Bilal Philips, Mualaf Yang Memikat Hati Ribuan Orang

Fimela diperbarui 11 Jul 2013, 16:26 WIB

Mengubah keyakinan sepenuhnya dengan memeluk Islam, para mualaf punya pengalaman istimewa tersendiri di dalam hidupnya. Datang dari segala penjuru dunia, mualaf-mualaf tersebut merangkai cerita bagaimana mereka mulai memeluk Islam.

Uniknya, mereka datang dari latar belakang berbeda, yang mungkin sebelumnya tak pernah terpikirkan olehnya. Kemudian mereka menjalankan hidup sesuai perintah Allah SWT dan memperkenalkan Islam pada orang-orang di sekitarnya.

Inilah kisah seorang pria mualaf dari Kanada, seperti dikutip dari Merdeka.com

Nama aslinya Dennis Bradley Philips, namun sejak memeluk Islam, pria berdarah Jamaika ini mengubah namanya menjadi Abu Ameenah Bilal Philips.

Bilal dibesarkan dalam kultur musik Jamaika sehingga ia begitu mencintai musik dan memilih menjadi gitaris. Pria yang mengagumi Jimi Hendrix dan Bob Marley ini sempat berkuliah di universitas Simon Frasior, di Vancouver, Kanada. Kepiawaian bermain musiknyapun kerap dibawa saat ngamen di klub-klub atau cafe-cafe.

Kegemaran bermain musiknya inipun membuat pria kelahiran 6 Januari 1946 sempat berkunjung ke Malaysia dan Indonesia. Dan ketertarikannya akan Islam diawalinya saat berkunjung ke dua negara tersebut, sekitar 1960an silam.

Sekembalinya, pada 1973, Bilal kemudian memutuskan mempelajari Islam secara serius. Ia membaca semua buku-buku agama Islam, berdiskusi dengan cendekiawan muslim, hingga akhirnya memutuskan mengucapkan kalimat syahadat sebagai pengakuan Rasulullah sebagai junjungannya.

Menjadi mualaf kemudian membuat Bilal berhenti menjadi musikus dan mengaku tak nyaman lagi berkecimpung di dunia musik. Ia mengaku bahwa menjadi artis sangat rentan melanggar apa yang dilarang oleh Allah. Iapun kembali bersekolah dan mendaftarkan dirinya ke jurusan studi Islam di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Menurutnya, belajar langsung dari sumber klasik di kota-kota bersejarah akan membantunya belajar lebih dalam dan berbeda dalam menerjemahkan Islam secara murni.

Selesai sekolah dari Madinah, ia melanjutkan program masternya ke Universitas Riyadh. Sambil kuliah, Bilal nyambi menjadi pembaca acara Why Islam di Channel Two, sebuah stasiun televisi milik pemerintah Saudi. Acara ini sebenarnya seputar wawancara dengan para mualaf yang tertarik dan jatuh cinta pada Islam. Dan lewat acara tersebutlah, panggilan Bilal pada Islam semakin kuat, imannyapun semakin tumbuh mengakar di dalam dirinya. Iapun kemudian terinspirasi menulis buku bernafaskan Islam, di antaranya tentang Poligami dalam Islam dan Prinsip Dasar Iman dalam Islam.

3.000 orang tersentuh ucapan Bilal

Menyelesaikan gelar master tidak membuat Bilal puas. Ia kemudian bekerja di sebuah departemen agama yang berlokasi di markas besar Angkatan Udara Arab Saudi di kota Riyadh. Perang Teluk yang tengah berkecamuk membuat kondisi jadi semakin pelik. Irak bahkan menginvasi Kuwait karena menolak penghapusan utang luar negri Sadaam Husein. Di kala itu posisi Kuwait kewalahan dan akhirnya mendesaknya meminta bantuan ke Amerika Serikat. Negara adikuasa itupun kemudian mengirimkan pasukan yang membuat pangkalan di Arab Saudi.

Bilal kemudian kebagian tugas memberikan materi tentang Islam kepada pasukan asal Amerika serikat itu. Lewat pengetahuan yang diajarkan tentang Islam, Bilal berhasil menyentuh sekitar 3.000 serdadu Amerika dan membuat mereka memeluk Islam. Bilal mengajarkan bahwa Islam membenci kekerasan.

Seusai perang Teluk, Bilal dikirim untuk tetap mendampingi para tentara yang mualaf itu. Dengan bantuan para tentara beragama Islam, mereka membuat konferensi dan kegiatan serta pembangunan mushola di seluruh pangkalan militer mereka.

Kemudian menjadi 15 ribu orang

Tak berhenti puas dengan menggandeng 3.000 tentara Amerika Serikat memeluk Islam, Bilal kemudian hijrah ke Filipina. Ia kemudian mendirikan pusat informasi di Mindanao serta universitas berbasis Islam di Cotobato City. Tahun 1994, Bilal mendapat undangan bergabung dengan lembaga amal Dar Al Ber di Dubai, di sana ia kembali membentuk pusat informasi Discover Islam di kota Karama.

Proyek Bilal Philips berhasil. Dalam proyeknya saat itu, ia mengundang ulama dari berbagai negara. Dan dalam waktu lima tahun saja, pusat informasi itu telah membuat sekitar 15 ribu orang mengucapkan kalimat syahadat dan menjadi mualaf. Apakah Anda terinspirasi menjadi Bilal Philips lainnya dan menyuarakan kedamaian Islam di dunia? [initial]
BACA JUGA:

Kisah Inspirasi: Kekayaan Tak Akan Bisa Membeli Kebahagiaan

Kisah Menyentuh Cucu Yang Merekam Momen Sebelum Kematian Sang Kakek

7 Anak Dengan Perjuangan Hidup Luar Biasa

Pria Ini Bangun Taj Mahal Kecil, Bukti Cinta Untuk Mendiang Istrinya

Ayah, Akhirnya Aku Menikah

5 Manfaat Tersenyum, Ayo Jangan Pelit Senyum!

(vem/bee)