Kanker Paru, Kenali Penyebabnya Sebelum Jadi Korbannya

Fimela diperbarui 22 Jul 2013, 11:00 WIB

Kanker paru telah menjadi salah satu kanker yang paling banyak terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan data Badan Kesehatan Dunia atau WHO menunjukkan bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian tersering di antara jenis kanker lainnya.

Ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Merokok tetap menjadi faktor risiko paling utama, dan risiko ini akan meningkat seiring meningkatnya batang rokok yang Anda isap tiap tahun.

Selain asap rokok, ada beberapa faktor lain yang turut menjadi pemicu kanker paru. Baik yang berhubungan dengan asap rokok ataupun penyebab yang berdiri sendiri seperti paparan radon, asbes, berilium, dan bahan kimia lainnya, yang bisa saja terdapat di lingkungan sekitar Anda.

Dalam beberapa kasus, kombinasi berbagai jenis paparan lebih berbahaya daripada paparan tunggal karena dapat menyerang paru-paru secara bersamaan. Sekalipun asap rokok bisa menjadi penyebab paling dominan, namun zat-zat beracun yang secara sengaja ataupun tidak masuk ke dalam tubuh dapat menempatkan Anda pada risiko kanker paru. Zat beracun dapat bekerja sama memicu kanker, sekaligus melemahkan sistem kekebalan tubuh yang memungkinkan seseorang terkena kanker.

Bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker disebut dengan karsinogen. Penelitian menunjukkan bahwa karsinogen ini dapat masuk ke dalam tubuh dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Beberapa bahan kimia ini dapat menyerang materi genetik di dalam inti sel, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dari sel tersebut. Hal ini dapat menyebabkan mutasi gen, yang kemudian dapat menyebabkan kanker atau gangguan kesehatan lainnya.

Sayangnya, dari puluhan ribu bahan kimia yang digunakan saat ini, hanya sebagian kecil yang pernah diperiksa terhadap pengaruhnya bagi kesehatan. Bahkan, sebagian bahan kimia ini hanya diuji secara terpisah sehingga belum dapat diketahui jika terjadi gangguan kesehatan akibat paparan akumulatif.

Terdapat 4 tipe dasar interaksi berdasarkan efek yang diantisipasi akibat penyebab tunggal bahan kimia terhadap kanker:

  1. Aditivitas. Dapat terjadi ketika kombinasi dari dua atau lebih bahan kimia mempengaruhi respon seseorang. Contohnya, organofosfat insektisida diketahui berpengaruh terhadap konduksi saraf. Kombinasi dari dua insektisida organofosfat, sehingga tingkat toksisitas kombinasi ini pun sama dengan jumlah dari toksisitas keduanya.
  2. Antagonisme. Antagonisme bahan kimia terjadi ketika racun dalam obat-obatan mengenai tubuh. Contohnya, racun yang termakan dan masuk ke dalam tubuh akan terserap dengan adanya arang di dalam lambung.
  3. Potensiasi. Efek merugikan dapat terjadi ketika bahan kimia yang tidak memiliki sifat racun menjadikan bahan lain menjadi lebih beracun. Contohnya, kerusakan organ hati yang disebabkan oleh tetraklorida akan diperparah dengan hadirnya zat isopropanol.
  4. Sinergisme. Sinergi bahan kimia dapat terjadi ketika paparan satu bahan kimia tunggal menyebabkan peningkatan efek pada bahan kimia lainnya secara signifikan. Contohnya, paparan asap rokok dan asbestos menyebabkan peningkatan signifikan terhadap risiko kanker paru daripada hanya terpapar oleh salah satunya saja.

Dalam banyak kasus pada pasien kanker paru-paru, interaksi sinergi bahan kimia ini cukup berpengaruh. Kata sinergi mengacu pada interaksi dari dua atau lebih agen penyebab kanker sehingga jika dikombinasikan efeknya jauh lebih besar daripada penyebab tunggal.

Sebagai contoh, efek kesehatan yang merugikan akibat penggunaan pestisida. Tes lengkap dilakukan untuk menentukan apakah ada efek kesehatan yang mungkin terjadi pada manusia dalam berbagai tingkat paparan pestisida. Selama bahan kimia dalam makanan tetap di bawah tingkat aman yang dianjurkan dinas kesehatan, makanan tersebut dianggap aman.

Dalam praktek pertanian normal, sangat jarang sekali petani menggunakan satu jenis pestisida. Selain itu, pestisida yang digunakan juga mengandung kombinasi dari berbagai bahan kimia yang belum diuji keamanannya, sehingga, para petani juga rentan terhadap paparan bahan kimia dalam pestisida ini.

Belakangan ini, efek gabungan dari karsinogen telah dikenal sebagai penyebab kanker paru-paru, di samping asbes dan radon. Sedangkan penyebab lain bisa diakibatkan oleh bahan arsenik, bis-chloromethyl ether, kromium, formaldehyde, radiasi pengion, hidrokarbon aromatik polisiklik, debu logam, dan vinil klorida.

Berikut ini tabel faktor risiko seseorang terhadap kanker paru-paru berdasarkan tingkat akitivitasnya.

Aktivitas Risiko dalam prosentase
Perokok - kurang dari 1 bungkus per hari 15
Perokok - lebih dari 2 bungkus per hari 40
Perokok berat - telah 15 tahun berhenti 4-8
Pekerja yang terpapar asbes bukan perokok 5
Pekerja yang terpapar asbes dan perokok 90
Emphisema, bronkitis kronis 4
Perokok pasif 1.2 - 1.3

Jika Anda memiliki faktor risiko terkena kanker paru, sekaranglah saat yang tepat untuk hidup lebih sehat untuk mencegah serangan penyakit ini. Keep healthy!

BACA JUGA : Gigi Berlubang, Cegah Sebelum Terlambat

[initial]

(vem/df/dyn)