Memudarnya Kualitas Kebersamaan Keluarga

Fimela diperbarui 18 Jun 2013, 11:00 WIB

Setiap orang tua menyadari  bahwa kebutuhan anak yang utama adalah perhatian dan kasih sayang. Berdasarkan hasil riset Ipsos dan Oreo 2011, hal ini pun disadari oleh 79 persen orang tua di Indonesia yang menyatakan bahwa menghabiskan waktu bersama keluarga merupakan hal yang terpenting. Namun, kesibukan orang tua dalam usaha memenuhi kebutuhan ditambah lagi dengan kepadatan jadwal anak  di sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler menjadikan  37 persen orang tua merasakan tantangan untuk mendapatkan waktu bersama di sela kesibukan anak – anak mereka. Bahkan 4 dari 10 orang tua mengaku lebih mudah mengatur jadwal di kantor dibandingkan  dengan mengatur jadwal untuk berkegiatan  bersama anak  – anak mereka  sebagaimana dikeluarkan hasil riset Ipsos dan Oreo tahun 2011.

Solusi Yang Sering Dianggap Tepat

Agar perhatian  dan kebersamaan dapat di rasakan oleh orang tua dan anak-anaknya, keluarga satu sama lain mencari  cara  dengan berkomunikasi di antara selingan jarak dan waktu.  Teknologi muncul sebagai salah satu solusi  yang dianggap tepat, seperti  hasil Ipsos dan Oreo tahun 2011  yang menyatakan 70 persen keluarga di dunia, termasuk Indonesia, juga menganggap bahwa teknologi dapat membantu anggota keluarga mereka untuk dapat terus saling  berhubungan  meskipun ada dampak lainnya yang dirasakan. Salah satu dampak yang dirasakan dengan komunikasi di udara adalah kurangnya informasi dan pengawasan. Selain itu, ketergantungan memegang gadget, sebagai salah satu contoh teknologi terkini sering terlihat yang mana orang tua dan anak terlalu konsen sehingga momen kebersamaan dalam satu waktu tidak tercapai dengan maksimal.

Peranan Teknologi Gadget di Dalam Sebuah Keluarga

Di zaman modern seperti saat ini, teknologi  seperti gadget tidak hanya mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk berkomunikasi namun juga sudah disertai dengan berbagai fitur yang cukup menarik.

Sebagai orang tua, kita harus jeli memilih teknologi yang akan kita pilih untuk dipakai karena terkadang tanpa disadari  teknologi  berfungsi sebagai  pengalihan perhatian dari kesibukan yang ada sekaligus sebagai salah satu medium  perubahan dalam mempertahankan otoritasnya sebagai  orang tua. Di sisi lain, sang anak yang sudah terbiasa lebih memilih teknologi sebagai teman yang selalu ada buat mereka.

Salah satu hasil penelitian Indonesia's Hottest Insight 2013, menunjukkan 85 persen anak-anak memiliki kebiasaan memotret dengan telepon genggamnya dan 51 persen anak meminta hadiah smartphone atau gadget canggih saat naik kelas atau lulus. Hal ini pun diungkapkan oleh hasil Ipsos dan Oreo tahun 2011 di mana 4 dari 10  orang tua Indonesia  yang merasakan bahwa  anak-anaknya lebih memilih bermain dengan gadget dibandingkan berinteraksi langsung dengan mereka. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka interaksi langsung antara anak dan orang tua dapat memudar dan berakhir dengan hilangnya momen kebersamaan. Apakah kita ingin keberadaan kita akan tersingkirkan oleh gadget?

Bagaimana para orang tua menjaga kualitas momen kebersamaan?

Menurut psikolog  anak dan keluarga, Anna Surtiariani, S.Psi., M.Si., untuk mencegah  kualitas momen kebersamaan keluarga agar tidak memudar akibat teknologi, orang tua harus mempunyai batasan dan wawasan yang cukup agar teknologi dapat digunakan secara bijak karena orang tua bertanggung jawab atas setiap informasi yang diterima oleh anaknya melalui teknologi.

Anna pun menambahkan,  “Disiplin adalah kuncinya! Kita semua, baik anak maupun orang tua
mempunyai kesibukannya masing  – masing namun ketika tiba waktunya untuk berinteraksi langsung tinggalkan rutinitas dan gadgetmu lalu gunakan waktu tersebut dengan sebaik – baiknya untuk dapatkan momen berkualitas bersama keluarga.”

Tambah Anna, “Sebelum kita  perkenalkan  gadget pada anak kita, ada baiknya kita ketahui dampak positif dan negatif dari sebuah kecanggihan teknologi” Faktor-faktor positif dan negatif yang dilihat adalah:

Dari segi positif:

1. Melalui  gadget, kita dapat saling  berkomunikasi dan  memantau keadaan sesama  anggota
keluarga Membuat anak menjadi tambah wawasan dan tertarik untuk belajar, di mana disediakan waktu untuk dapat bermain sebagai motivator untuk anak berprestasi

2. Membantu para orang tua untuk mengingatkan jadwal kegiatan anak – anak mereka.

3. Mempunyai fitur di dalam gadget seperti alarm untuk mengingatkan kita untuk tinggalkan rutinitas dan saatnya bermain dengan anak-anak.

4. Meningkatnya wawasan anak dan kemampuan berpikir strategi

5. Dapat mempelajari kemampuan berbahasa lain dengan lebih cepat.

Dampak Negatif:

1. Anak  – anak bisa menjadi ketergantungan dengan teknologi, dimana ketergantungan ini akan memperlama waktu untuk melakukan aktifitas fisik, Hal ini menjadikan ketrampilan motorik anak  kurang terasah yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai keluhan tentang kemampuan belajar anak.

2. Kecanduan pada teknologi juga membuat anak kurang mengeksplorasikan dunia emosi pribadi yang menyebabkan kedalaman emosional kurang berkembang.

3. Anak – anak dan orang tua tidak mempunyai momen kebersamaan yang berkualitas karena akan sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

4. Anak – anak menjadi anti sosial karena sudah menemukan dunianya sendiri

5. Kemampuan anak dalam bersosialisasi juga menjadi kurang baik. Emoticon yang terbatas  variasinya membuat anak kurang memahami bahasa non-verbal sehingga tidak mampu menangkap & mengekspresikannya dengan baik.

6. Dengan bantuan internet dan tanpa pengawasan, anak  – anak akan mendapatkan informasi yang tidak diperlukan bahkan berbahaya untuk mereka.

Gunakan gadgetmu secara bijak dan tetap ciptakan momen kebersamaan bersama keluarga!

(vem/dyn)