Kegiatan yang berhubungan dengan alam selalu memiliki tantangan dan kesenangan tersendiri. Bagi yang menyukai petualangan dan kegiatan outdoor, mengikuti kegiatan pramuka tentu membantu memenuhi keinginan untuk berpetualang. Namun terkadang ada banyak halangan ketika akan melakukan aktivitas outdoor seperti cuaca dan kondisi tempat yang tidak memungkinkan. Bila diteruskan, bisa saja mengundang mara bahaya.
Satu lagi seorang pemuda yang memiliki semangat tinggi harus kehilangan nyawa karena melakukan kegiatan alam. Anak Agung Gusti Ngurah Krisna Yana (berusia 26 tahun) meninggal dunia akibat terjatuh ke jurang di kawasan wisata alam Tanah Wuk, Sangeh, Kabupaten Badung. Krisna adalah wartawan dari Bali Travel Newspaper yang juga menjadi pembina Pramuka untuk SMP N 3 Denpasar, Bali. Krisna dan beberapa temannya menyusuri kawasan wisata itu guna melakukan survei lapangan untuk kegiatan tanda jejak Pramuka.
Pada saat melakukan survei ini, Krisna memilih jalur jalan setapak yang berbeda dengan teman-temannya. Jalur itu bukanlah jalur umum. Beberapa saat setelahnya, Krisna jatuh terperosok dan tersangkut di pohon Enau. "Berdasarkan hasil komunikasi dengan penyidik, Krisna ditemukan di tebing di kawasan Tanah Wuk, tersangkut di pohon Enau. Bahkan Krisna sempat menelepon temannya memberitahukan bahwa ia terjatuh," ujar Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit, minggu (16/5) dikutip dari merdeka.
Teman-teman Krisna telah usai mencari jejak namun Krisna belum juga tampak. Mereka mulai khawatir dan mencari Krisna sampai akhirnya mereka menemukan Krisna sudah terperosok jatuh ke dalam jurang. Tanpa menunggu lama, mereka langsung menyelamatkan Krisna namun sayang Krisna sudah dalam keadaan tak bernyawa. "Sampai di RSUP Sanglah sudah dalam kondisi meninggal dunia," tukas Putu dikutip dari merdeka. Krisna diduga meninggal karena luka-luka akibat terjatuh di tangan dan kakinya serta kepalanya terbentur.
Keluarga Krisna tidak percaya akan musibah yang menimpa putra kesayangannya. Ibunda Krisna sampai menangis histeris tak kuasa menahan kesedihan. Ayahanda Krisna pun lemas melihat anaknya terbujur kaku tak bernyawa.
"Saya sebelumnya tidak mempunyai firasat apa-apa," kata ayah kandung Krisna, Wisnu Wardana. Krisna selama ini dikenal sebagai orang yang baik hati, ramah, mudah bergaul dan penurut kepada kedua orang tuanya. Ketika jenazah Krisna tiba di rumah sakit Sanglah, keluarga dan teman-teman Krisna sudah berkumpul di sana. Kini Krisna telah dibawa pulang ke kediamannya di Tabanan, Bali. Selamat jalan, Krisna. Semoga esok hari tidak ada lagi yang meregang nyawa karena melakukan kegiatan alam sepertinya.
BACA JUGA
Rumah Rubuh, Satu Keluarga Menjadi Korbannya
Kisah Kelam Institut Calon Pegawai Pemerintahan
Gadis Ini Menghilang Diculik Teman Yang Baru Dikenal
(vem/Sya)