Pengorbanan Demi Cinta Itu Tidak Sia-Sia

Fimela diperbarui 09 Sep 2013, 15:00 WIB

Di sebuah pemukiman desa, hiduplah sepasang kakek dan nenek yang tidak memiliki anak. Namun selama ini mereka saling melengkapi satu sama lain.

Sang suami memang hanya bekerja buruhan dan memiliki penghasilan yang sangat-sangat terbatas. Namun istrinya selalu mengantar dan menyambutnya dengan senyuman ketika berangkat hingga pulang ke rumah.

Inilah yang membuat sang kakek merasa sangat beruntung memiliki istrinya. Ia berjanji akan memberikan apapun yang ia minta.

Suatu hari sang nenek membuka gulungan rambutnya. Ia melihat bahwa rambutnya sudah sangat panjang dan butuh disisir. Namun tak sebatang sisir pun ia miliki karena selama beberapa bulan ini ia hanya menyisir dengan jari akibat tak menemukan sisir lamanya.

"Pak, sepertinya rambutku sudah sangat panjang dan aku membutuhkan sisir," ujarnya.

Sang kakek tertegun. Ia tahu uangnya hanya cukup untuk makan beberapa hari. Membeli sisir hanya akan mengurangi kenikmatan makan istrinya.

"Belum bisa sekarang ya istriku, Sayang. Tapi, pasti aku akan membelikanmu sisir," ujarnya sambil mencium rambut istrinya.

Mendengar jawaban sang suami, istri itu mengangguk dan tidak memaksa.Ia tetap melemparkan senyum padanya.

Keesokan harinya, sang kakek berangkat ke kota. Ia memasuki sebuah pertokoan dan menggadaikan jam tangan terbagus yang ia miliki. Setelah mendapatkan uang yang cukup, bahkan lebih-lebih, ia berjalan menuju toko peralatan kecantikan.

Di sana ia membelikan sisir yang cantik untuk istrinya. Ia tidak merasa berat menukar jam tangan mewahnya dengan sisir selama istrinya senang.

"Ia sangat mencintaiku. Maka aku harus memberikannya sisir yang paling cantik," batinnya sambil memilih sisir merah yang sesuai dengan warna kesukaan istrinya.

Setelah berjejal-jejalan di kota, sang kakek pulang ke rumah. Namun ia sangat terkejut mendapati rambut istrinya lebih pendek dari sebelumnya. Meski begitu sang istri tetap menyambutnya dengan senyuman.

"Ada apa dengan rambutmu? Ini, aku membelikanmu sisir," kata sang suami yang masih sedikit bengong.

"Aku memotongnya," kata sang nenek. "Ini untukmu, Suamiku," ujarnya lagi sambil memberikan benda yang membuat sang kakek terbelalak. Namun kemudian dengan haru berpelukan dengan sang istri.

Nenek itu memotong rambutnya untuk ditukar dengan sebuah jam tangan. Rambutnya memang lebih pendek, namun setidaknya ia tak membiarkan suaminya berkorban sendirian.

Ia tahu bahwa suaminya akan melakukan apapun untuknya, maka ia pun juga ingin melakukan sesuatu untuk sang suami. "Terima kasih selalu mencintai sepenuh hati, suamiku," ujarnya.

Sang suami memeluknya dan mencium keningnya, "Kau adalah hadiah terindah dari Tuhan yang pernah kumiliki," balas sang kakek.

Tak ada yang pernah sia-sia dari pengorbanan untuk yang tercinta. Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua untuk tetap mencintai pasangan kita dengan setulus hati.

 

 

(vem/gil)