Gerald Rogers, seorang ayah dari 4 anak, melakukan 'curhat' pada akun Facebooknya pasca bercerai dari sang istri tercinta, Jana. Perceraian cukup memukul batinnya, namun ia tak menyangka bahwa curhatannya malah menjadi populer.
Biasanya semua yang dituliskan dari dalam lubuk hati, memang akan menyentuh batin banyak orang. Meski maksud hati hanya ingin berbagi saran dan pelajaran dari apa yang ia dapatkan lewat perceraiannya, Gerald ternyata menginspirasi banyak orang untuk membagi saran tersebut via Facebook.
Ada sebuah pernyataan yang menggetarkan dari Gerald yang dilansir dari Dailymail. "Kurasa hampir semua pria seperti kami, kadang terlalu sibuk dan terjebak dalam pikiran kami sendiri. Aku tahu seharusnya hal itu menjadi tantangan, bagaimana memikirkan pekerjaan, memikikan tentang in dan itu. Tapi apa yang dibutuhkan seorang wanita hanyalah pria yang selalu ada... dan bersamanya setiap saat."
Gerald dalam akun Facebooknya, membagikan saran pernikahan bagi orang lain. Mungkin ini adalah saran dari orang yang gagal dalam pernikahan, namun juga merupakan saran dari orang yang belajar dari sebuah pengalaman.
(vem/gil)Jangan pernah berhenti pacaran
Jangan pernah berhenti pacaran. Jangan pernah berhenti berkencan. Jangan pernah menukar apapun dengan wanita yang bersamamu.
Meski sudah menikah, justru kemesraan itu tak boleh teralihkan oleh kesibukan. Entah dalam hal karir maupun mengasuh anak.
Sebenarnya mempertahankan pernikahan tak sesulit mengatur keuangan. Yang perlu dilakukan adalah selalu memprioritaskan yang tercinta dan ada untuknya.
Sediakan sebuah tempat istimewa untuk istri
Sediakan sebuah tempat istimewa dalam hatimu, di mana tak ada yang bisa masuk ke dalamnya selain istrimu.
Dalam sebuah pernikahan, pasti ada tantangan. Pasti ada pula godaan. Entah itu kesibukan, orang ketiga, gaya hidup, kebiasaan. Namun dalam sebuah ruang hati, hanya ada satu ruangan untuk yang tercinta.
Yang mana ketika kita berpaling, kita tahu ada sesuatu yang membuat hati kita tak tenang. Saat itulah nurani bicara untuk kembali ke rumah, kembali kepada pasangan yang mencintai kita.
Jatuh cintalah lagi, dan lagi, dan lagi.
Jatuh cintalah lagi, dan lagi, dan lagi. Kau akan berubah. Kau tidak akan menjadi orang yang sama setelah menikah.
Salah satu seni kehidupan, dimulai ketika kita menikah. Banyak yang takut menikah karena bisa bosan dengan pasangan.
Bosan adalah sebuah tantangan. Mungkin akan menghadapkan kita pada masalah. Namun bisa juga membawa kita pada pelajaran baru, bahkan melahirkan kita yang baru.
Bosan kadang hanyalah fase yang harus dilalui. Setelahnya, kita akan makin dewasa, dan jatuh cinta lagi pada pasangan.
Fokuslah pada apa yang kau cintai
Selalu lihat apa yang terbaik darinya. Fokuslah pada apa yang kau cintai. Bila kau fokus pada hal yang buruk, maka yang kau lihat hanya alasan untuk memburukkan.
Tapi semua orang kan ada kelemahan yang harus diperbaiki? Ya, tapi apakah benar kita harus fokus untuk 'memperbaiki'? Kalau tidak bisa 'memperbaiki' apakah kita akan meninggalkannya? Bukankah kita juga harus menerima dia dengan segala kelebihan dan kelemahannya?
Penerimaan kita pada kurang lebih pasangan, akan membuka jalan bagi pasangan untuk selalu bisa menjadi yang terbaik dan diterima oleh kita. Tak ada yang bertanggung jawab untuk memperbaiki seseorang selain orang itu sendiri.
Bukan tugasmu untuk mengubah dirinya.
Bukan tugasmu untuk mengubah dirinya. Tugasmu adalah mencintainya sebagaimana adanya dengan tanpa adanya harapan untuknya berubah.
Karena cinta kita pada pasanganlah yang akan 'mendewasakan' kita, bukan 'mengubah' kita menjadi sosok yang ideal, perfect dan tanpa cela untuk dibanggakan pada banyak orang.
Justru karena pasangan kita punya kekurangan dan kelebihan itulah, kita mencintai mereka. Bukan untuk dibanggakan pada banyak orang. Namun mencintainya adalah kebanggan tersendiri dalam hidup.
Jangan pernah menyalahkan istrimu bila kau frustasi
Tanggung jawab sepenuhnya pada emosi Anda. Bukan tugas seorang istri untuk membuat Anda selalu senang dan dia tak akan membuat Anda sedih.
Jangan pernah menyalahkan istrimu bila kau frustasi atau marah padanya. Itu hanya gejolak yang datang dari diri Anda sendiri. Dia bisa menjadi emosimu, dan juga tanggung jawabmu.
Gerald menyadari bahwa posisinya sebagai suami adalah untuk melindungi istri. Bukan menakutinya dengan kemarahan yang merupakan tanggung jawab Gerald sendiri untuk menata emosinya.
Kemarahan bisa jadi karena kita merasa seseorang tak mengerti kita. Atau kita berharap seseorang seharusnya begini atau begitu. Sadarkah kita? Itu adalah keinginan yang mencoba mendesak kita ketika sedang emosi.
That's why, seringnya bersikap emosional dan saling menyalahkan, bukanlah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah. Tenangkan dulu diri kita, dan berbagilah ketika hati dan kepala ini sudah dingin, pada dia yang kita cintai.
Tertawalah. Dan buat dia tertawa.
Tidak apa-apa menjadi bodoh. Jangan terlalu serius. Tertawalah. Dan buat dia tertawa. Kegembiraan membuat semuanya lebih mudah.
Pernikahan ini milik Anda dan dia bukan? Namun saat ada masalah datang, coba deh pikirkan sejenak, "Well, ini adalah cobaan yang harus KITA hadapi bersama. Kita pasti bisa, Sayang."
Lalu tersenyumlah pada pasangan Anda dan semuanya akan menjadi lebih mudah. Lebih baik daripada memikirkan sendiri-sendiri, ataupun saling menyalahkan.
Kau bisa melakukan kesalahan, begitupula dia.
Kau bisa melakukan kesalahan, begitupula dia.
Dan itu nggak selalu menjadi alasan untuk Anda dan dia saling fokus pada kesalahan bukan?
Ketika ada masalah, coba dengarkan penjelasannya. Bila perlu, jadilah bagian dari solusi, jangan hanya memintanya mencari solusi. Dukungan pasangan adalah motivasi terbaik untuk menyelesaikan masalah.
Uang adalah permainan.
Jangan khawatir tentang uang. Uang adalah permainan. Temukan cara untuk menaklukkannya sebagai TIM dan menangkan bersama.
Ini adalah salah satu pemicu masalah yang paling sering meretakkan hubungan pernikahan. Uang bukan saja tanggung jawab pria. Tapi juga kerja sama dari sang pendamping wanita.
Mereka mencari, Anda diberi, bertanggung jawab menyimpan dan menggunakan seperlunya. Selama Anda dan dia bisa merasakan manfaat bersama, hal ini jadi lebih adil bukan?