7 Anak Dengan Perjuangan Hidup Luar Biasa

Fimela diperbarui 02 Jul 2013, 12:00 WIB

Masa kecil seharusnya menjadi masa indah yang diisi dengan bermain dan belajar. Anak-anak menikmati hidup mereka, tanpa menanggung beban berat di pundaknya. Namun 7 anak hebat ini berbeda. Mereka berjuang sekuat tenaga demi hidupnya, dan melakukan banyak hal berarti selagi mereka bisa. Walau masih kecil, mereka sudah melakukan hal-hal melampaui orang dewasa demi hidupnya.

Anak-anak ini berjuang melawan penyakit mematikan, bersembunyi dari kejaran NAZI hingga memperjuangkan kemerdekaan hidupnya. Mereka melakukannya dengan berani, tidak takut mati. Betapa mereka sudah merasakan rintangan hidup yang berat dan tak terbayangkan oleh orang dewasa. Inilah 7 anak yang memiliki kisah hidup dan perjuangan luar biasa, menginspirasi Anda.

BACA JUGA

Anda Berhak Berbahagia

Pria Ini Bangun Taj Mahal Kecil, Bukti Cinta Untuk Mendiang Istrinya

Robin Williams Dan Christopher Reeve Bersahabat Hingga Akhir Hayat

Kisah Guru di Pelosok: Murid Tak Naik Kelas, Diancam Parang

Kisah Mengharukan: Aku Ingin Ayah Selalu Mengingatku

Ayah, Akhirnya Aku Menikah

(vem/sya)
What's On Fimela
2 dari 8 halaman

Next

 

Hector adalah anak yang tinggal di Afrika Selatan. Pada masa itu, Afrika selatan masih diberlakukan politik apartheid yang membedakan antara kulit hitam dan kulit putih. Hector menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh tentara. Hector bersama ratusan siswa sekolah lainnya melakukan demo untuk penghapusan politik apartheid ini. Walau masih berusia 12 tahun, Hector tidak gentar dan ikut memperjuangkan diskriminasi atas kulit hitam itu. Anak yang dikenal cerdas di sekolahnya ini harus meninggal karena peluru panas menembus jantungnya.

3 dari 8 halaman

Nkosi Johnson (1989-2001)

 

Nkosi dilahirkan dengan membawa virus HIV dalam tubuhnya. Nkosi ditolak untuk masuk sekolah karena penyakitnya. Bocah kecil ini pun menjadi perhatian publik karena hal ini. Nkosi ingin sekolah, dia tidak ingin menyerah. Nkosi berkata bahwa semua manusia sama, dan berhak untuk hidup dengan layak. Nelson Mandela yang merupakan presiden Afrika Selatan kala itu memuji Nkosi dan semangatnya yang tak pernah padam. Nkosi akhirnya bisa bersekolah namun malang, penyakit HIV yang dideritanya merenggut keceriannya. Tidak lama kemudian, Nkosi meninggal dunia.

4 dari 8 halaman

Thandiwe Chama

 

Chama adalah salah satu aktivis termuda dalam sejarah. Chama memulai perjuangannya untuk pendidikan bagi setiap anak ketika dirinya berada di sekolah dasar. Suatu hari sekolah Chama ditutup karena tidak ada guru. Chama dan puluhan murid lain harus berjalan menyusuri jalan yang panas dan tak rata, demi mencari sekolah lain yang mau menampung mereka. Sejak saat itu, Chama mengkampanyekan pendidikan untuk semua, walau berada di pelosok sekalipun. Tidak hanya tentang pendidikan, Chama juga memperjuangkan hak-hak anak yang terkena HIV/AIDS untuk tetap bisa bersekolah dan bersosialisasi seperti yang yang lainnya.

5 dari 8 halaman

Next

 

Bocah laki-laki yang berasal dari India ini memiliki kisah hidup yang sangat menyentuh hati. Ketika masih berusia 4 tahun Iqbal dijual oleh kedua orang tuanya untuk bekerja di pabrik karpet. Di usia sekecil itu, Iqbal sudah bekerja keras lebih dari 10 jam sehari dengan makanan dan istirahat yang kurang. Ketika Iqbal beranjak dewasa, tubuhnya tidak lebih seperti anak berusia 8 tahun, kurus kering tak terurus. 

Setelah 6 tahun terkungkung sebagai budak, Iqbal pun kabur dan bergabung dengan Front Pembebasan Buruh bond Pakistan untuk membantu menghentikan pekerja anak di seluruh dunia,iqbal menolong lebih dari 3.000 anak Pakistan lepas dari perburuhan. Perjuangan Iqbal harus terhenti ketika di satu malam, dirinya dibunuh oleh orang-orang yang diduga tidak menyukai perjuangannya. Pemuda cilik inipun akhirnya harus menyerah pada pisau tajam yang menusuk perutnya hingga dalam.

6 dari 8 halaman

Next

 

Samantha di usianya yang masih belia, sudah berpikir jauh melampaui teman sebayanya. Samantha yang setiap menonton televisi bertanya-tanya kenapa perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tak kunjung reda. Samantha merasa iba kepada tentara-tentara yang harus gugur karena berperang. Pada bulan November 1982, ketika Smith berusia 10 tahun, dia menulis surat kepada pemimpin Uni Soviet Yuri Andropov,dia menanyakan mengapa hubungan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat begitu menegangkan.kemudian surat tersebut dimuat koran Soviet di Pravda. 

Tidak berhenti sampai di situ, gadis mungil dengan rambut pirang ini juga menulis kepada duta besar Uni Soviet. Perjuangan Samantha untuk meredam peperangan membuahkan hasil. Dirinya dinobatkan sebagai pembawa kedamaian dan konsolidasi damai antara dua negara ini mulai digulirkan. Sayangnya, Samantha harus pergi ke surga karena kecelakaan pesawat yang ditumpanginya.

7 dari 8 halaman

Om Prakash Gurjar

 

Gurjar sudah bekerja di ladang membantu orang tua nya sejak usianya masih 3 tahun. Beranjak remaja, Gurjar menyadari bahwa eksploitasi anak untuk bekerja adalah hal yang salah. Gurjar pun mengkritisi hal ini dan berusaha membebaskan anak-anak dari belenggu eksploitasi. Selain itu, Gurjar juga memperjuangkan akte kelahiran bagi setiap anak walau mereka lahir dari keluarga miskin. Tidak memiliki akte kelahiran berarti tidak memiliki fasilitas untuk asuransi sakit atau diperbolehkan sekolah. Gurjar ingin semua anak mendapatkan haknya dan tidak dieksploitasi oleh orang tuanya sendiri.

8 dari 8 halaman

Next

 

Gadis manis yang menjalani tahun-tahun terakhir hidupnya sebagai pelarian ini memang membuat hati ikut berduka. Anne mulanya hidup dengan bahagia dengan orang tuanya sampai NAZI memporak-porandakan segalanya. NAZI mulai memenjarakan orang-orang Yahudi, membunuh mereka dengan cara yang kejam. Keluarga Anne pun kabur dan hidup dalam pengejaran selama bertahun-tahun. Anne yang sebelumnya bersekolah harus meninggalkan buku pelajaran dan hidup dalam ketakutan. Setiap saat Anne dan keluarganya harus bersembunyi dari kejaran NAZI.

Anne mencurahkan cerita hidupnya ke dalam buku harian. Anne menulis bagaimana dia lari, bersembunyi, hidup dalam keadaan mencekam dan tidak tenang. Pada tahun 1945, Anne tertangkap dan akhirnya dibunuh secara massal. Buku harian yang ditulisnya kemudian diterbitkan dan menyentuh hati banyak orang.

Mereka memang masih anak-anak, tapi perjuangan mereka untuk mempertahankan hidupnya dan demi kebaikan orang lain patut dijadikan contoh. Walau hidup tertekan dan dalam bayang-bayang ketakutan, mereka tidak menyerah begitu saja. Anak-anak ini menginspirasi orang dewasa yang mengetahui kisah mereka untuk tidak takut melakukan perubahan yang membawa kebaikan.