Pahlawan tanpa tanda jasa, gelar yang besar dan mulia bagi seorang guru. Guru adalah cahaya bagi murid-muridnya, menerangi kegelapan dan menuntun mereka menjadi anak yang pintar. Jasa seorang Guru tidak akan terbayar dengan apapun, karena itulah Guru adalah profesi yang mulia dan berharga. Di sekolah, Guru lah yang menjadi orang tua bagi anak-anak dan membimbing mereka agar menjadi generasi hebat penerus bangsa.
Namun peran seorang guru yang seharusnya mengayomi, melindungi, mengajar dan membuat pintar tercoreng karena tindakan kejahatan yang dilakukan oleh salah seorang Guru Sekolah Dasar (SD) di Bali. Guru berusia 59 tahun yang mengajar di SD Negeri 4 Munduk, Buleleng Bali ini melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap muridnya dan hal itu terjadi berulang kali selama bertahun-tahun. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Manuaba telah menyiapkan sanksi terhadap guru tersebut.
"Sanksinya pasti berat karena perbuatan itu menyangkut kode etik guru," katanya di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, seperti dilansir Antara, Selasa (3/9) dan dikutip dari merdeka.com. Tindakan tidak terpuji seorang pendidik ini membuat muridnya trauma, ketakutan, masa depannya kacau dan hidupnya berantakan. Manuaba menyayangkan sikap guru berinisial MR tersebut karena dapat mencoreng citra pendidikan di kabupaten paling utara Pulau Bali itu.
"Guru seharusnya melindungi dan mengasihi, bukan berbuat keji seperti ini" ujar salah satu orang tua murid yang mengetahui kejadian ini. Mereka menjadi khawatir karena tidak lagi merasa aman meninggalkan buah hatinya di sekolah. Mereka berpikir bisa saja guru lain melakukan hal yang sama. Matuaba mengatakan bahwa dirinya menyesali perbuatan Guru di Sekolah Dasar itu. "Sungguh sangat disayangkan. Yang bersangkutan tinggal dua bulan lagi memasuki masa pensiun. Tidak seharusnya dia melakukan perbuatan itu," ujar Matuaba lagi.
Guru tersebut hingga kini masih mendekam di sel tahanan Mapolres Buleleng setelah dilaporkan oleh orangtua korban yang berprofesi sebagai guru SMP. Hingga hari ini belum diketahui siapa nama Guru tersebut dan siapakah yang menjadi korban. Dinas Pendidikan memilih tutup mulut, untuk menjaga perasaan dari anak yang menjadi korban pelecehan dan hati orang tuanya. Anak tersebut kini tidak mau datang ke sekolah, ketakutan dan trauma mendalam. Anak SD yang biasanya menghabiskan waktunya untuk bermain, kini harus meringkuk ketakutan dengan hati yang hancur berserakan.
BACA JUGA
Puluhan Remaja Malang Disekap Dan Dijadikan Pekerja Seks Komersial
Anak SMP Bikin Video Erotis Dan Menggunggahnya di Internet
Waduh, di Semarang Kamar Kos Dipakai Untuk Berhubungan Intim!
Pilu Hati Siswi SMK Yang Dilecehkan Oleh Pacarnya
(vem/sya)