Fenomena keluarga atau seseorang yang tinggal di dalam gerobak (gerobak sampah atau gerobak barang) tengah menjadi perbincangan di Jakarta. Menjelang hari raya Lebaran, para tunawisma ini membanjiri Jakarta, berharap bisa mengais sesuap nasi. Beralaskan gerobak, beratapkan plastik trepal, mereka tidur, makan, dan berpindah-pindah tempat. Salah satu 'manusia gerobak' adalah pasangan Herman (70) dan Sumiati (72).
Pasangan ini sudah berusia lanjut. Namun rumahpun mereka tidak punya. Setiap hari, Herman dan Sumiati berjalan berkeliling, walau hujan turun dengan derasnya atau matahari bersinar dengan teriknya. Hidup sebagai 'manusia gerobak', Herman dan Sumiati setiap hari menyambung hidup dengan mengumpulkan gelas atau botol plastik air mineral. Cara hidup seperti ini sudah dilakoni pasangan yang kini mencari barang-barang bekas itu di daerah Banjir Kanal Timur (BKT) Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur selama dua tahun terakhir.
Mereka tidak memiliki domisili tetap, dan kerap dikejar-kejar oleh petugas sosial karena dianggap sebagai pendatang tak beridentitas. Sumiati yang sudah renta, menuturkan bahwa sebenarnya dirinya berasal dari keluarga yang berada. Ayah ibunya dulu mewariskan tanah seluas 5000 meter persegi, namun semua dihabiskan oleh saudara tiri.
Kisah sedih Sumiati dimulai saat ayah kandung Sumiati meninggal dunia saat usianya menginjak 20 tahun. Sementara sang ibu memilih menikah lagi. Berselang 5 tahun setelah menikah lagi, sang ibu pun akhirnya meninggal dunia dan memberikan warisan tanah seluas 5.000 meter kepada Sumiati.
Namun bukannya menikmati warisan, Sumiati justru diperintahkan oleh lima adik tirinya untuk menjual warisan tanah dari almarhumah ibunya. Begitu kejamnya mereka, menyuruh Sumiati menjual harta warisan dan tidak memberinya sepeserpun. Sumiati diusir, dan hidup terlantar di jalanan hingga tua. Sumiati merasa sedih karena ibunya dulu memberi warisan agar hidupnya terjamin. Tapi kini faktanya, Sumiati hidup di jalan, tanpa arah dan tujuan.
Sebelum menjadi 'manusia gerobak', Sumiati menyambung hidup dengan berjualan sayur. Namun karena modal yang amat sedikit, akhirnya Sumiati berhenti berjualan dan menjadi pencari barang bekas. Sumiati diusianya yang sudah senja harus menerima kepahitan hidup bahwa keluarganya membuangnya begitu saja karena harta.
BACA JUGA
Benarkah Seseorang Merasakan Bahagia 'Hanya' 2 Kali Seumur Hidup?
Alergi Berat, Pria Ini Meninggal Sehabis Digigit Lalat
Gaun Unik Berbentuk Boat, Bisa Bikin Mengambang di Air
Demi Ingatan Istri, Pria Ini Selalu Membacakan Buku Hariannya
Uniknya, di China Angsa Jadi Pahlawan Kejahatan
Hebatnya, Nenek Meiler Pecahkan 15 Rekor Dunia di Usia 79 Tahun!
Dengan Keterbatasan Penglihatan, Aku Sukses Tes Masuk Universitas
Hot News: Artis Sexy Nikita Mirzani Dianiaya Saat Mabuk!
(vem/sya)