Menjadi Tenaga Kerja Wanita di luar negeri banyak dilakoni oleh perempuan di negeri ini. Bekerja di Indonesia saja kerap tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mereka dengan sangat terpaksa berangkat ke luar negeri, mengorbankan hidupnya untuk bekerja jauh dari rumah. Menjadi pembantu, pekerja pabrik, pelayan toko, apapun mereka lakukan asal halal dan bisa membantu biaya hidup sehari-hari di kampung halaman mereka.
Anda bisa membayangkan betapa berat bekerja di luar negeri, jauh dari anak dan suami. Dengan bekal pendidikan yang minim, mereka mengadu nasib tanpa ada jaminan keselamatan dari negara. Pemerintah Indonesia selama ini kurang bisa menjaga dan melindungi tenaga kerjanya di luar negeri. Tidak jarang hal buruk menimpa mereka tanpa ada solusinya.
Sudah berapa kali kita mendengar TKW meninggal dunia, TKW disiksa, TKW tidak diberi gaji dan seterusnya? Sudah berapa kali hati kita hancur mendengar TKW dihukum mati, TKW diperkosa, TKW dianiaya hingga lumpuh? Haruskah korban-korban kekejaman majikan di luar negeri harus terus berjatuhan lagi dan lagi ladies?
Kartika Puspitasari, wanita yang berniat untuk menabung demi biaya hidupnya itu berangkat menjadi TKW di HongKong. Di sana, wanita berusia 30 tahun ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga, mengabdikan dirinya untuk melayani keluarga Tai Chi-wai (42) dan istrinya, Catherine Au Yuk-shan (41). Bukan apresiasi yang Kartika dapatkan, tapi penganiayaan yang tidak ada habisnya.
Tubuh wanita yang kini wajahnya kuyu itu penuh dengan luka siksaan. Tubuh dan wajahnya disetrika dengan setrika baju panas, dipukul dengan rantai sepeda dan berbagai siksaan mengerikan lainnya. Puncaknya, Kartika diikat di kursi dan tidak diberi makanan minuman selama 5 hari karena majikannya pergi ke luar negeri.
Sungguh tega Tai Chi-wai dan Catherine Au Yuk-shan menyiksa orang yang selama ini membantu mereka menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Kartika sampai lemas, hampir meninggal dunia karena dehidrasi dan kelaparan. "Mereka memperlakukanku seolah aku bukanlah manusia" ujar Kartika sambil menangis. Luka-luka di tubuhnya sama sakitnya seperti luka hati yang dirasakannya.
Siksaan yang diterima Kartika membuatnya trauma. Walau Tai Chi-wai (42) dipenjara tiga tahun tiga bulan dan istrinya, Catherine Au Yuk-shan (41) dipenjara lima setengah tahun tetap saja tidak membuatnya bahagia. Kartika ketakutan dan merasa bahwa dunia begitu kejam kepadanya. Kartika menjadi satu dari banyak korban yang hanya bisa menangis dan tidak berdaya dengan siksaan yang diterimanya.
Sudah terlalu banyak TKW yang disiksa dan bernasib buruk di luar negeri sana. Wanita yang seharusnya dijaga dan dimuliakan, kerap dijadikan objek penyiksaan. Semoga hal seperti ini tidak lagi terjadi ya ladies.
BACA JUGA
Preman Tega Aniaya Wanita Hingga Terluka Parah di Organ Intimnya
Kenapa Guru Kini Banyak Yang Ringan Tangan Pada Muridnya?
Dua Wanita Tak Berdosa Dianiaya Polisi Hingga Terluka
Ayah Ini Tega Bunuh Dan Minum Darah Anaknya Sendiri
Jahat Sekali, Pria Ini Siram Tetangganya Dengan Air Keras
Teganya Engkau Menyakitiku Hingga Membuatku Tak Bernyawa Lagi
(vem/sya)