Tragedi 11 September 2001 adalah salah satu sejarah terkelam yang pernah dialami oleh Amerika. WTC Tower yang menjadi pusat perkantoran ditabrak oleh pesawat terbang yang dibajak, mengakibatkan banyak korban jiwa melayang dan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Sampai hari ini, banyak publik Amerika yang trauma dengan Islam, karena diindikasi bahwa teroris Islam lah yang membajak pesawat dan menabrakkan ke gedung WTC. Hingga kini banyak yang menganggap bahwa Islam adalah agama teroris, jahat, dan sebagainya. Namun Brandy Korman justru menjadi mualaf pasca tragedi 11 September.
Brandy Korman, wanita yang kini menggunakan hijab ini dulunya adalah mahasiswa Jurusan Bisnis di Universitas Indiana, South Bend. Saat tragedi 11 September terjadi, Brandy juga melancarkan aksi protes dan memandang Islam sebagai agama yang negatif. Lahir dari keluarga Katolik, Brandy tidak lantas sepenuhnya percaya dengan keberadaan Tuhan. Bertahun-tahun Brandy mencari makna Tuhan dan akhirnya dia menemukannya.
Brandy penasaran dengan Islam. Sembari melancarkan aksi protes menentang Islam, Brandy mencari tahu tentang Islam di internet. Setelah banyak membaca, mata Brandy perlahan-lahan terbuka. Saat itu, saya bukan sekadar ingin tahu. Apa yang ada di kepala saya adalah agama macam apa yang memerintahkan pemeluknya untuk membunuh orang," kata Brandy dalam buku 'Kutemukan Surga-Mu dalam Islam' halaman 56-57, seperti dikutip merdeka.com, Kamis (18/7).
Brandy pun semakin mempelajari Islam dengan lebih dalam dan membaca Al Qur'an. Dalam kitab Suci agama Islam itu, Brandy menemukan jawaban atas apa yang dipertanyakannya selama ini. "Ribuan halaman saya baca, dan saya tidak menemukan adanya ajaran Islam yang menyuruh orang untuk saling membunuh. Ajaran Islam mengajarkan manusia untuk berserah diri kepada Allah dan melarang membunuh orang yang tidak berdosa meskipun atas nama agama," terang Brandy.
Brandy menemukan jawaban tentang Tuhan. Brandy tidak lagi gundah, dan akhirnya memutuskan untuk datang ke masjid yang dikelola oleh Islamic Society of Michiana, yang terletak di kota South Bend dan bertemu dengan para muslimah.
Tiga bulan kemudian, Brandy menjadi Mualaf. Brandy mengganti baju ketat dengan pakaian longgar, menutup rambut dengan hijab. Brandy merasa damai ketika bersujud ketika salat, seolah Tuhan hanyalah satu jengkal di depannya. Brandy kini mengubah namanya menjadi Zahra Abaza, setelah menikah dengan seorang Muslim dari Alexandria, Mesir, Osama Abaza. Seorang yang dulu mengecam keras Islam, kini menjadi pejuang agama Islam. Brandy, yang kini kerap disapa Zahra, menjadi salah satu aktivis pada Islamic Society of Michiana.
BACA JUGA
Menyembuhkan Maag Dengan Berpuasa
Mitos TV, Faktor Keturunan, dan Kacamata Pada Gangguan Mata Anak
Ramadan Selebriti: Marshanda Asyik Masak Buat Anak
Mempelajari Hidup dari 4 Anak Kecil Shalat Tarawih
(vem/sya)