Hujan Abu Merapi Kembali Terjadi di Magelang

Fimela diperbarui 15 Jun 2013, 09:25 WIB

Gunung merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di dunia. Beberapa tahun lalu Gunung Merapi sempat hampir meletus dan menyebabkan adanya awan panas dan seluruh wilayah Yogyakarta serta Magelang dalam keadaan siaga. Selain awan panas, abu juga seolah menjadi pengganti air hujan dan jatuh sepanjang hari. Beberapa hari ini merapi mulai menunjukkan keaktifannya lagi. Hujan abu kembali terjadi dan mengguyur dua kecamatan di Magelang, Jawa Tengah.

Hujan abu tipis yang terjadi di sekitar lereng Gunung Merapi terjadi karena sekitar pukul 09.15 WIB (14/06) telah terjadi peningkatan kegempaan. Tekanan dari dalam gunung legendaris itu menghasilkan asap sulfatara berhembus dari puncak Merapi. "hembusan berwarna putih kecoklatan, estimasi dengan ketinggian kurang lebih 100 meter dari arah Timur ke arah Barat terlihat dari CCTV yang dipasang di sekitar Kali Gendol terjadi pada pukul 19.15 WIB," ujar Petugas Pengamatan Pos Merapi Ngepos di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jateng Heru Suparwoko Jum'at(14/6) dikutip dari merdeka.com. Asap inilah yang membawa abu dan akhirnya jatuh di dua kecamatan.

Asap ini kemudian menjatuhkan hujan abu di radius 20km dari lereng Gunung Merapi, kedua wilayah itu adalah Kecamatan Muntilan dan Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain hujan abu, bau belerang yang tajam juga merebak pada daerah yang terkena hujan abu tersebut. Masyarakat yang tinggal di daerah dekat dengan Gunung Merapi sedikit banyak sudah terbiasa dan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan bila Merapi semakin aktif dan statusnya meningkat. Namun bau belerang dan abu itu sebenarnya tidak baik untuk kesehatan terlebih paru-paru dan pernapasan. Fenomena Merapi yang mengakibatkan hujan abu ini sudah terjadi sebanyak empat kali paska erupsi Merapi pada tahun 2010 lalu hingga sekarang. Pasalnya, sampai saat ini Merapi masih berstatus aktif normal seperti biasanya.

Hujan abu yang terjadi selama sekitar 45 menit ini membuat atap-atap rumah warga dan jalan-jalan umum menjadi tertutup abu walau tidak tebal. "Status masih aktif normal dan hembusan dimungkinkan akan terjadi kembali sewaktu-waktu," tukas Heru lagi. Heru menyarankan agar warga waspada dan selalu siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi. Selain itu sebaiknya pendakian ke Merapi dihentikan terlebih dahulu karena membahayakan.

Tinggal di daerah sekitar gunung berapi memang tidak pernah mudah. Selain rawan bencana, juga harus selalu waspada kalau gunung tersebut mulai menunjukkan keaktifannya. Selalu mempersiapkan diri dan berhati-hati serta mengikuti perkembangan terbaru dapat menghindarkan kita dari bencana alam yang tidak diinginkan karena kita bisa segera melakukan evakuasi dan tindakan.

BACA JUGA

Tersangkut Korupsi, Kusdinar Tidur di Masjid Setiap Hari

Kisah Adik Obama Mengunjungi Yogyakarta

Kapal Pesiar Mewah Yang Membuat Anda Ingin Keliling Dunia

Pengemis Ini Dapat Ratusan Juta Rupiah dan Tinggal di Rumah 4,5 Miliar

Hati-Hati Bawa Barang Ini Ketika Berlibur

(vem/Sya)