Suu Kyi Perjuangkan Hak Menikah Beda Agama

Fimela diperbarui 26 Jun 2013, 11:45 WIB

Konflik di Myanmar masih terus berkelanjutan. Setelah kaum muslim diusir dari tempat tinggalnya dan mendapatkan penganiayaan, kini ada satu lagi permasalahan yang membuat Aung San Suu Kyi bersuara dan menyatakan pendapatnya. Baru-baru ini di Myanmar akan diberlakukan larangan bagi perempuan Buddha menikahi lelaki muslim dan pindah ke agama Islam. Bagi siapa pun melanggar maka akan dituntut sepuluh tahun penjara.

Peraturan ini dibuat berdasarkan hasil perundingan oleh 200 biksu yang berkumpul untuk membahas permasalahan konflik antar agama yang tak juga kunjung usai beberapa waktu ini. juru bicara para biksu sekaligus profesor di Universitas Budhha International Theravada, Dhammapiya mengatakan bahwa jatuh cinta adalah hal yang sah-sah saja namun tak seorang pun boleh memaksakan agama kepada siapa pun. Lebih lanjut Dhammapiya menambahkan bahwa peraturan ini dibuat untuk melindungi perempuan Buddha.

Di sisi lain, Aung San Suu Kyi yang selama ini menjadi pemimpin oposisi di Myanmar mengkritik proposal yang diajukan para biksu nasionalis Myanmar yang melarang perkawinan antara perempuan Buddha dengan laki-laki dari agama lain. Menurut Suu Kyi hal ini menggambarkan pelanggaran hak asasi manusia. Menurutnya bila memang dilarang, kenapa hanya perempuan saja dan bahkan sampai harus menerima hukuman. Lebih jauh Suu Kyi menjelaskan bahwa aturan tersebut tidak ada dalam agama Buddha.

Konflik berkepanjangan antara kaum Buddha dan Muslim di Myanmar memang merembet pada berbagai aspek, salah satunya adalah pada masalah pernikahan ini. Biksu Wirathu yang dikenal sebagai pemuka agama Buddha di Myanmar mengajukan usul bahwa laki-laki bukan dari agama Buddha yang ingin menikah dengan perempuan Buddha harus pindah agama terlebih dahulu dan memperoleh izin dari orang tuanya untuk menikah. Bila tidak maka ancaman resiko dipenjara selama sepuluh tahun sudah menanti di depan mata.

Suu Kyi berusaha untuk menghapuskan wacana ini karena baginya hal ini malah akan membuat runcing konflik yang sudah memanas selama ini. Suu Kyi mengkampanyekan untuk kerukunan hidup antar beragama dan meredam segala perbedaan agar tidak menjadi konflik yang berkepanjangan. Suu Kyi mengaku bahwa dirinya sedih melihat Myanmar tidak juga keluar dari tragedi kemanusiaan yang sering menjadikan wanita sebagai korbannya.

BACA JUGA

Sakit Hati Diperkosa, Gadis Ini Membunuh Ayahnya

Indonesia Rawan Bencana, Yuk Waspada Gempa!

Kisah Darin Mumtazah, Gadis Muda Yang Jadi Istri Ketiga

Kejamnya, Cemburu Buta Suami Tega Bunuh Istrinya

Hot News: Perseteruan Yoyo Padi Dan Erie Susan

Akibat Asap di Riau, Banyak Bayi Terkena Radang Paru-Paru

(vem/Sya)