Kisah Wartawan Menjadi Korban Penembakan Saat Demo BBM

Fimela diperbarui 19 Jun 2013, 14:45 WIB

Demo menolak kenaikan harga BBM terjadi di berbagai kota dan provinsi. Tidak hanya berlangsung di Jakarta, namun juga di Bandung, Riau dan Jambi. Banyaknya demo yang terjadi di berbagai lokasi sedikit banyak berpengaruh terhadap kestabilan keamanan. Apalagi banyak demo yang berakhir ricuh seperti membakar ban atau memenuhi jalan raya. Pihak kepolisian pun menerjunkan personelnya untuk mengamankan aksi-aksi demo yang berlangsung dari pagi bahkan hingga malam hari.

Sulitnya mengatur para demonstran membuat pihak kepolisian sedikit kewalahan. Sebenarnya demo bisa berlangsung tertib dan damai namun terkadang demonstran melakukan aksi yang membuat para personel kepolisian yang mengamankan demo mengambil tindakan. Namun sayang, kali ini bukan demonstran yang terkena, malah seorang wartawan yang sedang meliput menjadi korbannya.

Seorang wartawan dari Trans7 bernama Anton mengalami luka tembak di bawah mata sebelah kanan saat meliput aksi demonstrasi gabungan mahasiswa Jambi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di gedung DPRD Provinsi setempat (17/6). Anton yang tengah meliput jalannya aksi demo, polisi yang menyemprotkan gas air mata ke arah demonstran tidak mengontrol keadaan tabung gas air mata tersebut. Proyektil pada tabung gas tersebut ikut melesat ke udara dan mengenai pelipis bawah mata Anton.

Kini Anton dirawat di rumah sakit RSU Jambi dan mendapat perawatan intensif dari pihak media. Keadaan Anton sudah mulai membaik dan sudah sadarkan diri. Anton mengaku khawatir bila lukanya kelak bisa membuatnya menderita cacat. Pihak kepolisian sendiri mengatakan bahwa akan menanggung seluruh biaya pengobatan Anton. "Saya sudah bertemu langsung dengan korban (Anton), istri, serta orang tuanya. Saya sampaikan permintaan maaf. Kami akan perhatikan kesehatan korban hingga benar-benar sembuh," ujar Kapolda Jambi Brigjen Satriya Hadi Prasetya dikutip dari merdeka.

Di Indonesia sepertinya demonstrasi identik dengan kerusuhan dan bentrok dengan aparat keamanan. Begitu susah untuk menciptakan kondisi demo yang kondusif dan tidak saling merugikan. Menyampaikan aspirasi memang menjadi hak setiap warga negara namun seharusnya tidak menjadi momen yang malah membuat orang-orang yang tidak bersalah menjadi korbannya. 

BACA JUGA

Jokowi Buat Perubahan Untuk Jakarta, Apa Saja?

Kisah Suryati, Kepalanya Dipalu Oleh Pacar Sendiri

Nazar Bertaruh Nyawa Bertarung Dengan Beruang

Kisah Pegawai Hidup Di Perbatasan Negeri

Mayat Bayi Dibuang, Ditemukan Di Tempat Sampah

Sopir Ceroboh, Metromini Tabrakan Dengan KRL

(vem/Sya)
What's On Fimela