Namanya jodoh tak akan kemana, demikian kata pepatah dan nenek moyang. Yang terkadang membuat Anda jadi berharap-harap cemas, akan bertemu di manakah jodoh nanti?
Tapi memang kalimat tersebut bukan kalimat yang diucapkan sesukanya. Karena bertemu dengan jodoh tak bisa ditebak lokasi dan waktunya. Ada yang bertemu di sekolah, ada yang teman lama, ada yang sahabat sendiri, ada pula yang tak sengaja berkenalan di suatu tempat.
Kalau boleh difilmkan, banyak cerita-cerita cinta yang mengagumkan dan romantis. Tak kalah dengan novel dan film drama yang ada di televisi deh.
Apabila memang saat ini Anda belum bertemu dengan sosok yang pas, janganlah berkecil hati. Di mana selalu ada semangat, di situ pulalah tak lama lagi Anda akan bertemu sosok yang memikat. Seperti kisah-kisah romantis pertemuan dengan jodoh ini. Sebagian diceritakan oleh pembaca Vemale sendiri melalui Facebook Fans Vemale, sebagian cerita dari beberapa orang sahabat.
(vem/bee)Tak selamanya dijodohkan itu pahit
Kalau banyak orang berpikir bahwa dijodohkan itu menyebalkan dan bukan jamannya, berbeda lagi cerita dengan apa yang dialami oleh Shinta.
Pertama kali diberitahu akan dikenalkan dengan seseorang, sebenarnya Shinta menolak. Dengan alasan yang sering diucapkan wanita pada umumnya 'sudah bukan jamannya'. Tetapi ternyata dijodohkan ada juga manisnya.
Suatu hari Shinta diajak menemani orang tuanya berbelanja. Tanpa sengaja, di pusat perbelanjaan itu mereka bertemu dengan si calon dan orang tuanya juga. Alhasil, secara dadakan mereka makan malam bersama. Dua keluarga dipertemukan dalam suasana yang hangat dan penuh canda.
Shinta sendiri akhirnya justru jatuh hati dengan pria yang hendak dijodohkan padanya. Dan bisa dibilang ini adalah cinta pada pandangan pertama.
"Aku dan Mas Bayu tak menyangka bisa sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama. Kalau memang tahu dia yang akan dijodohkan padaku, tentu aku tidak akan menolak," ungkap wanita yang telah menjadi ibu dari dua orang anak ini.
Jodoh memang tak akan ke mana, dipertemukan dengan cara yang tak terduga, bahkan mungkin cara yang tidak disuka, tetapi membawa kebahagiaan dan rasa manis tersendiri.
Hingga tahun ini, pernikahan Shinta dan Bayu sudah menginjak 12 tahun. Keduanya sama-sama bahagia, keduanya saling mencinta.
Tidak perlu comblang
Cerita ini dikirim oleh Sujarwati, melalui Facebook Vemale beberapa waktu lalu. Kisahnya unik, dan menyentuh hati. Jarang ada pria yang cukup jantan dan berani menyatakan perasaan hatinya. Umumnya, pria takut ditolak, sehingga langkahnya maju mundur, dan terkadang tidak jelas.
Ada pula yang karena takut kecewa, dengan menggunakan alasan 'dijalani saja' akhirnya malah tidak jelas dan membuat status jadi mengambang.
Tetapi berbeda dengan apa yang dirasakan Sujarwati. Ia bertemu suaminya di tempat kerja, dan dengan cara yang membuat jantung deg-degan, ia berani menyatakan perasaannya.
"Awalnya suamiku sering melihatku sholat di musholla tempat kerja. Diapun meminta no handphone dan alamat rumah ke seorang teman kerja yang juga mencoba menyomblangi kami. Tapi ternyata dia malah nekat mencari rumahku dan menelepon HP-ku, "ayo ketemuan, aku sudah di depan rumahmu ini" Tak kukira dia seberani itu. Aku kaget padahal sebelumnya nggak pernah kenal dia. Dan betapa hatiku tersetrum saat pertama kali aku bersama dia dengar suara adzan dan mengajakku sholat. Hati kecilku berkata inilah orang yang kucari."
Cinta pada pandangan pertama
Aku punya seorang kakak laki-laki yang usianya terpaut 4 tahun dariku. Kami tinggal bersama ibu saja karena ayah sudah lama meninggal. Kakak lebih sering sibuk dengan pekerjaan dan pulang larut malam.
Suatu hari, ia pulang dari tempat kerja bersama beberapa orang temannya. Entah kenapa hari itu dia cukup santai dan bisa pulang lebih awal.
Akupun diperkenalkan pada teman-temannya, untuk menjaga sopan santun. Dan mataku menangkap sorotan mata hangat dari salah seorang teman kakak, bernama Angga.
Hanya sekali bertemu, ia berani meminta ijin pada kakakku untuk melamarku. Dan hasilnya, kami mempersiapkan lamaran dalam tiga bulan, pernikahan tiga bulan selanjutnya dan menikah hingga saat ini.
Aku percaya intuisiku, ia memang orang yang tepat untukku. Dengan restu orang tua dan kakakku, kami memiliki pernikahan bahagia hingga usia pernikahan 7 tahun ini. ~ Abbe
Sahabatku, cintaku
Persahabatan sejak kecil membuat jalinan cinta itu ternyata tumbuh kuat pada hati kami. Aku mengenalnya sejak kami sama-sama belajar berjalan. Dan sejak itu pula kami menjadi sahabat yang tak terpisahkan.
Sekalipun ada saja perselisihan paham dan perbedaan pendapat, pada akhirnya kami rukun kembali dan saling menjaga.
Ia sendiri pernah beberapa kali ganti pacar, begitupun juga aku. Namun, saat hubungan kami sama-sama kandas, dia akan mencariku, dan aku juga akan mencari dia.
Lama sekali bagi kami untuk menyadari bahwa sebenarnya kami sama-sama saling mencintai. Sampai akhirnya pernikahan kami sama-sama gagal, kamipun sepakat untuk menikah. Dan di situlah kami menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
Kami tidak menyesalinya, kami mensyukuri pelajaran yang pernah kami terima. Karena yang terpenting saat ini kami tak terpisahkan lagi. ~ Rosalie
Bertemu di Facebook teman
Iseng saja memberi komen status seorang teman, ada sosok pria yang kemudian menyapaku dan mengajak berkenalan. Ternyata ia adalah teman dari temanku, jadi kurasa cukup aman untuk berkenalan setelah yakin ia bukan pria iseng saja.
Ia pria yang cerdas dan menyenangkan, ia juga rela menemuiku setiap minggu sekalipun jarak kota kami tidak dekat. Setidaknya butuh 8 jam untuk kami bisa bertemu.
Berbeda dengan apa yang diceritakan orang soal penipuan cinta di dunia maya, ia serius akan hubungan yang kami jalani. Ia membawa keluarganya berkenalan dengan keluargaku, melamarku dan sekarang kami sedang merencanakan pernikahan. ~ Anin