Kisah Tragis Remaja Menjemput Ajal di Tangan Kekasihnya

Fimela diperbarui 08 Jun 2013, 12:00 WIB

Masa remaja merupakan masa-masa paling menyenangkan dan penuh dengan kebahagiaan. Usia-usia belasan adalah saat-saat mencari jati diri dan mulai mengenal rasa cinta. Jatuh cinta, mencintai dan dicintai serta ingin memiliki orang untuk diajak berbagi. Kisah kasih yang seharusnya membawa tawa, malah berakhir duka. Kurangnya kontrol orangtua dan minimnya pengetahuan tentang seks bisa membuat remaja terjerumus ke dalam lembah salah pergaulan. Tidak hanya merusak masa depan, tapi juga berakibat fatal. Kisah cinta kebablasan yang dilakoni oleh Fitri, remaja berusia 14 tahun ini berakhir dengan menjemput ajal di tangan kekasihnya. Fitri dibunuh oleh pacarnya sendiri, yang notabene remaja seperti dirinya.

Fitria Putriani, remaja berparas cantik yang duduk di bangku SMP ini ditemukan sudah tidak bernyawa oleh Suliati. Jasad Fitri ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan. Setengah telanjang dan tubuhnya memar seperti sehabis terkena kekerasan. Suliati pun segera melaporkan hal ini kepada Polisi. Oleh polisi, jasad yang ditemukan oleh Suliati pun diautopsi dan kemudian diketahui bahwa jasad itu adalah Fitri Putriani. Beberapa hari sebelumnya, Fitri memang dilaporkan menghilang dari rumah dan tidak diketahui keberadaannya. Malang nasib Fitri, dia ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Polisi pun segera mengusut kasus ini. Tidak jauh dari jasad Fitri, ditemukan barang-barang miliknya yaitu tas dan seragam sekolah. Orangtua Fitri tidak sanggup menahan kesedihan dan kehilangan mereka karena kepergian putri tercinta. Ibunda Fitri menangis dan lemas tak berdaya. Ayah Fitri meminta kepolisian untuk mencari pelaku pembunuh anaknya. Mengejutkan, ternyata pembunuh Fitri adalah kekasihnya sendiri yaitu IF (nama disamarkan). Dengan keji, IF meregang nyawa Fitri menggunakan tali pramuka yang ada di dalam tas sekolah Fitri. Tidak hanya itu, sebelum membunuh Fitri IF ternyata melakukan kekerasan seksual dan fisik kepada Fitri. IF yang masih berusia 15 tahun itu membeberkan alasannya kenapa dia membunuh kekasihnya itu.

IF berkata bahwa Fitri mendatanginya dan mengajaknya menikah karena mengaku tengah mengandung. Bingung, murka dan frustasi serta gelap mata membuat IF menyerang Fitri kemudian melakukan tindakan kejahatannya. Takut ketahuan, IF membuang jasad dan barang-barang Fitri ke tempat sampah. Gadis manis itu diakhiri hidupnya dengan semena-mena. IF kini telah ditangkap oleh pihak Kepolisian Tulungagung dan dalam proses hukum. Pihak medis pun mengecek apakah benar Fitri hamil namun faktanya ketika ditemukan jasad Fitri menggunakan pembalut dan kemungkinan sedang datang bulan.

Pentingnya edukasi dan pengawasan orangtua terhadap anak remaja kian jelas perannya. Remaja butuh bimbingan agar mengetahui apakah yang dilakukannya salah atau sudah benar. Sudah saatnya tembok kaku antara orangtua dan anak tidak lagi ada agar anak leluasa bercerita kepada orangtua. Kepedulian orangtua kepada anak tidak hanya sebatas materi, tapi juga edukasi agar anak tahu harus bagaimana melewati masa remaja tanpa harus terperosok dalam kesalahan besar di hidupnya.

(vem/Sya)
What's On Fimela