Soomro Memperjuangkan Keadilan di Tengah Derasnya Ancaman

Fimela diperbarui 10 Jun 2013, 10:10 WIB

Menjadi wanita memang tidak pernah mudah. Selain memiliki banyak peran, wanita juga harus menjaga kehormatan. Susah payah menjaga diri, namun terkadang cobaan tidak dapat dihindari. Orang-orang tidak bertanggung jawab di luar sana dengan tanpa perasaan menyakiti dan merenggut harga diri. Tidak hanya sakit hati, beban mental yang didapatkan akibat perbuatan tidak terpuji ini juga menekan diri. Lukanya tidak akan pernah sembuh seumur hidup dan tidak akan hilang ataupun redup.

Kisah mengiris hati ini datang dari seorang remaja yang mendapat cobaan berat dalam hidupnya. Soomro, seorang gadis asal Pakistan yang diperkosa ketika masih berusia belia ini sungguh membuat trenyuh hati. Bagaimana tidak, ketika masih berusia 13 tahun, Soomro dinodai oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Bertahun-tahun Soomro diam, hingga pada akhirnya Soomro memiliki keberanian untuk melaporkan laki-laki tersebut. Bukan dukungan yang didapat, malah ancaman bertubi-tubi yang dituainya. Mulai dari dijauhi oleh tetangga dan masyarakat sekitarnya, hingga teror fisik seperti perlakuan kasar kepada ayah dan saudaranya. Semua ini berawal ketika masyarakat beranggapan bahwa kasus pemerkosaan adalah aib dan memalukan kaumnya.

Keluarga Soomro tidak tinggal diam dalam menghadapi tekanan dari masyarakat kepada putrinya. Mereka mendukung Soomro sepenuhnya bahkan mempertaruhkan nyawa mereka. Kakak laki-laki Soomro diketahui tewas terbunuh oleh orang yang tidak dikenal berkaitan dengan kegigihannya membela adik tercinta. Soomro tidak patah arang walau tekanan dan ancaman terus menerpanya, karena Soomro yakin bahwa keadilan harus diperjuangkan dan pelaku kejahatan haruslah diganjar dengan hukuman. Walaupun bertahun-tahun Soomro diam bukan berarti dirinya melupakan perbuatan asusila yang menimpanya.

Perjuangan Soomro untuk mendapatkan keadilan rupanya tidak hanya mendapat pertentangan dari masyarakat, namun juga dari pihak penegak keadilan sendiri. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Soomro yang ingin memenjarakan pemerkosa nya malah dituduh oleh hakim hanya berhalusinasi tentang tragedi pemerkosaan nya. Soomro semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak, namun gadis tegar ini tidak pernah menyerah.

Kegigihan Soomro mendapatkan perhatian dan simpati dunia. Seorang sineas membuat film dokumenter yang berjudul 'Diburu di Pakistan' yang menceritakan tentang pengalaman buruk Soomro dan kegigihannya untuk mendapatkan keadilan. Film dokumenter ini diputar di Festival Film Sundance dan menarik simpati banyak orang serta mendapatkan banyak apresiasi. Kisah hidup Soomro yang penuh dengan rintangan membuat masyarakat dunia memberikan dukungan kepadanya.

Walaupun mendapatkan banyak rintangan dan ancaman, Soomro berkata bahwa dirinya akan terus memperjuangkan keadilan untuknya. "Aku tidak akan membiarkan orang yang telah berlaku jahat kepadaku mendapatkan kebebasan untuk mengulangi perbuatannya" , tegas Soomro dengan sorot mata gigih dan kuat. Kegigihan dan tekad kuat Soomro dapat menjadi motivasi bagi kita bahwa keadilan haruslah diperjuangkan walaupun banyak rintangan menghadang.

Mungkin Soomro adalah salah satu wanita yang mendapatkan cobaan besar dalam hidupnya dan rintangan berat dalam hari-harinya. Masyarakat yang seharusnya memberikan dukungan moril malah menekannya dan menuduhnya sebagai gadis labil. Soomro pantang menyerah karena dia tahu bahwa dia tidak bersalah. Memperjuangkan kebenaran kadang tidak mudah namun keadilan harus selalu ditegakkan. Soomro memberikan contoh bahwa jangan pernah takut melangkah walau rintangan menghadangnya dari berbagai arah. 

(vem/Sya)