Meski Gathot dan Thiwul diolah menjadi lebih modern, Yu Tum tetap ingin mempertahankan ke-tradisionalan kedua makanan ini. Hal itu tampak dari cara mengemasnya yang menggunakan besek (kardus makanan yang terbuat dari anyaman bambu) yang beralaskan daun pisang. Selain itu, Yu Tum memasak Gathot dan Thiwul tetap dengan cara tempo dulu, yakni menggunakan tenaga manual dengan tungku tanah liat dan berbahan bakar kayu. Sehingga cita rasa orisinil makanan ini tetap terjaga.

Proses pembuatan Thiwul adalah tepung gaplek diayak, diberi air, untuk menambah rasa bisa ditaburi gula pasir atau gula jawa sesuai selera, kemudian dikukus. Sementara proses membuat gathot lebih panjang dari thiwul.  Singkong lebih dahulu difermentasi sehingga timbul jamur, kemudian direndam dua malam sampai kenyal. Setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya, dipotong-potong kecil-kecil kemudian kembali direndam satu malam. Setelah itu baru bisa dikukus. Jika suka rasa manis, sebelum dikukus bisa ditambahkan gula merah. Jika lebih suka rasa gurih, setalah dikukus dicampur dengan garam dan parutan kelapa.

Meski tradisional, kedua makanan ini merupakan sumber karbohidrat sehat karena berbahan dasar singkong yang merupakan karbohidrat kompleks dengan indek glikemik rendah. Selain itu kandungan seratnya juga tinggi. Gathot juga memiliki kandungan protein dan vitamin B yang berasal dari proses fermentasi. Mengenai harga, Gathot dan Thiwul Yu Tum dijual Rp 15.000,- (ukuran besar) dan Rp 12.000,- (ukuran kecil).  Tersedia juga kemasan Gathot dan Thiwul instan, yang bisa langsung Anda masak sendiri di rumah, dengan harga per bungkusnya Rp 8000,-.

Selain Gathot dan Thiwul, pusat oleh-oleh Yu Tum juga menjual aneka camilan berbahan dasar singkong dan ubi, seperti  patholo, manggleng, rengginan, keripik ubi, lempeng, opak, krecek, dan masih banyak lagi.

Penasaran dengan Gathot Thiwul Gunungkidul? Silahkan berkunjung ke Gunungkidul dan mampir ke gerai “Yu Tum”:

Gerai 1: Jl. Pramuka No. 36 Wonosari

Gunung Kidul, Yogyakarta

Gerai 2: Jl. Wonosari – Jogja Km. 3,5

Siyono Tengah, Yogyakarta

(vem/aik)