Bencana alam tidak mengenal waktu kapan akan datang dan menimpa banyak orang. Bulan Ramadan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim, diwarnai dengan bencana banjir di Cilacap, Jawa Tengah. Bila seharusnya mereka dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang, maka ujian berat yang harus dihadapi adalah rumah basah kebanjiran.
Hujan yang terus mengguyur membuat bencana banjir datang dan menggenangi beberapa desa di Cilacap, Jawa Tengah. Banjir setinggi 50 cm itu mengepung desa Ciklapa, Bumireja, Rejamulya, Jatisari, dan Tambakreja, Kecamatan Kedungreja, serta Desa Sidareja, Gunungreja, Sudagaran, Tinggarjaya, Sidamulya, dan Tegalsari, Kecamatan Sidareja. Warga menjadi kerepotan memindahkan barang, apalagi hari pertama puasa menjelang.
Nikmatnya sahur pun harus diwarnai dengan basah di atas air. Warga desa-desa itu tidak bisa sahur dengan tenang karena air masih menggenangi rumah mereka. Alhasil, Rabu dinihari (10/7) mereka bersantap sahur ditemani dinginnya genangan banjir. "Kami terpaksa makan sahur di atas air alias nongkrong di kursi karena ketinggian air mencapai 50 centimeter," ucap Gateng yang merupakan salah satu penduduk di desa Rejamulya, dikutip dari merdeka.com.
Walau begitu mereka semua tidak mengeluh. Bagi mereka, banjir adalah cobaan dan harus disyukuri karena tidak sampai harus mengungsi. Warga memang khawatir bila hujan turun lagi, maka ketinggian banjir bisa saja naik drastis. Karena itu mereka berharap agar banjir segera surut agar bisa lebih tenang menjalani ibadah puasa.
Warga Cilacap mengawali bulan suci dengan digenangi air dan sahur dalam keadaan banjir. Namun mereka tidak sedih, karena nikmatnya Ramadan bahkan dirasa lebih. Bersyukur adalah cara mereka untuk menghindari bersusah hati dengan keadaan, dan tetap menjalankan puasa dengan hati tenang.
BACA JUGA
Bijak Belanja Saat Diskon Ramadan
7 Menu Buka Puasa Berbahan Kelapa Muda
4 Bagian Tubuh Rasulullah Yang Tersimpan Utuh
(vem/sya)