Puspita, Gadis Malang Yang Kelelahan Saat MOS Itu Meninggal Dunia

Fimela diperbarui 20 Jul 2013, 11:45 WIB

Murid baru sedang bersuka cita menyambut lokasi sekolah baru. Naik jenjang dari SD ke SMP, SMP ke SMU tentu menjadi pengalaman baru yang ditunggu-tunggu. Mendapat  teman baru, pengalaman baru adalah beberapa hal yang menyenangkan. Di Indonesia, masa masuk tahun ajaran dan jenjang baru selalu dilakukan Masa Orientasi Sekolah (MOS). Sederhananya, MOS adalah masa di mana murid baru diperkenalkan kepada lingkungan sekolah yang baru dan segala aktivitasnya.

Namun faktanya, pelaksanaan MOS identik dengan pelonco dari senior kepada junior. Para senior bersikap arogan, memerintah juniornya melakukan aktivitas yang seharusnya tidak dilakukan. Apalagi saat bulan Ramadan seperti ini, aktivitas MOS di luar ruangan dan melibatkan aktivitas fisik bisa berakibat fatal. Sudah sering terjadi aktivitas MOS yang berlebihan membuat pesertanya sakit bahkan meninggal dunia, dan kemarin (19/7) terjadi lagi.

Puspita (16) siswi baru di SMK 1 Pandak Kabupaten Bantul, DIY ini meninggal dunia setelah kelelahan mengikuti MOS di sekolahnya. Puspita yang baru saja masuk menjadi murid di SMK 1 Pandak itu mendapat hukuman squad jump (berjongkok lalu meloncat) sebanyak 10 kali.

Usai menjalani hukuman karena tidak mengenakan baju sesuai aturan, Puspita diminta kembali ke barisan oleh panitia MOS. Tapi tidak lama kemudian Puspita pingsan. Seharusnya kegiatan fisik seperti ini ditiadakan saat bulan Ramadan atau bulan lain karena tidak sesuai dengan prinsip MOS seharusnya. 

Walau panitia sudah secepatnya membawa Puspita ke Rumah Sakit, Puspita tidak tertolong. Remaja berparas cantik ini akhirnya menghembuskan napas terakhir di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Panitia MOS, Risky mengatakan bahwa Puspita ambruk setelah melakukan squad jump. "Saya sendiri yang menghukum korban dan belasan temannya untuk sekuat jam," aku Risky. Orang tua Puspita langsung lemas dan syok mengetahui putri tercinta mereka meninggal karena kegiatan MOS.

Kasat Reskrim Polres Bantul, DIY AKP Alaal Prasetyo mengatakan akan memeriksa pihak sekolah terkait kematian yang dialami salah satu siswinya. Sebab, diduga panitia atau guru-guru tidak memeriksa lebih dulu kondisi kesehatan korban sebelum latihan baris berbaris. Kini Puspita telah tiada, karena kelalaian pihak sekolah dan panitia MOS nya. Gadis yang sedang bahagia karena memasuki sekolah baru itu harus meregang nyawa.

Betapa hancur hati ayah dan ibu Puspita. Buah hati yang mereka rawat dari kecil, disayang dan tidak pernah diperlakukan kasar malah di sekolahnya disuruh melakukan aktivitas fisik ekstrem dan berakhir maut. Seharusnya aktivitas MOS seperti ini ditiadakan daripada kembali memakan korban.

BACA JUGA

Tak Mau Diajak Balikan, Gadis Ini Ditampar Dengan Sandal

Kisah Malang Pony, Orangutan Yang Dijadikan Pelacur

Indahnya Kerukunan, Masjid Dan Gereja Ini Bersebelahan

Model Sexy Beri Hadiah Untuk Suaminya Yang Dihukum Mati

Ditemukan Narkoba Dalam Burger Untuk Anak, Waspada!

Kisah-Kisah Tragis Bayi Yang Dibuang Oleh Orang Tuanya Sendiri

(vem/sya)
What's On Fimela